Chapter 8 : Mencari Identitas

389 51 9
                                    

        Jungkook membiarkan Suga berjalan sendirian dalam kegelapan, sementara dia memastikan tidak ada yang mengikuti mereka sampai ke tempat ini. Ketegangan masih mencengkeram pemuda itu setelah meninggalkan Klub Volnost. Mengingat apa yang terjadi di sana, wajar jika Jungkook masih dihinggapi perasaan takut. Ini pertama kalinya dia terlibat dalam kekacauan seperti itu dan ketakutan setengah mati saat terjadi baku tembak di sana.

        Suga Hyung bisa saja tewas di sana. Mengingat hal itu sukses membuat darahnya berdesir. Berlari memasuki ke gelapan, dengan terburu-buru Jungkook menuruni tangga, mencari panel pintu dan masuk. Orang pertama yang dicarinya adalah Suga. Namun dia tidak segera menghampiri pemuda itu saat dilihatnya Suga terpaku di depan wastafel.

        “Hyung...”

        Suga menoleh, lantas beranjak dari sana dan menarik kursi untuk duduk setelah menanggalkan jaketnya.

        Jungkook menarik kursi di seberang meja, menatap wajah pucat Suga dengan saksama. “Kau tidak terluka, kan?”

        Suga menjawabnya dengan gelengan pelan.

        “Apa yang terjadi saat kau nyaris tidak bisa lolos dari sana?”

        Tatapan dingin Suga menatap Jungkook. “Aku hampir mati. Tapi aku masih hidup berkat ini...”

        Jungkook tersentak ketika Suga menaruh senjata yang diambilnya dari dalam pakaiannya. “Dari mana kau mendapat senjata itu?”

        “Ketua yang memberikannya,” jawab Suga sambil menundukkan wajah, rautnya tampak muram. “Pak Tua itu... sekali lagi dia menjadikanku pembunuh.”

        Jungkook tidak dapat menyembunyikan raut terkejutnya, hingga spontan bertanya, “Siapa yang kau bunuh?”

        Lama sekali Jungkook menanti jawaban Suga. Hingga Jungkook berpikir jika Suga tidak akan menjawab pertanyaannya. Tapi tak lama kemudian pemuda bermata sipit itu membuka mulut.

        “Tiga orang anak buah Ketua... aku membunuh mereka. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku tidak akan pernah membunuh lagi. Tapi hari ini, aku melakukannya.”

        Ada kepahitan dalam suara Suga hingga membuat Jungkook tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya menatap kepergian pemuda itu, lantas Jungkook sendiri beranjak ke tempat tidurnya. Akan tetapi matanya enggan untuk terpejam. Kejadian beberapa saat lalu masih membayangi Jungkook, termasuk keanehan pria bernama Seo Joon. Yang sampai saat ini masih membuat Jungkook bertanya-tanya.

        Mengapa Seo Joon terkejut saat melihatnya? Apakah pria itu mengenalnya? Tapi tidak mungkin, renung Jungkook. Dia baru dua tahun menetap di Seoul dan selama tinggal di sini tak banyak orang yang dikenalnya. Bahkan Jungkook sendiri yakin jika tidak ada seorang pun yang mengenalnya di kota ini, selain Suga. Sambil menatap langit-langit anggapan Jungkook bila Seo Joon mungkin mengenalinya membuat pemuda itu gelisah.

***

        Sudah dua hari terakhir ini V mencari-cari kesempatan untuk berbicara dengan temannya, Seo Joon, namun pria itu sangat sulit dijumpai. Pesan singkat yang dikirimnya juga tidak baca, hingga membuat V berasumsi jika Seo Joon sedang menghindarinya. Tapi kenapa? Seo Joon bukan salah satu orang yang iri karena dirinya sekarang dijadikan pengawal Ketua, V tahu betul hal itu. Lantas kenapa temannya itu terkesan menghindar?

        Tidak menemukan jawaban atas pertanyaan itu tidak membuat V gusar. Justru muncul hal lain dalam benaknya, yaitu mencari tahu masa lalunya. Jadi, V beranjak dari sofa tempatnya berbaring. Membuka lemari dan mengambil kemeja hitam kebesaran dan memakainya. Tanpa perlu merapikan rambutnya yang acak-acakan pemuda itu keluar dari kamar dan berjalan terburu-buru menuju lift.

Tales of Two BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang