I

15.6K 1.2K 151
                                    

Lan Zise berjalan dengan perlahan. Kaki-kaki kecilnya melangkah pelan menyusuri tiap lantai. Tangan mungilnya menyentuh tembok dengan menyusuri.

Ia sedang kabur, atau lebih tepatnya menghindari suara keras ibu nya yang selalu berbicara tinggi kepada sang ayah.

Meski semua orang tahu bahwa Jiang Cheng, ibunya memiliki tempramen buruk, namun dalam hal mengurus atau merawatnya ia adalah ibu yang baik. Jiang Cheng terbilang lembut meski masih ada nada kasar dalam ucapannya tiap mengajarinya tiap hal.

Lan Zise senang tiap kali diajari cara menggunakan pedang atau panahan oleh Jiang Cheng. Ia juga suka ketika disuapi, juga saat Jiang Cheng mengelus kepalanya dengan lembut. Itu hal yang luar biasa baginya, mengingat sang ibu terkenal dengan sifat pemarah dan galaknya.

Kata pamannya, Wei WuXian. Hubungan antara ayahnya dengan sang ibu itu mirip dengan kakek dan neneknya dulu.

Sifat Lan XiChen yang lembut, ramah dan sabar begitu mirip dengan Jiang FengMian, begitu juga sifat pemarah dan kasar Jiang Cheng yang mirip Yu ZiYuan.

Meski terdengar aneh, pamannya itu suka tiap melihat Jiang Cheng memarahi Lan XiChen. Katanya melihat adegan seperti itu, mengobati rasa rindunya terhadap Jiang FengMian dan Yu ZiYuan.

Untuk ayahnya sendiri, Lan XiChen. Ia tak tahu harus bagaimana mengatakannya. Ayahnya bagaimanapun juga  harus mengurus sektenya, sehingga jarang berkomunikasi.

Namun ayahnya berusaha sesering mungkin untuk ke YunmengJiang mengunjungi ibu  dan dirinya. Meski tiap kemari, dia harus selalu mendapat kata kasar dari sang ibu.

Banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya begitu seperti klon Lan XiChen kecil. Ia mewarisi wajah ramah dan penuh senyuman sang ayah. Bahkan tak ada gen Jiang Cheng sendiri yang menurun padanya.

Beberapa orang khawatir yang menurun hanyalah sifat buruknya. Dan akan bagaimana keihatannya ketika wajah ramah tapi memiliki tempramen buruk?

Lan Zise berpikir bahwa yang menurun dari ibunya mungkin hanya status omega nya saja.

Status omega terkadang dianggap rendah, namun ibunya membuktikan bagaimana seorang omega bisa menguasai YunmengJiang ini.

Lan Zise kadang tak habis pikir, kenapa ibunya selalu saja ada alasan untuk memarahi ayahnya.
Kata pamannya, orang yang sudah menikah adalah orang yang saling mencintai dan menyayangi. Tapi bagaimana dengan hubungan ayah dan ibunya? Mungkin benar kata paman Wei WuXian, mereka menunjukan cintanya dengan seperti itu.

"Lan Zise!"

Suara atau lebih tepatnya teriakan itu membuat Lan Zise menoleh. Pasti ibunya sedang mencari dirinya.

Sekarang ia sedang bermain di danau sambil mengambil beberapa teratai. Pakaiannya tercelup air semua, basah.

Sosok tinggi Jiang Cheng menutupi sinar matahari yang menghujani nya. Pria itu berkacak pinggang dengan sebuah senyuman lembut yang selalu ditampilkan hanya kepada Lan Zise.

"Bagus ya, bocah! Basah-basahan seperti ini, tubuhmu akan sakit!"

Lan Zise menunduk, ia meraih beberapa teratai yang dicabutnya dan menyodorkannya pada sang ibu.

"A-Niang, Zise ingin sup akar teratai."

Jiang Cheng menggelengkan kepalanya sambil berdecak kesal, "Tak ada sup untukmu!" Dia meraih tubuh Lan Zise dan menggendongnya dengan mudah.

Lan Zise meronta, "Zise ingin sup! Ingin sup!"

Jiang Cheng tertawa kecil melihat betapa menggemaskan nya sang anak. Ia mencubit pipi kenyalnya, "Kalau begitu jangan basah-basahan dibawah terik matahari."

Lan Zise mengangguk patuh, "Umm."

Sifat Lan Zise tak galak seperti dirinya, juga tak terlalu ramah seperti Lan XiChen. Ia malah pendiam seperti Lan WangJi. Entah kenapa hal itu bisa terjadi.

Jiang Cheng masuk kedapur, ia mendudukan Lan Zise dikursi kecil sedang dirinya memasak.

Menatap punggung sang ibu dengan pakaian besarnya yang berwarna ungu, membuat sebuah pertanyaan terlintas dikepalanya.

"A-Niang! Um, kenapa nama Zise itu—Zise?"

Disela masaknya, Jiang Cheng tak dapat menahan tawa akan pertanyaan polos itu. Tanpa berbalik, ia menjawab. "Karena kalau Lan, itu nama sekte ayahmu. Kau mau dinamai Lan Lan?"

"Kenapa namaku harus sebuah warna? Zise, ungu. Lan, biru. Tidak adakah yang lebih bagus?"

Jiang Cheng berbalik dan berkacak pinggang, "Oh, jadi kau tak suka nama yang diberikan ibu mu ini?"

Lan Zise nampak berpikir, "Ungu itu identik dengan sekte ini tapi marga Zise, Lan."

"Mau marga apapun, kau tetap akan menjadi ketua sekte Jiang. Kau memiliki dua marga."

Bocah kecil itu terpekur, "Zise masih ingin protes tentang namanya."

"Hm? Bukankah 'Zise' lebih baik? Ayahmu malah akan memberikan nama 'ZilaiShui' dan Lan Qiren akan memberikanmu nama 'Yuanli Shishu Shiwu'. Bahkan pamanmu, Lan WangJi ingin memberikan nama 'Xingfu'. Bukankah nama dari ibu mu ini yang lebih baik dan sedikit?" Ucap Jiang Cheng sambil berjalan membawa mangkuk besar ke meja. Masakannya sudah matang.

"Setidaknya nama yang diberikan paman WangJi lebih baik."

Jiang Cheng dengan cepat menarik kembali sup yang ia buat. "Anak nakal! Kau hanya akan mendapat air sup saja untuk hari ini."

Lan Zise memucat, ia melihat bahwa yang ibunya masak adalah sup iga babi teratai, makanan favoritenya! Dan sekarang Lan Zise merutuki mulutnya yang selalu berbicara jujur.

Untuk anak berusia lima tahun, Lan Zise cukup dewasa dan pengertian diumurnya. Dia tak terlalu menuntut banyak hal untuk seukuran seorang bocah. Lan Zise yang pendiam juga tak banyak omong, dan ketika ia menunjukan sifat manja dan memberontaknya, Jiang Cheng akan gemas sendiri karena hal itu jarang terjadi.


TBC

Mumpung ada ide, tuangin dulu :3 cerita lain belum kelar, nunggu ide datang lagi.







Kamis, 8 agustus 2019

Heart (XiCheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang