💔 4. Hari Kedua

40 3 0
                                    

            "Semua makhluk hidup itu mengalami pertumbuhan dan perkembangan."

Aku menatap ke arah Kak Candra yang duduk di seberangku.

Ini hari kedua Kak Candra menjadi guruku. Kemarin, Kak Candra hanya menanyakan dan melihat-lihat sampai mana otakku menerima asupan berupa ilmu.

"Kamu lihat ini, Anggrek?"

Kak Candra menatapku lalu beralih ke arah laptop yang berada di pinggir meja menghadap kami. Aku ikut menatap ke arah layar yang menampilkan gambar manusia dari bayi sampai kakek-nenek.

"Inilah yang dinamakan pertumbuhan. Di mana ukuran tubuh bertambah yang bersifat irreversible."

Irreversible? Maksudnya?

Seolah mengerti kebingunganku, Kak Candra kembali menjelaskan, "Irreversible maksudnya pertumbuhan searah yang nggak akan kembali ke bentuk semula."

Kak Candra tiba-tiba menarik kulit tangannya, sedetik kemudian melepaskannya.

Eh?

"Tadi itu contoh, kamu lihatkan? Kulit tangan yang ditarik akan kembali seperti semula. Berbeda dengan pertumbuhan. Contohnya, tinggi Anggrek hari ini segitu. Nggak akan pendek keesokan harinya."

Aku bergidik. Ada-ada saja Kak Candra contohnya.

Eh, bagaimana kalau seperti itu ya? Hari ini tinggi, besoknya pendek. Besoknya lagi tinggi, pendek lagi. Terus menerus berulang-ulang. Seperti hidung pinocio saja.

Aku menggeleng, mengusir pikiran aneh tersebut. Lalu kembali mendengarkan penjelasan Kak Candra sambil menatap alat elektronik itu lagi.

Satu jam kemudian, materi tentang pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selesai dijelaskan oleh Kak Candra.

Aku melihat benda bulat yang menempel di dinding. Sudah pukul setengah lima sore.

Mama yang memang dari siang hingga sore berada di rumah membawa nampan berisi kue dan dua gelas jus, meletakkannya di atas meja.

"Nggak usah repot-repot, Tante," ucap Kak Candra tak enak.

"Nggak usah sungkan. Di minum, ya."

"Iya. Terima kasih, Tante."

Mama mengangguk, mengelus surai hitamku lalu kembali ke belakang. Mungkin ke kamar siap-siap untuk menutup toko.

Setelah memastikan mama benar-benar tak akan mendengar penjelasan Kak Candra nanti.  Aku menulis pertanyaan. Lalu menyerahkannya pada Kak Candra.

"Kak, Kakakku normal. Sementara aku, istimewa. Ini karena faktor internal atau ekstrernal?"

Kak Candra yang sedang makan kue langsung tersedak. Sontak saja aku dibuat terkejut. Setelah Kak Candra meminum jus yang kusodorkan, ia kembali tenang.

Kenapa reaksi Kak Candra begitu?

Aku kan bertanya sesuai penjelasannya tadi. Kalau Pertumbuhan dan perkembangan itu dipengaruhi oleh dua faktor. Yaitu faktor internal dan eksternal. Mungkin saja kan sewaktu mengandung aku mama kurang vitamin?

Ingin bertanya pada mama
...  takutnya mama sedih.

"Aku ....  Aku tak tahu, Anggrek."

Aku menghembuskan napas pelan.

"Kenapa?"

Aku menggeleng. Aku hanya ingin tahu saja. Ya ... hanya ingin tahu.

"Kamu capek?" Kak Candra kembali bertanya setelah mengahbiskan minumannya.

Kita dan Kata (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang