part 16

1.2K 68 6
                                    

"Aku gapapa mas"

****


Keesokan harinya jam sudah menunjukan pukul 7 nadhira sudah siap dengan kopernya ia menuruni tangga dengan pelan seraya menarik koper yang di bawanya, terlihat di meja makan bagas yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Mas bagas" panggil nadhira.

Bagas yang masih memainkan ponselnya mendengar panggilan nadhira ia mengalihkan tatapannya menatap nadhira, "kamu udah siap dhira?" tanya bagas seraya menatap nadhira yang terlihat cantik dengan baju casual yang ia pakai sekarang.

Nadhira tersenyum lalu berkata, "udah mas jadinya mau berangkat jam berapa?" tanya nadhira.

"Biar aku tanya sekali lagi apa kamu beneran gapapa kalau harus berangkat sendiri kesana?" tanya bagas memastikan.

"Gapapa mas dhira gapapa, kalaupun dhira bilang kalau dhira takut untuk pergi sendiri pasti mas bakalan gapercaya sama dhira" kata nadhira seraya tersenyum.

"Haha iya pasti aku bakalan gapercaya orang kamu waktu itu aja berani ke malaysia sendiri buat meeting gantiin aku" kata bagas seraya tertawa kembali.

Nadhira hanya tersenyum samar "kalaupun aku bilang kalau aku gabisa berangkat sendiri, apa kamu bakalan ikut nemenin aku mas" lagi-lagi nadhira hanya bisa berkata dalam hatinya.

Bagas menatap jam yang ada di pergelangan tangannya lalu berkata "yaudah ayo mas anter kebandara ya" bagas mengambil alih koper yang sedari tadi nadhira pegang untuk di bawa oleh bagas.

Nadhira hanya bisa mengikuti langkah suaminya, sambil terus menguatkan dirinya kalau dirinya pasti mampu.

****

Sesampainya di bandara nadhira tersenyum menatap bagas lalu mencium tangan suaminya, "aku pamit ya mas selama 3 hari ini tolong jaga kesehatan, aku pegang janji kamu untuk engga keluar rumah selama aku pergi, ridhoi langkah aku selalu ya mas selama aku pergi."

Bagas tersenyum seraya mengelus puncak kepala nadhira "jaga diri selama disana ya dhira." kata bagas.

Nadhira mengangguk seraya tersenyum, "aku pamit mas Assalamualaikum" salam nadhira seraya berjalan meninggalkan bagas.

Seiring langkah nadhira berjalan menjauh, langkahnya gontai tidak ada kata-kata manis yang keluar dari bibir suaminya, tidak ada kecupan singkat di keningnya ketika nadhira pergi, ah lagi-lagi nadhira di sadarkan untuk tahu diri tidak ada tempat untuk dirinya di hati suaminya.

"Bismillah nadhira harus kuat" nadhira tersenyum setelah mengatakan itu.

Bagas yang masih berada di bandara ia menatap kepergian nadhira sebenarnya ia merasa jahat sekali secara tidak langsung menyuruh nadhira untuk berangkat sendiri tanpa dirinya, padahal orangtuanya sudah mempersiapkan semuanya untuk dirinya dan nadhira tapi kali ini saja ia ingin egois hatinya masih belum bisa menerima nadhira dengan sepenuhnya.

"Maaf lagi-lagi aku menyakitimu dhira" lirih bagas berkata.

Setelah itu bagas pergi meninggalkan bandara untuk pulang, selama di perjalanan sebenarnya perasaannya terus tidak merasakan tenang ia khawatir ketika melepas nadhira untuk pergi seorang diri, hanya doa yang bisa ia panjatkan untuk keselamatan istrinya selama disana.

Assalamualaikum ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang