' 02 °
Selamat datang di Neo Coffee, tempat dimana kita pertama kali menjadi selangkah lebih 'dekat' dengan satu sama lain.
Saat bel pulang berbunyi, semua murid langsung berberes dan bersiap-siap untuk pulang. Jay yang sudah selesai pun langsung menyampirkan tasnya dan berjalan keluar. Milka buru-buru memasukan barangnya asal ke dalam tas, lalu menyusul laki-laki itu."Jay, tunggu!"
Merasa dipanggil, Jay berhenti dadakan dan berbalik badan yang hampir membuat Milka menabrak dadanya. "Apa?"
"Mau kemana?" tanya Milka selagi mengatur nafasnya.
"Pulang," Jay baru saja hendak melangkah pergi tapi keburu di cegat Milka.
"Pulang bareng, kan?" perempuan itu menarik tangan Jay menuju tangga. Letak kelas mereka memang di lantai 2, lantai paling bawah untuk anak kelas 10, kelas 12 berada di lantai 3, sementara rooftop ya terletak di lantai paling atas.
Jay menghela nafas. "Harus banget pulang bareng abang lo?"
"Kenapa? Malu?" goda Milka sambil tertawa kecil.
Laki-laki itu berdecak. "Ya mikir, gua baru kenal sama lo, masa udah pulang bareng? Apalagi pulangnya sama abang lo, apa kata orang nan-"
"Kamu bawel ya?" Milka melepaskan tangan Jay saat mereka sudah di lantai paling bawah.
"Dih."
"Lagian apa salahnya pulang bareng?" Milka mengedikkan bahunya. "Toh, gunanya teman memang buat saling membantu kan? Ini juga karena kita disuruh ngerjain tugas bareng, nanti pulangnya paling di anter sama abang aku. Kamu gak perlu capek-capek jalan kaki."
Jay memutar bola matanya. "Sejak kapan kita temenan?"
"Hah?" Milka menatap Jay bingung. "Bukannya sejak-"
"Lo ngasih susu ke gua?" potong Jay. "Itu gua terima biar lo gak ngerasa bersalah lagi, gak ada niatan lain."
Milka terdiam. 'Ngomongnya pedes banget astaghfirullah.'
"Oke, aku ralat," Milka menghela nafas. "Gunanya partner tugas memang untuk saling membantu kan?"
Perempuan itu sengaja menekan kata 'partner tugas'. Kesal.
Jay memutar bola matanya. "Terserah."
Milka merengut sambil jalan mendahului Jay. Saat matanya menangkap sosok Yahyan berdiri di depan gerbang, ia lalu berlari sambil memeluk sepupunya itu. "Aa!"
"Astaghfirullah, kaget," Yahyan mengelus dadanya pelan. "Kebiasaan ya sukanya ngagetin orang."
Milka melepaskan pelukannya, cengiran menghiasi wajahnya. "Aa udah lama nunggu?"
Yahyan menggeleng. "Belum. Kamu sendirian? Teman mu tadi mana?"
"Siapa? Damia?" tanya Milka. "Udah pulang duluan tadi, katanya buru-buru. Aku bareng tema- um maksudnya, orang lain."
"Siapa?" Yahyan mengernyit.
Milka menunjuk Jay dengan dagunya. "Lihat aja sendiri."
Yahyan mengikuti arah tunjuk Milka, dan melihat seorang laki-laki dengan wajah yang super datar berjalan ke arah mereka dengan santainya. "Kok aku belum pernah lihat? Dia siapa? Pacar kamu?"
Milka mendelik. "Ih, ngaco! Yakali aku pacaran sama kulkas berjalan?" omel perempuan itu. "Namanya Jay Bagaskara, anak baru juga kayak aku."
"Wuih, barengan. Jodoh dong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kita Bersama ; Baejin ft. Minjoo
Fanfiction[sudah dihentikan karena karena author sendiri bingung dengan jalan ceritanya] hanya sebuah lukisan kata, dari Milka untuk seorang Bagaskara. berpadu kenangan, ia tumpahkan semua rasa yang tersembun...