part 11

1.7K 67 0
                                    

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."

(QS. Ali 'imran :14)


Pagi harinya bagas dan nabila sudah sampai di kediaman bagas terdahulu, sebelum mempunyai istri bagas memang tinggal di rumah yang megah ini sendirian. Dan hari ini rumah ini lah yang akan menemani perjalanan pernikahan mereka berdua, nadhira berharap rumah ini bisa mereka tempati sekarang dan insyaallah untuk selamanya.

Setelah memasuki rumah milik suaminya nadhira tidak pernah berhenti berdecak kagum dengan keindahan rumah ini, desaign interior yang sederhana tapi masih tetap memberikan kesan mewah membuat rumah ini terlihat nyaman.

"Nadhira mari aku antar ke kamar." Bagas memegang tangan nadhira untuk berjalan mengikutinya.

Nadhira yang masih terkagum-kagum dengan isi di dalam rumah suaminya, sempat tertegun melihat perlakuan suaminya pada dirinya, dengan patuh ia mengikuti langkah suaminya.

"Ini kamar kita." Bagas berkata seraya membuka pintu kamar tersebut.

Hari ini bagas sudah memutuskan untuk satu kamar dengan istrinya, bukan hal yang mudah untuk memutuskan ini tapi bagaimanapun juga ia harus melakukan ini, jangan sampai dosa dirinya semakin menumpuk akibat tidak memberikan hak lahir dan batin untuk istrinya.

Di lihat dari gurat wajah nadhira tampak terlihat disana ada kebingungan, bagas masih setia menunggu nadhira untuk membuka suara ia tidak akan memaksa juga jika seandainya istrinya tidak mau satu kamar dengan dirinya.

"Mas kita satu kamar?" Tanya nadhira memastikan pendengarannya itu benar.

Bagas mengangguk seraya berjalan ke dalam kamar mendahului nadhira, nadhira tersenyum hangat setelah suaminya membenarkan pertanyaannya, "Semoga ini awal yang baik untuk hubungan kami." Ucap nadhira pelan.

Bagas duduk di kursi yang ada di dalam kamar, "Kamu boleh beresin dulu baju-baju kamu dan aku mau keluar dulu." Nadhira memotong perkataan bagas dengan cepat. "Keluar kemana?" Tanya nadhira cepat.

Bagas tersenyum, "Mau cari makan sebentar, kamu jangan pergi kemana-mana apa lagi sampai keluar rumah." Kata bagas.

Nadhira mengangguk seraya tersenyum, "Hati-hati di jalan mas." Ia berjalan menghampiri bagas lalu ia mencium tangan bagas.

"Assalamualaikum." Salam bagas seraya berjalan pergi dari kamar.

"Waalaikumsalam." Nadhira menatap kepergian suaminya dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya.

Dilain tempat bagas sudah sampai di salah satu restoran yang dekat dengan rumahnya, baru saja ia melangkahkan kaki memasuki restoran tersebut tanpa sengaja ia menabrak tubuh mungil yang sedang asik dengan makanannya.

"Aw sakit, makanannya tumpah umiii." Teriak anak tersebut dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Bagas yang kaget dengan tangasin anak kecil yang ada di depannya, ia langsung berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak tersebut.

"Sayang maaf om gasengaja, apa ada yang sakit?." Tanya bagas dengan nada khawatir.

Tidak mendapat jawaban dari anak kecil yang ia tabrak tadi, bagas berinisiatif untuk meneliti badan anak kecil tersebut di mulai dari tangan, kaki dan wajah ia takut ada yang luka. "Jangan nangis lagi ya, om minta maaf. Dimana orangtua kamu sayang?" Tanya bagas kembali.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang