.
.
.
.
.Esoknya, pikiran Kun pun kacau balau, ditambah penampilannya yang tak seperti biasaya yang besih rapi dan segar. Kantung matanya yang biasanya tampak tipis pun hari ini menghitam karena ia tak bisa tidur tadi malam sebab terus menerus terpikir sikap muridnya kemarin sore.
Bahkan sampai sang teman baik yaitu Ten heran kepada sang teman karena sikapnya tak seperti KUN yang dia kenal.
.
.
.
"Jadi..... kau berciuman dengan muridmu sendiri?!" Kaget Ten setelah mendengarkan curahan hati sang teman."Dicium di leher Ten... DICIUM! bukan berciuman. Jangan merubah kalimat!" sahut Kun tak terima.
"Oke sorry-sorry :D... wah ABG sekarang berani-berani juga ternyata. Terus kau apakan si Yangyang itu semalam?"
"Yangyang kudorong sampe jatuh tuh dari kursi. Terus keluar dan pulang. Kabur" jawab Kun sambil memakan bakso yang telah datang dengan kesal.
"Tak ada yang tau selain kau dan muritmu kan perihal ini?"
"Untungnya tidak, kemarin sitauasi rumah sepi. Sehingga Sicheng dan Tante dong tak tahu." ujar Kun sambil menghela nafas, ciuman pertamanya..... hilang begitu saja karena keisengan sang murit.
Padahal dalam imajinasinya ciuman itu akan diberikan pada Winwin di saat pernikahan mereka. Halu sekali tokoh utama kita ini.
"Dasar! bercandanya kelewatan! sedang dalam masa puber atau bagaimana sih" sabung Kun agak menaikan nadanya.
"Darimana kau tau kalau dia hanya bercanda? siapa tahu dia menyukaimu" goda Ten sambil menaik turunkan alisnya jail. Dan dibalas oleh suapan paksa bakso dimulutnya karena Kun yang kesal.
"Jaga omonganmu!"
.
.
.
.
.
Untungnya hari ini ia tak mengajar, ia tak perlu memikirkan sikap apa yang harus ia tampilkan di depan sang murit atau berakting seolah tak terjadi apa-apa kemarin.Kun yang sudah malas memikirkan sikap adik sang gebetan yang membuatnya tambah stres pun akhirnya memilih menuju perpustakaan untuk tempat pelampiasan stresnya, yaitu dengan cara membaca buku tentang zat-zat kimia. Sungguh pelampiasan stres yang mengkhawatirkan :v
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat ia sampai pintu masuk perpustakaan Kun pun berhenti.Disana..... Kun melihatnya.
Tanpa babibu ia pun mendekatinya. Sungguh Kun bersyukur pada dirinya sendiri karena ia sudah memiliki keberanian yang cukup untuk mendekati sosok yang dilihatnyaEntah ini rezeki anak baik atau dewi fortuna sedang berbunga-bunga di atas sana, Kun bertemu Sicheng di perpustakaan!
Pikiran berat yang ia bawa pun seakan hilang runtuh begitu saja. Wajah yang lesu menjadi cerah kembali. Sungguh kekuatan cinta yang ajaib.
"Hai Wi-eh Sicheng" Hampir...... hapir keceplosan Kun manggil nama panggilan Sicheng saat dirumah. Untung ia memiliki refleks yang bagus.
"Oh hai Kak Kun, panggil Winwin juga tak apa" Balasnya sambil mendekat ke arah Kun. Kun pun menahan nafas sangking senangnya sang pujaan hati mendekatinya.
"Ok Winwin~" Nada Kun sengaja ia tambah bumbu manja sedikit dan juga senyum termanisnya tak ia lupakan. hemmm.... bucin.
.
.
.
.
.
.
Keduanya pun melanjutkan obrolan ringan mereka sambil melangkah ke arah rak buku bagian kimia dan sains. Winwin tak sadar telah mengikuti Kun ke bagian perpustakaan yang tak pernah ia singgahi. Untuk apa juga anak seni ke bagian kimia dan sains bukan?"Wah, ini buku-buku tebal isinya rumus semua kak?" Celetuk Winwin tanpa sadar sambil mengambil acak salah satu buku dan membukanya.
Kun pun tertawa mendengarnya dan memberi jawaban "tidak juga". Sungguh Kun baru tahu sisi Sang pujaan hati yang ini. Kun suka sisi Winwin yang mengomentari semua hal-hal kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
All About Kun
القصة القصيرةone/two shoot kapal-kapan Kun . . . . . ingin melayarkan kapal YangKun dan menghidupkan kapal Winkun kembali. Kun uke ofc 😈