part 15

1.1K 60 3
                                    

"Sebab khawatirmu akan kalah ketika kau tumbuhkan prasangka baik kepada takdirnya."

.....

Malamnya nadhira sedang sibuk berkutat dengan masakannya, setelah menyelesaikan shalat maghrib nadhira menyiapkan makan malam untuk dirinya dan suaminya.

Sedang fokus dengan masakannya sampai-sampai nadhira tidak sadar jika di meja makan sana sedang ada yang memperhatikannya.

Dengan diam-diam bagas memperhatikan nadhira yang sedang sibuk dengan masakannya, secara tidak sadar senyum bagas mengembang melihat tingkah laku nadhira yang cukup aneh menurutnya.

"dhira kenapa kamu sering sekali menepuk kepala seperti itu?" tanya bagas.

Nadhira mendengar suara suaminya di belakangnya seketika ia menoleh dengan sedikit tersenyum lalu kembali fokus dengan masakannya.

"Sejak kapan mas bagas ada disana" pelan nadhira berkata.

Bagas menghampiri nadhira dan berdiri di samping nadhira seraya tersenyum, "kamu lucu kalau seperti tadi." setelah mengucapkan itu bagas terus tersenyum menatap nadhira.

Nadhira menoleh menatap bagas yang terus menatapnya, nadhira membuang muka lalu tersenyum "jangan terbang jangan, mas bagas pasti hanya bercanda nadhira." nadhira menyemangati dirinya sendiri seraya mengipas-ngipas tangannya.

"Mas aku boleh minta tolong?" tanya nadhira seraya menatap bagas lekat.

Bagas mengangguk antusias "minta tolong apa dhira?" tanya bagas.

"Tolong bawakan ini ke meja makan ya, nadhira beresin ini dulu setelah itu kita makan ya mas." kata nadhira seraya memberikan mangkuk yang berisikan capcay.

"Siapp. mas tunggu disana ya, jangan lama mas sudah lapar." kata bagas seraya tersenyum.

Nadhira mengangguk seraya tersenyum, setelah selesai menyelesaikan masakannya nadhira berjalan menghampiri meja makan dengan piring yang berisikan ayam goreng.

Baru saja bagas mau mengambil nasi nadhira sudah mengambil alih centong yang di pegang bagas, "biar nadhira yang ambilkan ya mas, mas bagas mau sama apa aja?" tanya nadhira.

"Mas mau semuanya." kata bagas semangat.

Nadhira mengangguk mengiyahkan lalu tersenyum, cukup lama tidak ada obrolan di antara keduanya sampai akhirnya bagas membuka suara.

"Alhamdulillah semua masakannya enak, persis sekali dengan masakan mamah." kata bagas.

"Alhamdulillah kalau mas suka, semua masakan ini mamah yang kasih tau resepnya mas, padahal nadhira udah takut kalau sampai mas engga suka sama semua masakan ini." kata nadhira.

"Justru mas suka sama masakan ini, besok-besok boleh bikinin masa capcay sama ayam goreng lagi." tanya bagas seraya tersenyum menatap nadhira.

Nadhira mengangguk dengan antusias "sangat boleh mas, nanti nadhira masakin lagi ya." senyum nadhira terus mengembang jerih penyahnya untuk memasak tidak sia-sia masakannya di terima baik oleh suaminya.

"Benar kata bunda pujian suami itu sangat membahagiakan bahkan lelah yang kita rasa bisa hilang dalam sekejap tergantikan dengan senyuman" nadhira kembali tersenyum setelah mengingat kata-kata bundanya.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang