Chapter 3 : Kehidupan Lain

597 78 7
                                    

"KIM TAEHYUNG," teriak Suga, melampiaskan kekesalannya dengan memukul setir mobilnya. Menyandarkan punggung, sambil mendongakkan wajahnya Suga berusaha mengendalikan amarahnya.

Suga tidak main-main ketika mengatakan jika dirinya tersinggung dengan ucapan Jungkook tadi, adik Taehyung itu benar-benar membuatnya naik pitam kali ini. Suga tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Jungkook setelah ini. Haruskah dia mengabaikan adik temannya? Dengan putus asa, Suga menggeleng. Jika dia melakukan itu, artinya dia mengkhianati hubungan pertemanannya dengan Taehyung.

Mengacak-acak rambutnya, mengingat begitu berjasanya Taehyung padanya, Suga tahu jika dia tidak akan bisa mengabaikan adik temannya itu. Tampaknya dia harus bertahan sedikit lebih lama lagi. Tak lama lagi, Taehyung pasti kami temukan, ucap Suga pada diri sendiri. Menangkap sosok Jungkook yang baru saja keluar dari gedung rumah sakit, tanpa berpikir panjang, Suga menjalankan mobilnya dengan pelan, begitu jaraknya dekat dengan Jungkook, dia membunyikan klakson hingga Jungkook menoleh.

"Cepat masuk," ujar Suga.

Walaupun sempat tampak enggan, Jungkook menuruti perkataan Suga.

Keadaan terasa canggung sepanjang jalan, namun baik Suga maupun Jungkook sama-sama diam. Ketika mobil Suga berhenti di depan gedung apartemen, barulah Suga menoleh ke arah Jungkook, mendapati anak muda itu tertidur dengan posisi bersedekap. Biarpun saat ini dia masih kesal, Suga merasa tidak tega membangunkan Jungkook, ditambah lagi sekarang kondisinya sedang tidak baik.

Dilihat dari sisi mana pun, Jungkook bukanlah tipe orang yang suka mencari masalah dengan orang lain, renung Suga. Terlepas apa pun yang terjadi di luar sana yang tidak diketahuinya, Suga memiliki keyakinan jika Jungkook tidak akan begini jika seseorang tidak memulainya lebih dulu.

Sebenarnya apa yang kau lakukan di luar sana hingga jadi seperti ini? Jika Taehyung tahu keadaanmu sekarang, dia pasti menghajarku.

Terkesiap, dengan cepat Suga memalingkan wajah saat Jungkook terbangun. Suga berpura-pura sibuk dengan ponselnya ketika Jungkook meninggalkan mobil, setelah itu dia pergi untuk membeli makanan.

Begitu tiba di apartemen, dilihatnya Jungkook baru selesai berganti pakaian. Menggerakkan kepalanya sebagai isyarat agar Jungkook duduk, disodorkannya mangkuk berisi mie ke hadapan Jungkook.

"Kau harus makan bersamaku," kata Suga. Berdeham karena merasa canggung. "Hari ini hari ulang tahunku."

Jungkook yang tadinya ingin menghindar, terpaksa mengurungkan niat. Dia membiarkan Suga makan lebih dulu, lalu dia pun mulai menyantap makanannya.

Melirik Jungkook, Suga tidak dapat menyembunyikan senyumnya, puas karena tipuannya tentang hari ulang tahun ternyata dipercayai oleh Jungkook. Suga melirik lagi, bekas tamparannya di wajah Jungkook masih tampak一samar-samar.

"Selamat ulang tahun," ucap Jungkook.

Karena tidak menyangka Jungkook akan memberikan ucapan selamat padanya, Suga tidak mengatakan apa pun, selain menganggukkan kepala.

***

Mimpi buruk selalu menjadi alasan utama mengapa V selalu terjaga dari tidurnya. Hal itu selalu terjadi sejak dia tiba di tempat ini. Dia tidak ingat entah sejak kapan mimpi buruk ini bermula, hanya saja yang membuat V heran, mimpinya terus saja berulang. Dalam mimpi dia sedang bersama seseorang, orang itu tampak lebih muda darinya. Dalam setiap mimpinya, V tidak dapat melihat wajah orang itu dengan jelas, seakan-akan matanya dihalangi oleh sesuatu.

Mimpi buruk hanya satu dari keanehan yang dialami V selama ini. Tepatnya dua tahun lalu, ketika dia membuka mata, V sadar jika dia tidak mengingat apa pun, termasuk namanya sendiri. Nama yang dimilikinya sekarang merupakan nama yang diberikan oleh Ketua. Pendek kata, sebenarnya V tidak tahu siapa dirinya sebenarnya, dari mana dia berasal, dan siapa nama aslinya. Mengerutkan dahi, tiap kali memikirkan hal ini selalu membuatnya sakit kepala.

Tales of Two BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang