Darnell pergi meninggalkan ruang tamu menuju halaman belakang rumah Lucy. Dicarinya kontak listrik yang berada di rumah tersebut. Setelah menemukannya, Darnell menurunkan stop kontak yang berada pada kontak listrik tersebut. Otomatis kediaman Lucy diselimuti dengan kegelapan.
“ Mama? Kenapa lampunya mati? Ini gelap sekali “ Angela menggapai-gapai di sekitarnya berusaha mencari posisi ibunya. Lucy yang sudah tak berdaya di siksa juga ikut menggapai-gapai di sekitarnya berusaha mencari benda atau tempat yang aman untuk ia tempati.
-Slash-
Sekelebat bayangan putih melintang melintasi tempat Angela dan ibunya berdiri. Seketika bulu kuduk mereka meremang. Terasa aura negatif kini menyelimuti mereka. Sedangkan Lucy berusaha menahan pedihnya luka-luka yang dibuat oleh bibnya.
“ Kyaa.. “ teriakan Angela menggema di seluruh ruangan saat kakinya di tarik oleh seseorang.
“ Mama! Tolong aku! “ teriakan Angela semakin kencang manakala sebuah tangan berusaha menariknya menjauh dari posisi ia berdiri.
“ Angela! Kau dimana nak? “ ibu Angela berusaha mencari keberadaan Angela. Namun, benda-benda di sekelilingnya menghalangi dirinya untuk mencari anaknya tersebut.
“Mama! Ma- “ desisi Angela namun bisa terdengar oleh ibunya dan Lucy.
“ Bibi, apa yang terjadi? “ merasa ada yang janggal dengan keadaan di sekitarnya, Lucy memberanikan diri bertanya pada ibunya.
“ Astaga!! Angela! “ mama Angela histeris saat merasakan susuatu yang berada di sekitar kakinya. Saat ia melihat lebih dekat, betapa kagetnya ia tengah mendapati Angela yang tergeletak tak berdaya dengan darah yang menghiasi lehernya. Lucy semakin ketakutan saat mendengar teriakan-teriakan histeris dari kedua orang tersebut.
“ Lucy! Tolong Bi... bi.. “
“ Bibi! Bibi dimana? Bibi! “ Lucy berusaha mencari posisi bibinya saat suara bibinya terdengar di telinganya meminta pertolongan.
“ Jangan tinggalkan aku, aku takut “ Lucy terduduk putus asa saat mengetahui kedua orang yang telah menyiksanya kini tewas di hadapannya dengan luka berupa sebuah gigitan yang berada di lehernya. Tak lama, suara pintu terdobrak memecah tangisannya. Dialihkannya perhatian pada arah pintu yang terdobrak.
Suara langkah sepatu terdengar jelas di telinga Lucy. Ia mencari posisi aman di balik meja yang berada di dekatnya. Bersembunyi dari kedatangan makhluk yang tidak diundang sama sekali.
“ Lucy! Lucy! Kau dimana? “ Lucy menyerngitkan dahinya. Ia tahu betul siapa pemilik suara tersebut.
“ Ini aku, Darnell “ Darnell berusaha mencari Lucy dengan korek api yang ia pegang.
“Darnell! “ Lucy berhambur ke dalam pelukan Darnell. Meredam tangisannya dalam dinginnya tubuh kekasihnya. Darnell tersenyum puas ketika melihat kekasihnya kini telah aman bersamanya.
“ Darnel, bibi dan Lucy mati “ seru Lucy sesenggukkan di hadapan Darnell. Tidak menunggu jawaban dari Darnell, Lucy kembali memeluk tubuh Darnell. Sebuah smirk kini muncul di wajah tampan Darnell. Menyadari perbuatannya yang telah membunuh bibi dan sepupunya untuk di mangsanya.
“ Sudahlah Lucy, kau tidak perlu bersedih. Kan masih ada aku. Kau ikut saja bersamaku. Tidak mungkinkan kau akan tinggal sendirian di rumah sebesar ini “ tutur Darnell sambil mengusap air mata yang membasahi pipi Lucy dengan kedua ibu jarinya. Lucy mengangguk. Darnell segera membawa Rae Ah menuju pintu keluar dan membawanya menuju tempat persembunyiannya.
Lucy POV
“ Darnell, ini dimana? Mengapa sunyi sekali? “ kugenggam erat jaket putih yang dikenakan Darnell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Vampir, Help Me!
VampireWarning! 18+ Dalam hidupnya, seorang Lucynda Durant tak pernah percaya tentang sesosok makhluk penghisap darah yang dapat hidup abadi. Namun, semua itu berubah setelah seorang Darnell Karolek datang ke dalam hidupnya dan memperlihatkan tentang keber...