2

911 158 23
                                    

"Aku ada perjalanan bisnis ke Itali selama empat minggu."ucap Eunwoo ketika Yoona melihat buku Italian Journey di atas meja. "Aku meminta rekomendasi buku pada sekretarisku dan dia malah merekomendasi buku ini."jelas Eunwoo.

Lelaki itu menunjukkan bahwa ia tak puas dengan kerja sekretarisnya.

"Menurut saya itu buku yang bagus."

"Aku tak butuh buku seperti ini."bantah Eunwoo sambil menunjuk-nunjuk buku tersebut. "Dia sepertinya tak serius bekerja untukku."

"Itu tak mungkin, Sangmunim."bela Yoona.

"Im Bisseo, sepertinya aku membutuhkan sekretaris baru."ujar Eunwoo.

"Mengapa begitu? Kim Bisseo selalu mengerjakan pekerjaannya dengan baik."

Eunwoo mendecak. "Kau tak tau tau apa-apa, aku yang bekerja dengannya dan aku selalu tak puas dengan hasil kerja Kim Bisseo."

"Bagaimanapun juga ini buku yang bagus." Yoona pun menjelaskan sedikit mengenai buku itu. Kebetulan Yoona sudah pernah membacanya. Eunwoo mendengar semua penjelasan Yoona dengan seksama. Lagi-lagi dia kagum akan sosok Im Yoona. Wanita cantik, pintar, mandiri, dan serba bisa. Seolah tak ada yang tak bisa dilakukan seorang Im Yoona. Pantas saja kakeknya selalu puas dengan pekerjaan sekretarisnya itu.

Eunwoo tersenyum kagum. "Oh ya Im Bisseo, mau kah kau ikut ke Itali bersamaku?"ajak Eunwoo. "Siapa tau kau bisa membuktikan kredibilitasmu disana dan mendapatkan pengalaman yang mampu mengubah hidupmu."

Yoona cukup tersentak dengan ajakan Eunwoo yang tiba-tiba itu. "Tidak, terima kasih."jawab Yoona dengan tegas."

"Bahasa Inggris sekretarisku sangat payah. Yang terpenting aku dan dia sangat tak cocok." Eunwoo berusaha membujuk Yoona agar mau ikut dengannya.

"Saya bekerja untuk Jang Hoejangnim. Saya bukan sekretaris apalagi asisten pribadi anda."tolak Yoona. "Baik, kita mulai pelajarannya sekarang."

Yoona membuka buku yang dibawanya dan menjelaskan beberapa hal penting mengenai dasar akuntansi pada Eunwoo. Yoona jadi teringat bagaimana Yoon Oh menjelaskan semua itu padanya semasa kuliah dulu. Apa yang Yoon Oh sampaikan Yoona jelaskan kembali pada Eunwoo. Namun lelaki itu terlihat tak serius. Lelaki itu malah tersenyum menatapnya.

"Ne, seonsaengnim."balas Eunwoo.

***

"Kenapa kau murung seharian ini?"

Yoon Oh yang memang sedang melamun sejak tadi di atap rumahnya pun tersentak dan menoleh melihat Yoona yang baru saja pulang.

"Ck, aku tau kau akan seperti ini. Ta-da..lihat apa yang ku bawa." Yoona menunjukkan kantung plastik berisi bir kaleng yang dibelinya dalam perjalanan pulang.

Yoon Oh tersenyum. "Kau memang mengerti aku." Lelaki itu membuka kaleng untuknya dan Yoona. Diteguknya bir itu perlahan.

"Aku melihat seseorang jatuh dari atap gedung kantormu hari ini."

"Ya, dia direktur Yangji Steel, anak perusahaan Yangji Group. Semuanya jatuh bagaikan domino saat ini. Aku tak menyangka keadaan perusahaan seburuk itu."

Yoon Oh jadi teringat ayah angkatnya dulu. Bisnis ayah angkatnya bangkrut dan karena itu ia menyiksa Yoon Oh. Yooh Oh yang masih duduk di bangku sekolah dasar ketakutan hingga dia berlari dan melompat dari atap rumahnya. Hingga dia mendapatkan luka pada lengannya. Dan semenjak itu dia kembali ke panti asuhan karena ayah angkatnya menganggap Yoon Oh sebagai pembawa sial.

Melihat ekspresi Yoon Oh, Yoona bisa menebak, dia pasti mengingat ayah angkatnya. Belum lagi masalah kejanggalan pembukuan Yangji Group, dan ancaman kehilangan pekerjaan, semua itu pasti mengganggu pikiran Yoon Oh. Untuk membuat kekasihnya itu sedikit rileks, Yoona mengeluarkan ponsel beserta earphone-nya.

Secrets and LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang