-Balada Tanah Pemakaman-

151 10 0
                                    

Angin meluruhkan bau tanah pemakaman yang menyengat hingga merasuki kulit. Mencabik daging menghancurkan belulang.

Kau berjalan di antara perkuburan, tak sadar akan jerit pilu yang diperdengarkan para penghuni tanah perkuburan. Abai kala setiap tangan pucat bersiap menggapaimu. Jiwamu memberontak. Berbisik untuk meraih satu tangan pucat yang hendak menggapaimu, namun kaki dengan keras kepala kau ayunkan. Berjalan menjauh. Meninggalkan jerit pilu para penghuni tanha perkuburan.

Genderang serta syair pujian dikumandangkan. Berharap meredam amarah para penghuni tanah perkuburan. Jiwa yang tersesat, daging yang tercabik juga belulang yang perlahan hancur. Melenyapkan pilu yang tak terlihat ujungnya.

Wahai engkau yang bertakhta di antara dua dunia, memikul luka para penghuni tanah perkuburan, kenapa tak kunjung kau akhiri tangis mereka? Hancurkan saja segala amarah yang membayangi jiwa. Leburkan saja raga yang memberontak tiada henti. Butakan juga cinta yang justru memerangkapmu di tanah berbau bangkai ini. Tidak kah kau mau pergi melepaskan rantai yang mengekangmu?
Menggergaji setiap untaian rantainya hingga lepas engkau dari belenggu?

Wahai kau sang penjaga tanah para orang mati, apakah hidup sudah begitu melelahkan buatmu? Menyaksikan satu persatu raga yang dikubur tanah. Ditinggalkan dan dilupakan. Apa... hidupmu juga berakhir saat kau memutuskan berada di sisi ini? Di sisi para orang mati.

Duhai jiwa yang sengaja menyesatkan diri, tidak bosankah engkau berdiri di hadapan batu nisan sembari menahan diri? Tiada doa yang kau ucap. Cuma mata yang menatap hampa. Apa kau harus berkelana di tengah jiwa mati tanpa raga?

Menyiksa jiwa. Memaksa raga menyerah.

Tidak tahukah engkau wahai pelayan para orang mati? Jika di dekat nadimu, bergerak pelan malaikat yang siap mengambil nyawa. Memaksa engkau mati dan akhiri segala lelucon orang mati yang kau temani.

Lalu pada bisik malam sebelum malaikat menyapa, berbalik engkau pada gemintang. Matamu kosong tanpa penghidupan. Kau ambil secangkir anggur keabadian. Menyesapnya nikmat tanpa tahu raga tenggelam bersimbah darah di bawah kakimu.

Kau lupa. Si pemilik tanah perkuburan, sang penjaga para orang mati selalu punya cara memilih jiwa yang akan menghuni tanah para orang mati.

Kau lupa jika di antara para malaikat pencabut nyawa kau lah yang berperan menguliti para pendosa. Menyesap darah yang bersimbah, melumat daging busuk penuh dosa.

Kau tidak ingat jika tangan pucat yang hendak menggapaimu, sungguhan ingin menyeretmu ke dasar neraka. Mencercamu dengan gaung paling memilukan yang tak akan pernah kau tinggalkan.

Dan sekarang, di tanganmu sebuah gergaji tersimpan dalam diam. Cecar darah masih berjatuhan. Cincangan kecil daging masih tersisa di geriginya. Kau bahkan tidak ingat jika detik ini di bawah kakimu, tergeletak seonggok tubuh mati dengan tubuh yang tercerai berai.

Kau selalu tidak bisa mengingatnya. Tidak pernah. Karena yang kau pahami hanya mengembalikan jasadnya pada tanah orang mati.

Tanah dingin yang kau buat perumahan bagi jiwa-jiwa yang kau ambil nyawanya.

.

.

.

Wahai para pendosa, bersimpuhlah. Biar penjaga para orang mati ini menyampaikan salam malaikat maut pada raga kotormu.

Kupastikan tanah para orang mati menerimamu.

.

.

.

Hahahahahahaha saya awalnya niat nulis gore hard content, tapi ternyata jadinya dark prosa.

Gore hard content nya saya simpen buat nanti. Semoga berhasil.

-5 Agustus 2019-

Darkness Over YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang