Hi Hello? Is someone in your heart already?
Kling ~'"Euh- ini kafe nya belum buka ya?"
Dimas mendongak, mengalihkan perhatiannya dari kasir ke seorang wanita yang sedang melongo di pintu.
"Sebenarnya belum mba, tapi saya tinggal beresin meja kasir. Boleh pesan sekarang kok," ucap Dimas.
Wanita tersebut tersenyum, lalu masuk ke dalam kafe. Ia melihat ke sekitar, sepi sekali. "Kerja sendiri?"
Dimas menggeleng. "Pegawai saya belum pada datang. Mumpung nganggur, jadi saya beresin duluan kafe nya."
Lawan bicaranya mangut-mangut. "Berarti mas nya pemilik tempat ini?"
"Iya, mba," Dimas tersenyum. "Mau pesan apa?"
"Hmm.. hot chocolate nya satu- Oh, sama kue coklat yang ada di display nya sekalian ya?"
Dimas mengangguk, lalu mencatat pesanan pelanggan nya. "Atas nama siapa?"
"Jeje aja, mas," jawab wanita itu.
Selesai membayar, Jeje duduk di salah satu kursi dekat kasir. Sembari menunggu, ia mengeluarkan tumpukan kertas yang berisi tugas-tugas muridnya. Tak lama kemudian, satu cangkir hot chocolate sudah berada di hadapannya, tak lupa dengan kue coklat juga.
"Selamat menikmati- eh?" Dimas tak sengaja melihat nama adiknya di deretan tumpukan kertas tersebut. "Anda guru nya Milka?"
Jeje mendongak, mengangguk sambil tersenyum. "Iya, anda ayah-nya?"
Dimas tertawa sambil menggeleng. "Bukan, saya abang nya," balas laki-laki itu. "Muka saya terlihat tua memangnya?"
Wanita di hadapannya gelagapan. "E-eh bukan itu maksud saya... maaf-"
"Gapapa, saya cuma bercanda hehe."
Jeje menyengir, bertanya apakah Dimas mau duduk menjadi teman mengobrolnya sekaligus jika ingin bertanya tentang Milka.
"Gak ganggu?" tanya Dimas ragu.
"Engga kok," jawab Jeje. "Sebenarnya saya penat karena dari tadi malam harus mengecek tugas-tugas murid, ada teman ngobrol kayaknya bisa jadi lebih santai."
Dimas mengangguk kecil, lalu duduk di hadapan Jeje yang sedang menyuap kue coklatnya.
"Wah!" ungkap Jeje dengan mata yang berbinar. "Ini enak banget!"
Deg.
Untuk sesaat, Dimas sempat tertegun melihat senyuman wanita itu dengan mata yang membulat, membuat jantungnya seakan akan berdetak lebih cepat dari normal. Tanpa sadar, dirinya sendiri tersenyum melihat tingkah Jeje.
Kok... lucu?
"A-ah itu..." Dimas buru-buru menyadarkan dirinya sendiri dari lamunan sesaat. "Itu resep baru, saya coba bikin tadi. Enak?"
Jeje mengangguk semangat sebagai respon sambil menyuap kue itu untuk kedua kali nya.
Lagi, Dimas tertegun. Ya Allah, lucu banget!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kita Bersama ; Baejin ft. Minjoo
Fanfiction[sudah dihentikan karena karena author sendiri bingung dengan jalan ceritanya] hanya sebuah lukisan kata, dari Milka untuk seorang Bagaskara. berpadu kenangan, ia tumpahkan semua rasa yang tersembun...