Aisyah mendesah panjang begitu melihat masih banyak anterean tamu yang hendak bersalaman dengannya dan Daffa. Matanya menatap Daffa yang tengah tersenyum sumringah dengan binar di matanya.Rasanya badan Aisyah lelah sekali, tapi melihat Daffa yang begitu bahagia membuatnya mengurungkan niat untuk mengeluh lelah. Aisyah berujar bismillah berulang kali untuk menyemangati dirinya. Matanya menangkap beberapa orang yang menatapnya dan 'suami'-nya dengan tatapan kagum.
Aisyah tersenyum, menyambut hangat jabatan tangan dan ucapan selamat yang tulus dari tamu undangan. Daffa kali ini berpaling, ketika sudah tidak ada tamu yang bersalaman, ia menatap Aisyah dengan lembut. Membuat dada Aisyah membuncah bahagia.
"Capek?" Tanyanya dengan manis. Aisyah hanya mengganguk menjawab. Daffa menyentuh tangan Aisyah menariknya pelan untuk duduk di kursi pengantin. Tangan Daffa memijat jemari Aisyah pelan membuat beberapa pasang mata memandang mereka.
"Mas.." Aisyah hendak protes.
"Ngak apa-apa. Kan sudah halal, sayang?" Daffa membuat Aisyah merona.
"Tapi mas diliatin orang." Keluh Aisyah masih hendak melepas tangan Daffa yang memijat pelan jemari tangan Aisyah, menyalurkan semangat lewat sentuhannya.
"Ngak apa-apa, sudah huss." Daffa memberi aba-aba untuk Aisyah tetap diam. Beberapa menit kemudian, mereka saling tatap. Dalam hati, keduanya memanjatkan puji syukur. Entah untuk alasan apa, pernikahan yang terlihat mendadak itu terasa begitu indah sekarang. Daffa tersenyum lebar, merasa bahagianya benar-benar menyesakkan dada sampai dia ingin berteriak.
"Aisyah, rasanya mas ingin memelukmu sekarang juga." Ucap Daffa tiba-tiba tanpa sadar. Aisyah membulatkan matanya lucu. Dia terkejut sekaligus berdebar medengarkan kata-kata yang terdengar frontal di telinganya. Tapi buru-buru Aisyah berdehem, menahan senyum dan berniat kembali menggoda Daffa. Intinya ruangan yang di isi banyak tamu-tamu dan keluarga berasa menjadi milik mereka berdua.
"Nanti ya mas kalau sudah di kamar." Jawab Aisyah iseng, Daffa mendelik dengan mengernyitkan dahi.
"Kalau di kamar bukan cuma peluk tapi langsung buat dedek bayi." Celetuk Daffa kali ini lebih frontal. Aisyah terkejut langsung tertawa sambil menutup mulutnya, Daffa cenggengesan tanpa sadar teman-temannya Daffa sudah ada di belakang mereka langsung bersorak dan bersiul menggoda. Daffa memerah sambil menutup wajahnya malu-malu.
"Barakallah bro!" Ungkap mereka berbarengan, dan ada beberapa yang bersiul. Lima orang laki-laki yang memakai jas rapi itu bergiliran bersalaman ala laki-laki dengan Daffa. Sedangkan dengan Aisyah hanya saling melempar senyum.
"Akhirnya, Aisyah jatuh kepelukan Daffa!" Seru salah satu teman Daffa yang memakai topi itu. Namanya Aldo.
"Abis ini lo yang nikah ya Do." Ujar Daffa. Aldo tertawa, mengangguk pelan sambil mengaminkan.
"Semoga Daffa junior cepet jadi ya." Farhan, laki-laki dengan hidung mancung itu ikut menggoda Daffa.
"Apa papa Daffa mau pacaran dulu sama Mama Aisyah?" Sahut Geza yang berdiri di samping Farhan. Aisyah tertawa malu. Aduh, kenapa temen-temen Mas Daffa pada godain begini sih.
Daffa menepuk bahu Geza menegur untuk jangan meneruskan godaan karena wajah Aisyah sudah sangat merah sekarang.
"Selamat bro intinya jangan lama-lama berlibur. Kita di kantor kesepian ngak ada yang ngomelin, haha." Kemudian ada Rizaldi, pria dengan kumis tipis dan berkulit sawo matang itu menyelamati. Daffa mengangguk sambil melirik Aisyah yang masih tersenyum hangat.
"Insyaallah bro. Siapa tau gue khilaf kan.." Daffa menyahuti.
"Tunggu-tunggu, maksud lo apa?" Dan terakhir, Saputra laki-laki dengan badan besar yang terlihat seperti orang yang benar-benar setiap hari ke gym itu menyahut cemas. Saputra adalah sekretaris Daffa di kantor. Yang paling sibuk bahkan melebihi Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Skinny Husband
Любовные романыDaffa Ramadha Syah laki-laki gendut yang pernah Aisyah patahkan giginya saat duduk di bangku sekolah dasar itu tiba-tiba melamarnya, Aisyah malah berpikir bahwa mungkin saja Daffa ingin balas dendam padanya karena dulu telah mematahkan giginya. Ia s...