Chapter 11 : Harga Dari Kebenaran

670 59 14
                                    

        Setelah dua tahun akhirnya mereka mendapat kepastian jika saat ini Taehyung memang masih hidup. Jungkook terlihat luar biasa gembira mengetahui hal ini. Mengetahui jika saat ini Taehyung masih hidup dan berada di luar sana menjadi kebahagiaan yang tak ternilai harganya bagi Jungkook. Tetapi hal itu juga membuatnya sedih. Pasalnya biarpun Taehyung masih hidup tetapi saudaranya itu tidak bisa menemuinya karena cengkeraman Ketua.

        Ada tanda tanya besar dalam hati Jungkook. Apakah selama dua tahun ini Taehyung pernah mencoba untuk melarikan diri? Dia yakin Taehyung pasti pernah sekali-dua kali mencobanya. Terbayang dalam benaknya kesusahan seperti apa yang diterima Taehyung saat dia gagal melarikan diri sana. Jungkook tidak berani mengira entah berapa kali saudaranya itu nyaris mati saat tertangkap basah ketika hendak melarikan diri.

        Dari cerita-cerita yang didengarnya dari Suga, nasib orang-orang yang terlibat dengan Ketua jika tidak mati dibunuh maka dijadikan anak buah untuk mengerjakan pekerjaan kotornya. Lalu bagaimana dengan Taehyung yang selama dua tahun ini berada dalam kekuasaan Ketua? Sekujur tubuh Jungkook merinding. Dia menolak pikiran jika Taehyung mungkin adalah salah satu dari mereka. Saudaranya itu tidak mungkin tega memukul orang lain, apa lagi membunuh. Perut Jungkook dibuat melilit memikirkan jika saudaranya dipaksa melakukan tindakan keji seperti itu. Tidak, Jungkook tidak menginginkan hal itu terjadi.

        Langkah kaki Suga terdengar, Jungkook hanya menatap pemuda itu melintas di depannya dengan membawa bungkusan plastik. Setengah detik kemudian Suga meletakkan dua mangkuk dan sumpit di atas meja serta bungkusan plastik yang tadi dibawanya.

        “Makanlah duluan, aku mau mandi.”

        Tetapi Jungkook tidak menyentuh makanannya sampai Suga menarik kursi di hadapannya.

        “Aku sudah menyuruhmu makan duluan.” Tanpa memedulikan Jungkook, Suga memakan makanannya.

        “Menurutmu Taehyung Hyung punya kesempatan tidak lolos dari sana seperti yang kau lakukan?”

        Suga yang sedang melahap Jjajangmyeon-nya sontak menghentikan aktivitas makannya dan melirik Jungkook dengan tatapan tajam. “Tidak.”

        “Kenapa begitu?” tanya Jungkook dengan alis bertaut.

        “Pertama, tempat itu punya sistem keamanan yang ketat. Setiap orang—termasuk aku—dipasangi alat pelacak yang ditanam dalam tubuh. Kau lihat bekas luka ini,” Suga menyingkap sweater untuk memperlihatkan bekas luka di lengan bawahnya. “Pelacak itu ditanam di sana. Aku mengetahuinya setelah berhasil menyusup ke ruang kontrol. Di sana mereka punya beberapa layar yang menunjukkan aktivitas setiap orang.”

        “Berdasarkan perkataanmu itu, berarti tidak banyak yang tahu tentang pelacak itu?”

        Suga mengangguk membenarkan. “Sekitar 90% orang yang bekerja dengan Ketua tidak mengetahuinya.”

        “Keterlaluan sekali dia.”

        “Kedua,” ucap Suga hingga perhatian Jungkook kembali fokus padanya. “Jika Taehyung ingin melarikan diri dari sana dia harus punya orang dalam yang dapat dipercaya. Tidak hanya itu, orang itu juga harus jauh dari mata Ketua dan tentunya punya royalitas yang tinggi pada Taehyung.”

        “Dia punya Seo Joon Hyung di pihaknya.”

        Menggeleng, tampak senyum kecil di wajah Suga. “Kesetiaan Seo Joon Hyung separuhnya untuk Ketua. Orang itu tidak sepenuhnya bisa dipercaya.”

Tales of Two BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang