Chapter 3

324 33 1
                                    

Gun menatap separuh jiwanya, yang tidur dengan tenang disampingnya itu. Nafasnya yang lembut menyapa wajahnya. Dekapan yang hangat menyelimutinya.

Setelah menghela nafas panjang dan berat dengan sangat pelan, ia melepaskan diri dari pelukan Off, lalu berjingkat keluar kamar tanpa suara.
Dengan segera dia menuju ke dapur, dan mengambil air dingin untuk menyejukkan tenggorokannya yang kering.

Dan air matanya kembali turun melewati pipinya. Gun membiarkan tubuhnya terjatuh ke lantai. Dia sungguh tak bisa menahan dirinya lagi. Semua perih dan kesakitannya terasa menyesakkan. Suara tangisan pedihnya terdengar menyakitkan di dapur yang gelap itu.

Dan suara yang pedih itu, menggema di hati seseorang yang berdiri di depan jalan masuk dapur.
"Gun...."

"Off... Aku senang kau menepati janjimu..," bisik Gun dalam tangisnya.
"Tapi, itu juga berarti.. Itu.. Itu juga sama dengan...."
Suaranya semakin pilu ketika dia menggenggam jemarinya yang tersemat cincin dari Off.

"Aku tidak akan pergi darimu, Gun," Off berkata dengan tegas di telinga Gun. Lalu dipeluknya erat-erat tubuh mungil yang menjadi rapuh itu.

"Tapi.. Off.. Aku sudah..."

"Aku tahu, Phi," Off menghapus air mata yang mengalir di pipi Gun.
"Aku tahu kau sudah berjanji pada orangtuaku. Aku tahu."

Gun menatap Off tak mengerti. Tangisnya perlahan berhenti saat tangan Off menangkup wajahnya.

"Aku mendengar apa yang kau katakan pada mereka, Phi," Off mencium keningnya. Hangat dan lembut.
"Aku melihat bagaimana kau menghadap mereka," Off mencium kedua matanya yang mulai membengkak karena tangisnya yang terus berdatangan.
"Aku mencium kesedihanmu karena mereka," Off mencium hidung dan tulang pipinya.
"Tapi aku," Off mencium bibirnya lembut. "Tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja." Off menciumnya lagi. Kali ini lebih dalam dan lebih intim. "Terlebih, setelah semua yang kita lalui untuk sampai di titik ini, tidak akan."

Off mengakhiri perkataannya dengan lidahnya menyapu bibir Gun, menciumnya dalam, dan memasukkan lidahnya ketika Gun mengerang pelan.
Tangannya di belakang leher Gun, menariknya mendekat sehingga Gun menengadahkan kepalanya, memberikan akses lebih untuk Off menciumnya lebih kuat.

Gun melingkarkan tangannya di leher dan pinggang Off. Menariknya lebih dekat, mendekatkan dirinya sendiri lebih dekat, membuat badan mereka menyatu. Lidah mereka bertautan dan saling menjelajah seakan melepaskan kerinduannya.

Saat mereka saling bernafas, mereka menatap mata masing-masing, dan berkata....

"Aku mencintaimu."

To You I BelongWhere stories live. Discover now