"Tak akan ku sia-siakan lagi kehangatan ini"
Waktu menunjukkan pukul 3 pagi seperti biasa Nisa akan melaksanakan shalat tahajjud dan bermurotal qur'an dan diapun tak henti-hentinya bersyukur kepada sang khalik atas apa yang saat ini ia dapatkan.Suara adzan subuh berkumandang jelas melewati jendela kamar Nisa suara dari seorang p
aruh baya tetap begitu menyenangkan bagi Nisa dan Nisa langsung menunaikan ibadah shalat subuhTak terasa satu minggu berlalu dirinya tinggal dirumah yang megah nan mewah ini.Bunda Sarah Saraswati dan ayah Herman Hendrawan kalau kalian mikir mereka sahabat dari umi dan abinya memang benar mereka adalah sahabat dari umi dan abinya ynag kini sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri
Tiga hari yang lalu Nisa sempat berpamitan kepada mereka untuk pulang ke kampung halamannya di Semarang karena waktu cuti untuk mengajarnya telah selesai tetapi mereka melarang ku untuk pulang dikarenakan kasihan melihat ku saat ini sebatang kara disana dan bunda pun kadang merasa kesepian ketika ayah dinas dan anak-anaknya yang sering keluar kota
Disini aku menerima banyak sekali fasilitas Sari mereka dari mobil,kartu kredit,bahkan jika aku mau bunda mengizinkan ku untuk membantu nya mengembangkan bisnis butik miliknya seringkali aku menolak karena semua itu terlalu berlebihan bagiku tapi tetap saja mereka tak menghiraukan ku
Ketika hendak menuruni anak tangga bunda mengapa ku dari bawah
"Kamu sudah bangun nak."sapanya
"Sudah bu...eh bun."jawabku gugup ya meski sudah satu minggu aku memanggilnya dengan sebutan bunda tapi tetap saja canggung yang ku rasakan
"Kok kamu masih canggung sih nak,santai aja anggap bunda ini umi kamu."jelasnya dengan membelai pucuk hijabku dan aku hanya membalasnya dengan senyuman malu
Kami berdua jalan beriringan menuju ruang makan,sesampainya diruang makan aku hanya menemukan bi ijah yqn sedang menyiapkan sarapan,tetapi aku tak melihat ayah diruangan tersebut
"Bun,ayah nggak sarapan?"tanyaku
"Ayah tadi sebelum subuh sudah berangkat ke bandara."jawabnya
"Ke bandara?memang mau kemana bun?
"Itu ada masalah disalah satu perusahaan ayah di Bandung yang harus ia selesaikan."
"Ouhhh.."
"Ya sudah yuk makan."ouh iya nak setelah makan kamu temenin bunda ya."
"Memang mau kemana bun?"
"Ntar malam atau sorean anak bunda dan cucu bunda pulang,jadi bunda mau masak spesial."
"Ouh iya bun siap."
Kami berdua sarapan dengan khidmat setelah selesai aku dan bunda bersiap-siap untuk membeli kebutuhan masak nanti.Sesampainya disana aku melihat wajah bunda yang tampak bahagia dari sebelumnya
"Bun...memangnya bunda mau masak apa nanti?"
"Bunda mau masak sup ayam kampung dan gurameh lada hitam kesukaan akbar anak bunda,kamu bisa masakkan nak?
"Insyaallah bisa bun."
"Alhamdulillah calon menantu bunda mah harus bisa masak."
Degg.maksud bunda apa,apa mungkin dia ingin menikahkan ku dengan anaknya,sedangkan akupun belum tau siapa anak-anaknya.batin ku
"Nis kok kamu malah melamun sihh."ucap bunda seraya melambaikan tangannya didepan wajahku
"Astagfirullah maaf bunda."jawabku seraya senyum malu
"Yuk kita pulang."
"Ayukk bun."
Seusai berbelanja aku,bunda,dan bi ijah langsung meracik bumbu-bumbu untuk masak,sekitar 1 jam setengah masakan kami selesai waktu menunjukkan pukul 12.30 kami bertiga melaksanakan shalat berjamaah di ruangan yang dikhususkan untuk beribadah.Sekiranya sudah selesai kami menyibukan kegiatan beberes masing-masing.
Sekitar 2 jam kami beberes rumah akhirnya selesai juga,lelah memang yang kurasakan saat ini tetapi aku senang karena lelah ku ini bisa bermanfaat.Kadang sekilas bayangan senyum wajah umi dan abi sering terlintas dulu yang aku lakukan setiap pekan itu beberes rumah dengan umi dan abi tapi sekarang yang kulakukan adalah beberes rumah dikeluarga orang meskipun demikian aku menyanyangi mereka.
Seperti yang lalu-lalu jika aku mengingat kisah ku dulu dengan keluarga ku pasti cairan bening akan keluar dari mataku
"Sayang kok kamu nangis kamu kecapean atau kamu sakit?
"Hmm enggak kok bun nisa nggak kenapa-kenapa."balas Ku seraya menghapus air mataku
"Kamu kalau ingin cerita cerita saja nak sama bunda nggak usah sungkan-sungkan."jelas bunda seraya memelukku dan akupun membalasnya sekiranya lama kami berpelukan aku dan bunda mulai merenggangkan pelukannya..
"Annisa kamu anggap bunda ini umi kamu kan?Jadi kamu nggak usah segan-segan sesuatu sama bunda nis karena bunda sayang sama kamu nis."jelasnya lagi seraya mengecup keningku
"Iya bun Nisa juga sayang sama bunda,terimakasih bunda sudah menganggap Nisa sebagai anak sendiri."balasku seraya senyum
"Iya sayang ya sudah sekarang kamu siap-siap gih bentar lagi kayanya anak bunda pulang dan bunda juga ingin memperkenalkan kamu kepada mereka."suruhnya dan aku pun melangkahkan kaki ku ke kamar
1 jam berlalu
Ting tong ting tong
"Bi itu tolong dibuka!"seru bunda dari ruang keluarga
"Biar Nisa aja bun."balasku seraya menuruni anak tangga dan bunda pun senyum menghadapku
Cklekk
Belum sempat ku buka pintu tersebut tiba-tiba terbuka sendiri dari luar
"Eyangggg."teriak anak kecik yang kukira usianya 5 tahunan
"Salam dulu dong sayang."ucap lelaki yang ada dibelakangnya
"Lohh ante ciapa?"tanya gadis kecil
"Ehhh cucu sama anak eyang udah nyampe."sambut bunda menghampiri kami
"Yuk Nabila akbar masuk bunda sama Nisa udah nyiapin makan malam untuk kalian."ajaknya
"Yang uti ante itu ciapa?"tanya sang gadis
"Dia itu anak eyang juga sayang yang ada dikampung."jelas bunda
"Anak bunda?"ucap lelaki didepannya
"Akbar nanti bunda ceritakan sama kamu."jelasnya
Kami berempat memasuki ruang makan disana aku duduk disebelah bunda sedangkan anak kecil tadi duduk disebelah anak kecil tadi
"Eyang ini yanh macak ciapa enak bangett bila balu peltama kali makan makanan kya gini"ucap anak kecil yang menurut ku sangat menggemaskan itu
"Ini masakan tante Nisa sayang enak ya?Akbar menurut mu gimana nak enak nggak masakan Nisa ini?"
Duhhh,pertanyaan bunda ini membuat ku malas untuk menjawabnya.batin akbar
"Emm enak bun"jawab nya singkat padat dan jelas dan dipastikan meskipun jawabannya singkat padat dan jelas itu mampu membuatku bahagia,astagfirullah ada apa denganku ini.batin nisa
Setelah makan malam selesai kami kembali ke kamar masing-masing sedangkan Nabila dia merengek-rengek ingin tidur bersama ku entahlah setelah acara makan malam tadi dia begitu dekat denganku bahkan menginkanku untuk tidur dikamarnya
•
•
•
•Hluuuuuu apa kabar 🤗
Jan lupa tinggalin jejak yoo
Comment and vote 😃
Maapkan typooku😣
Jazakallah khair 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Terima Takdirmu
RandomKetika seorang Nisa harus berjuang demi Cinta halalnya yang terhalang oleh adik iparnya sendiri membuat dirinya harus mengkeukeukan hatinya demi rumah tangganya dan dengan kesabaran dan keikhlasannya Nisa dapat meluluhkan hati dingin seorang akbar y...