part 3

2.1K 73 1
                                    

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya."
(Imam Syafi'i)


(Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad kama shallayta ala sayyidina Ibrohim wa ala Sayyidina Ibrohim wa barik ala Sayyidina Muhammad wa ala Sayyidina Muhammad kama barakta ala Sayyidina Ibrahim wa ala ali Sayyidina Ibrahim fil alamina innaka hamidun majid.)

Bagas terus menggumamkan shalawat sembari membuka pintu rumah, Ia baru saja pulang dari kantor pekerjaannya di kantor lumayan membuat bagas lelah.

Baru saja bagas duduk di kursi ruang tamu dengan pikiran yang terus berputar kepada satu titik yaitu nayla, tiba-tiba suara papahnya menyadarkan bagas dari lamunanya.

"Sudah pulang nak, muka kamu kenapa kusut gitu. makannya cari istri gas biar pas pulang ada yang bisa mijitin kamu, nyiapin segala kebutuhan kamu." Kata papah tomi seraya tersenyum menatap putranya.

Beliau papah bagas yang sering di panggil dengan panggilan papah tomi.

"Assalamualaikum pah, bagas udah pengen banget pah punya istri tapi papah kan tau calon istri bagas masih belum selesai dengan pendidikannya." Kata bagas dengan suara yang terdengar lesu.

Tomi menatap putranya dengan tidak percaya, pasalnya sudah 2 tahun berlalu tapi putranya masih mengharapan perempuan yang sama. Perempuan yang sudah meninggalkannya tanpa penjelasan apapun.

"Waalaikumsalam nak, papah kira kamu sudah melupakan nayla. Sudah saatnya kamu mencari pengganti nayla nak kamu gabisa terus-terusan seperti ini mengharapkan wanita yang belum pasti akan menjadi pendampingmu.
Kamu lihat papah dan mamahmu, umur kita sudah tidak muda lagi nak dan lihat juga umurmu, sampai kapan papah dan mamah akan menunggu kamu menikah nak. Sedangkan papah dan mamah tidak tahu umur kami sampai kapan, papah tidak tega melihat mamahmu selalu menangis ketika pulang dari pengajian, mamahmu selalu menangis ketika melihat teman-teman seusianya sudah mempunyai cucu dan menantu dari anak-anaknya. Sedangkan mamah di usianya yang sekarang belum bisa mendaptkan cucu ataupun menantu dari putranya." Kata papah tomi.

Bagas menatap papahnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, pikirannya kalut hatinya merasakan nyeri ketika mengetahui fakta bahwa mamahnya sering menangis karena dirinya.

"Pah maaf gara-gara bagas mamah sering menangis, bagas gatau kalau selama ini mamah memang sungguh-sungguh ingin mempunyai menantu dan cucu dari bagas." Kata bagas menatap papanya sendu.

"Tidak apa-apa nak, wajar mama seperti itu kamu harapan kami satu-satunya. Papah minta cukup membuat mamah sedih gas cepetlah lepaskan nayla dari hati dan pikiran kamu, kamu harus bangkit bagaimanapun caranya kamu harus bisa menemukan pendamping hidupmu yang baru.
Karena itu satu-satunya kebahagiaan yang bisa kamu lakukan untuk mamah dan papah." papah tomi menepuk pundak bagas pelan lalu pergi meninggalkan bagas.

Bagas menatap kepergian papahnya, permintaan papah dan mamahnya cukup menjadi beban untuk dirinya, jika orangtuanya ingin melihat bagas menikah lalu apa yang harus bagas lakukan sekarang, Bagas mengacak rambutnya kasar.

Di lain tempat nadhira yang baru saja selesai melaksanakan shalat isya ia masih duduk di atas sajadahnya dengan mukena yang masih lengkap ia pakai.

"YaAllah yarohman yarohim maafkan ketidak berdayaan hamba dalam mengendalikan perasaan ini, maaf hamba sudah lancang mencintai laki-laki yang sudah mempunyai calon istri. Maafkan kelalaian hamba selama ini yang sudah mengizinkan perasaan ini tumbuh dan berkembang di dalam hati ini setiap harinya, walaupun rasanya sakit ketika mengetahui fakta bahwa laki-laki yang selama ini hamba doakan sudah mempunyai calon istri, tapi hamba ikhlas tolong bantu hamba untuk melupakannya. Tolong bantu hamba untuk menghapuskan perasaan ini. Karena sedari awal perasaan ini sudah berlabuh kepada hati yang salah, Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar amin." Nadhira mengahapus air mata yang tidak sengaja mengalir dari kedua sudut matanya.

Tiba-tiba suara pintu kamar diketuk dari luar, nadhira segera membuka pintu kamarnya.

"Assalamualaikum ade." Salam kakak pertama nadhira.

"Waalaikumsalam abang, loh abang kapan kesini?" Tanya nadhira kaget.

Vito kakak pertama nadhira tersenyum menatap adiknya sambil mengelus kepala nadhira yang masih tertutup mukena.

"Abang baru aja dateng sama mba nanaj sama si kecil juga." Kata vito.

Nadhira tersenyum si kecil yang dimaksud bang vito itu adalah rere putri pertama bang vito dan mba nanaj.

"Abang engga di suruh masuk gitu, gaenak tau diem di depan pintu kalau kata orangtua zaman dulu nanti jodohnya susah dateng, kaya ade gitu jodohnya belum dateng-dateng sampai sekarang masih aja jomblo." Kata vito terkekeh.

"Abang gitu banget sama ade sendiri, jodoh nadhira bentar lagi dateng ko, makannya bantuin doa dong bang." Kata nadhira sambil menarik tangan abangnya untuk duduk di sisi tempat tidurnya.

"Abang gapernah absen buat doain kamu, kamu tau de syeikh Abdul Aziz Bin Baaz berkata ada tiga do'a yang jangan kau lupakan dalam sujudmu. Yang pertama "Allahumma inni as'aluka husnal khotimah" Artinya: YaAllah aku meminta kepadamu khusnul khotimah.
Yang kedua "Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut" Artinya: YaAllah berilah aku rezeki tobat nasuha (atau sebenar-benarnya tobat) sebelum wafat.
Yang ketiga "Allahumma ya muqollibal quluub tsabbit qolbi'ala diinik" Artinya: YaAllah, wahai sang pembolak-balik hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMU.
Dan yang keempat ini abang tambahin spesial buat adik bungsu abang "yaAllah berikanlah kemudahan kepada adik bungsuku untuk mendapatkan jodoh yang bisa membingbingnya dunia dan akhirat." Kata vito.

Nadhira yang semula serius mendengarkan abangnya berbicara, mendadak tersenyum mendengar doa terakhir abangnya.

"Abang ini ada-ada aja segala di lebihin jadi empat harusnyakan tiga bang." Kata nadhira.

"Loh gapapa dong spesial buat ade abang." Kata vito terkekeh.

Keduanya tertawa sampai akhirnya pintu kamar nadhira terbuka menghentikan tawa vito dan juga nadhira.

"Di cariin dari tadi bang, ternyata ada di kamar dhira." Kata nindya kakak perempuan nadhira.

"Kaka kemana aja udah beberapa minggu ini engga dateng kesini." Kata nadhira seraya berdiri menghampiri kakaknya.

"Duh ade manja kaka maaf ya, mas dhani beberapa minggu kemarin ada pekerjaan keluar kota jadinya kaka harus ikut." Kata ka nindya sambil memeluk ade bungsunya.

"Gapapa asalkan lain kali kalau mau pergi kemanapun itu harus kasih kabar dhira ya, ini berlaku buat abang juga." Kata nadhira menatap nindya dan vito secara bergantian.

Nindya dan vito yang di tatap seperti itu tertawa terbahak-bahak.

"Ko malah kamu yang posesif harusnyakam suami kaka atau istrinya abang yang posesif sama kita ini malah kamu, dasar makannya cepetan punya suami de jangan ngejomblo terus." Kata nindya terkekeh.

Nadhira hanya bisa mengecurutkan bibirnya mendengar ledekan dari kedua kakaknya.

"Ade bayi gimana kabarnya ka, dia engga rewelkan di perut kaka?." Tanya nadhira mencoba mengalihkan pembicaraan

"Engga ko de dia baik banget selama ini gapernah rewel." Kata nindya.

"Kirain dia rewel gara-gara udah lama engga ketemu dhira." Kata nadhira.

"Lah kamu kegeeran banget si de." Kata nindya sambil mencubit hidung nadhira.

"Kaka gitu banget sama dhira, udah ah dhira mau kebawah laper." Kata nadhira seraya berlalu dari hadapan kedua kakaknya.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang