Chapter 19

135 20 2
                                    

"Pa...."

"Pho...?"

Dan dilanjutkan dengan teman-temannya memberi salam pada lakil-laki yang disebut "ayah" olehnya.

"Hei, Jumpol, setidaknya, kunjungilah ibumu, sekali saja. Setelah itu, pergilah dengan damai bersama dengan keluargamu itu?"

Off menatap nyalang laki-laki dihadapannya.

"Ibuku? Siapa? Bukankah dia mati sejak dia membuat hati dan nyawaku pergi dariku saat itu, huh?" Katanya dengan suara yang membuat kawan-kawannya terdiam.

"Pa..."

"Ya, Chimon. Itu Daddy."

"Daddy? Papa Gun?"

Laki-laki setengah tua itu menatap Chimon, lalu menatap Off. Matanya sendu. Lalu menatap Chimon, dalam, dan lembut.

"Ya, Chimmy. Daddy Off."

Teman-teman Off melihat kejadian itu membisu. Tay menggenggam erat tangan New, sementara Krist bergeser masuk ke belakang punggung Singto. Tak ada yang mau membuka mulutnya.


"Daddy...," kata bocah mungil yang sekarang ada di atas pangkuan dan pelukan Off.

"Astaga, Off Jumpol, dia benar-benar mini size-nya Gun!" Kata Tay ketika melihat si kecil membuang muka dan mengerucutkan bibirnya ketika Off menjauhkan piring kue dari jangkauannya.

Mendengar nama Gun disebut, Chimon langsung menoleh ke arah Tay, lalu bertanya dengan matanya sambil memiringkan kepalanya.
"Papa Gun?"

Bahkan Krist dan New tersedak melihat tingkah Chimon.
Singto dan Tay segera mendekatkan minuman ke pasangan mereka masing-masing dan mengusap punggung mereka.

Off pun tak kalah terpana menatap kelakuan Chimon di pangkuannya. Terlebih ketika sekarang bocah itu menelusupkan wajahnya ke dadanya.

Ya Tuhan, dia betul-betul mini Gun.

Dadanya menghangat, lalu dipeluknya erat-erat anak semata-wayangnya itu.

Chimon mengangkat kepalanya, menatap Off, memiringkan kepalanya, lalu bertanya sesuatu yang saat itu Off tak bisa menjawabnya.


"Daddy, mana Papa Gun?"


Dengan pertanyaan itu, mereka terdiam.

Kling

Suara lonceng di atas pintu cafe memecah keheningan di antara mereka.

Dan senyum Chimon mengembang ketika dia melihat ke sumber suara itu. Tangannya terulur ke arah pintu, dan menggerakkan jari-jarinya seperti menggapai sesuatu.
Senyumnya semakin lebar saat sosok itu mendekat.

Tapi

Tidak dengan mereka...

To You I BelongWhere stories live. Discover now