Part 5 ( trouble makers )

5.7K 172 7
                                    

“ Darnell! “

Darnell terkejut. Wajahnya yang pucat kini semakin pucat. Tersirat kekhawatiran diwajahnya. Darnell berlari memasuki rumah. Mencari keberadaan kekasihnya di setiap ruangan. Barang-barang disekitarnya turut menjadi korban. Diacak-acaknya seluruh benda yang mampu menampung seseorang.

“ Ah.. “ langkah Darnell terhenti. Suara yang terdengar ditelinganya barusan adalah suara Lucy. Namun kali ini berbeda. Seperti suara desahan. Darnell menajamkan kembali pendengarannya. Selang beberapa detik, suara itu terdengar kembali. Sebuah desahan yang lebih keras.

Darnell meneguk ludahnya dengan susah payah. Membayangkan kekasihnya mendesah. Persis seperti beberapa malam lalu saat bersamanya. Jika Darnell sukses membuat Lucy mendesah seperti itu, lantas siapa saat ini yang membuat Lucy mendesah tak karuan?

Darnell berlari menuju kamar mandi. Satu-satunya ruangan yang belum ia periksa. Tepat di depan pintu ruangan tersebut,Darnell kembali mendengar desahan kekasihnya. Diikuti suara desahan seorang pria. Penasaran dengan apa yang terjadi di dalamnya, Darnell mendobrak pintu kamar mandi secara paksa karena pintu terkunci dari dalam.

-BRAK-

Kedua insan itu terkejut ketika pintu bercat putih disampingnya terbuka. Menampakkan sosok seorang pria dibaliknya. Darnell terkejut. Tetap dengan wajah datarnya. Matanya menatap intens kedua manusia didepannya.

Lucy terbelalak. Tangannya berusaha menyingkirkan tubuh Parris yang menindihnya. Mendorongnya sekeras mungkin hingga pria itu terjengkang ke belakang. Pria itu menatap kissmark buatannya di leher Lucy. Walaupun bukan buatannya sepenuhnya.

Parris bangkit. Membereskan pakaiannya yang berantakan. Sesekali melirik Lucy. Darnell hanya mematung di tempat. Tidak berniat sama sekali untuk menghakimi manusia didepannya.

“ Terima kasih atas semuanya Sayang “ Parris mencolek dagu Lucy. Kemudian melangkah pergi meninggalkan sepasang kekasih tersebut. Parris tersenyum puas. Menebak apa yang akan terjadi pada hubungan mereka selanjutnya.

Tatapan tajam oleh Darnell ditujukan pada Lucy. Gadis itu bergidik ngeri. Lucy yang tengah duduk di atas closet itu membenarkan letak pakaiannya yang sedikit berantakan akibat ulah pemuda bernama Parris Hercuel barusan.

“ Darnell. Kumohon dengarkan aku! Aku dan pria itu tidak- “

Darnell berjalan menghampirinya. Tangannya menyentuh kulit mulus leher Lucy.

“ Apa ini? “ jari Darnell menyentuh salah satu permukaan leher Lucy yang berwarna keunguan. Tak luput cairan basah mengelilingi permukaan tersebut.

Lucy berusaha menjelaskan kembali kejadian yang menimpa dirinya dengan Parris. Namun Darnell kembali memotongnya.

“ Apa hubunganmu dengan pria itu? Apa kalian bermain dibelakangku? “ Lucy membelalakkan matanya. Darnell menatap Lucy horor. Mengintimidasi kekasihnya.

“ Jangankan memiliki hubungan. Mengenalnya saja tidak “

“ Pembohong! “

“ Mengapa kau tidak pernah mempercayai setiap ucapanku Darnell Karolek. Bahkan aku selalu mempercayaimu. Apapun yang kau ucapkan, aku selalu berusaha percaya. Walau sedikit janggal dibenakku “ Lucy menitikkan air mata. Kedua aliran sungai itu mengalir deras di kedua pipinya. Ia terisak. Tangannya meremas mini dress yang melekat pada tubuhnya.

Darnell terperanjat melihat gadis yang sangat ia cintai menangis dihadapannya. Terlebih lagi menangis karenanya. Ada sedikit rasa bersalah di benak pria itu. Namun semua itu tak bisa mengalahkan rasa sakit hatinya ketika melihat kekasihnya bermesraan dengan pria lain. Mengingat hal itu, amarah Darnell kembali memuncak. Sebelah tangannya mengepal. Matanya melotot tajam.

Mr Vampir, Help Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang