Seorang pria berbaring dengan resah. Sampai akhirnya sebuah umpatan keluar dari bibirnya.
"Sialan! Singa dan kura-kura itu sungguh keterlaluan!" Umpat Tay sambil mengacak-acak rambutnya.
Bagaimana tidak. Dia sedang menyusul kekasihnya ke pulau mimpi. Belum sampai dia menginjakkan kakinya di sana, suara-suara panas tertangkap telinganya.
Ditambah lagi, posisinya sekarang sangat tidak menguntungkan.
Tidak menguntungkan untuk adik kecilnya itu.Dengan kesal dia bangkit dari tempat tidurnya, dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Sambil mengeringkan wajahnya, dia melihat sesosok wajah yang sangat manis berbaring menghadap dirinya. Cahaya dari kamar mandi di belakangnya menambah keindahan di hadapannya itu. Dan Tay tersenyum mengingat sesuatu.
"Tikus kecil itu memang sesuatu," kata Tay sambil memasukkan dirinya kembali ke dalam selimut.
Merasakan ada kehangatan, orang di sebelahnya beringsut mendekat dan menyembunyikan wajahnya di dadanya.
Tay memeluknya, dan membelai rambutnya sambil mengecup ringan pucuk kepalanya.Oi, Peng! Tidak tahu kah kau, betapa beruntungnya kau memiliki dia dihidupmu?
Jika bukan karena dia, sampai kapanpun aku juga tidak akan bisa memiliki beruang salju ini dalam dekapanku.Tay mendekap erat kekasihnya itu, seperti ingin melepaskan banyak rasa syukurnya.
"Hin... Kau tau... Jika waktu itu, Gun tidak menginjak kakiku dan memukul kepalaku yang bodoh ini, sampai kapanpun aku tidak akan bisa berterus terang padamu, kalau aku merasa cemburu. Sangat cemburu, dengan kawanmu dari klub renang itu. Padahal saat itu, dia sedang kepayahan dengan permasalahannya sendiri."
"Hin, terima kasih, karena kamu mau memberikan hatimu untuk menerima kisah tentang mereka. Terima kasih mau menemani Singto menjaga sebuah rahasia, walau ternyata itu tidak perlu."
"Hin, terima kasih, untuk tetap bersamaku, walau kau tahu, temanmu terluka karena kelakuan sahabatku."
"Terima kasih, Hin. Terima kasih banyak, untuk tetap mencintaiku."
Tay mengangkat wajah kekasihnya lalu mencium bibirnya lembut, kemudian mendekapnya, sambil memejamkan matanya.
YOU ARE READING
To You I Belong
FanficYou say we're in love So be it I don't own the name and people here. Some of them are real, some of them are imagination. This is a story about men's love. So, if you do not like that genre, you can pass. Or just read if you find my book is good en...