Guru Privat (2)

2.2K 144 29
                                    

Sudah genap satu bulan Kun menjadi guru Kimia bagi Yangyang, adik sang pujaan hati. Dan di hari Senin inilah Kun berangkat menuju rumah keluarga Dong untuk pertemuan ke tigabelas dengan Yangyang.

Jika Kun boleh jujur tentang adik pujaannya itu, sungguh ia sangat ingin menghujat remaja yang berumur lima tahun dibawahnya setiap saat. Dia labil, suka mengatur rapi tak mau diatur, seenaknya, playboy, dan yang utama ia seorang PEREMAN SEKOLAH. Garis bawahi itu! dan Sungguh Yangyang berhasil mengejutkan Kun hampir tiap kali pertemuan les privat mereka.

Pernah saat pertemuan di minggu ke dua mereka di hari Rabu ia dibuat henti jantung oleh bocah nakal itu. Betapa kagetnya ia ketika ia masuk kedalam ruang belajar yang disediakan untuk les privat dan menemukan Yangyang penuh luka lebam parah. Bahkan dapat ia lihat masih ada darah mengalir di pelipisnya saat ia mencoba mendekat.

Atau saat pertemuan terakhir mereka, kemarin sabtu ia memergoki Yangyang tengah bercumbu dengan seorang perempuan yang Kun yakini pacarnya di atas meja belajar yang sering mereka gunakan untuk les.

Sungguh anak gemerasi 4.0

Ia berhasil membuat Kun ingin berhenti mengajar kala itu juga. Tapi nyatanya ia sekarang sudah sampai di kediaman keluarga Shiceng dan sedang melepas helem dan merapikan rambut panjang indahnya yang ia gerai, juga tak lupa memasangkan jepit kecil berbentuk bunga matahari di sebelah kanan rambutnya guna menambah kesan manis kalau-kalau bertemu Shiceng. Ah mari kita panggil Winwin saja sekarang, karena Kun telah mendapat perintah dari Nyonya Besar Dong agar ia memanggil Shiceng dengan Winwin jika dirumah. Ahhhhh.... serasa Kun punya nama panggilan kesayangan untuk pujaan hatinya.
.
.
.
.

Namun memang kenyataan tak seindah ekspektasi bukan. Baru saja ia ingin memencet bel rumah keluarga Dong, ia sudah didahului oleh tangan sang murid laknatnya.

Sebenarnya jika hanya mendahului memencet bel Kun tak akan kesal, hey memangnya ia anak-anak. Masalahnya tangan kiri Yangyang yang tak digunakan, memegang kepala Kun dan mengacak rambutnya sebari mengatakan "Makanya jadi tinggi dong kak, masak mencet bel segini aja pakek berjinjit". Ya ia telah mengacak-acak dandanannya dan mengejek tingginya! Hey ia masih termasuk normal untuk ukuran tinggi wanita, ya walau masuk katagori agak pendek. Tapi banyak kok wanita yang setinggi Kun.

"Sopan sedikit Yangyang, aku jauh lebih tua darimu" Cicit Kun setelah berusaha menahan amarah agar tak meledak-ledak.

"Wah sadar juga ya Kakak kalau sudah tua. Orang tua itu harus sabar kak nanti darah tinggi loh" goda Yangyang menjadi-jadi sambil menoel-noel dagu Kun. Ia semakin puas saat sang guru privat menghempaskan tangan yang ia gunakan untuk menyentuh dagunya dan bersiap untuk melontarkan sumpah serapahnya.

Oh salah bukan sumpah serapah, tapi ceramah yang panjang lebar. Itulah hal yang disukai Yangyang terhadap sang guru. Semarah apapun Kun, ia tak akan menggunakan kata kasar.
.
.
.
.
Sedangkan disisi Kun, ia dengan sekuat tenaga mengambil nafas dalam dalam dan mencoba bersabar dan melupakan kekesalannya

'Sabar Kun dia masih SMA, masih nakal-nakalnya. Kau yang sudah dewasa harus sabar dan maklum' Ucapnya sedari tadi di dalam hati.

"Sudahlah Yangyang, aku malas menghabiskan energiku untuk berdebat. Lebih baik energiku untuk mengajarimu Kimia saja. Ayo masuk" Ucap Kun sambil menarik Yangyang saat pintu terbuka oleh salah satu pelayan. Dalam posisi begitu pun Kun pun tak lupa menundukkan kepala kepada sang pelayan pertanda terima kasih. Sungguh terpuji sekali tokoh utama kita ini :v.
.
.
.
.
.
.
Tapi jika kalian kira bahwa Kun sepenuhnya membenci Yangyang, maka kalian salah. Ia juga punya hal yang disukai dari Yangyang, yaitu saat Yangyang menjadi penurut, super serius dan menunjukkan sisi manjanya saat sesi pembelajaran. Menurutnya Yangyang sangat imut seperti bayi, Kun jadi gemas.

All About KunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang