[Deal with Devil]
"Benar Kak?" Tanya seorang wanita di sebrang negara sana yang sedang memakan buah-buahan yang di kupaskan oleh suaminya.Avarie tengah menelpon kakaknya saat ini. Dimana Jennie sedang mendapat perawatan rambut yang memisahkannya dengan Sean karena pijatan Sean belum selesai.
Mungkin sengaja lebih di perlambat oleh karyawannya karena wajah Sean terlalu memukau saat matanya terpejam.
"Iya. Mungkin Kakak disana sekitar 1 minggu. Minggu depan Kakak dan Sean harus kembali kerja." Ucap Jennie sambil memperhatikan kukunya yang sedang di medicure.
"Itu berita yang bagus. Oh iya, bagaimana soal perencanaan kehamilan? Kakak sudah memikirkannya bersama Kak Sean?" Tanya Ava soal itu, membuat Jennie sedikit berpikir untuk menjawabnya.
"Soal itu.. Sepertinya Sean yang merencanakan. Kakak akan ikut saja."
"Ohh.. Itu bagus. Tapi lebih bagus lagi jika kehamilan Kakak di percepat. Jadi jarak usia anak kita tidak akan berbeda jauh." Ucap Ava lagi hingga Jennie tertawa mendengar tuturan adiknya ini.
"Iya Ava. Kalau begitu, kita serahkan saja semuanya pada Tuhan ya. Semoga Tuhan segera mempercayai Kakak dan Sean dengan di berinya momongan untuk kami."
"Sayang.." Panggil seseorang yang baru saja memasuki ruangan dengan rambut klimisnya.
Memang benar. Hari ini Sean hanya memakai outfit sederhana berupa kaos dan celana jeans nya, tapi sukses membuat seluruh mata wanita tertuju padanya.
Sean memang juara soal kesempurnaan.
Di tambah Jennie yang memakai pakaian yang dengan jenis yang sama, dan pernikahan mereka kemarin hampir masuk seluruh majalah dan berita di Melbourne dan Indonesia.
Semua mata tertuju pada sepasang pengantin yang sangat sempurna ini.
Di belakang Jennie, kedua staff nya pun membicarakan Jennie dengan Sean secara terang terangan
"Aku membayangkan betapa cantik atau tampannya jika mereka memiliki anak nanti.."
"Iya.. Aku bersumpah akan menikahi anaknya jika anak mereka laki-laki."Jennie terkekeh mendengar obrolan mereka, sedangkan Sean yang duduk di sampingnya dengan muka tertekuk dan bibir cemberut.
"Nanti ya Ava." Ucap Jennie
"Iya Kak." Jawab Ava yang saat tadi pagi juga cukup sibuk mengurus Devan yang terkena morning sickness-nya Avarie.
Mungkin Devan tertular morning sickness Avarie beberapa hari yang lalu, itu sebabnya sekarang Devan bahkan tidak masuk kantor dan memilih untuk bermanjaan di rumah bersama Avarie.
"Ada apa sayang?" Tanya Jennie sambil mengusap wajah Sean yang tertekuk itu.
"Wanita disini centil. Aku tidak suka. Ayo pulang.. Lebih baik aku berduaan di kamar bersamamu daripada disini. Disini bahkan lebih terasa seperti di neraka.." Gerutu Sean sambil menatap horor sekelilingnya karena di tatap layaknya dewa oleh semua staff wanita yang ada disini.
Jennie tertawa kecil saat Sean menarik bangkunya ke hadapan Jennie, mendusalkan wajahnya di perut Jennie sambil terus mengatakan kalimat
"Ayo pulang.."
"Sayang.. Perawatannya bahkan belum selesai." Ucap Jennie mengusap lembut rambut Sean
"Jangan hiraukan mereka semua.. Wanita memang seperti itu jika melihat laki-laki tampan, mereka akan autis seketika." Ucap Jennie dengan kekehannya.Sean mengangguk lemas, dan memainkan liontin kalung yang tepat berada di belahan dada Jennie. Sean mendusalkan wajahnya kesana dan Jennie tertawa serta hampir menjauhkan wajah Sean karena kegelian.
"Perawatan ini menyiksaku..." Gumam Sean di perut Jennie dan Jennie mengusap belakang leher Sean lembut dan menciumnya.
"Sabar sebentar ya." Ucap Jennie lembut.
"Hnggg.."
Jennie terkekeh dan masih mengusap rambut Sean, kemudian ia berbicara kembali dengan Ava
"Kak Sean kenapa?"
"Tidak ada apa-apa.. Tadi dia sedikit di goda oleh staff salon."
"Devan begitu Kak, waktu kemarin mengantar Ava ke Rumah sakit.. Semua suster muda sibuk minta nomor handphone Papa nya dede bayi.." Ucap Ava membuat Devan cemberut.
Ternyata gen antara Sean dan Devan tidak beda jauh. Bukannya senang di Goda wanita, tapi mereka malah menghindar dan marah
"Hahahaha.. Sama berarti."
"Kalau begitu Kakak putus sambungannya dulu ya, Sean kalau lagi begini suka susah di bujuk.""Okay deh Kak.. Kalau Kakak mau take off, kabari aku ya? Jangan lupa hadiah buat dede bayinya.. Aku sayang Kakak, dapat salam juga dari Devan. Daa Kakak.."
"Iya.. Kakak juga sayang kamu.. Salam balik untuk Devan, Daa Ava.."
Sambungan telpon tertutup, menyisakan Sean yang menatap Jennie dengan sorotan mata manja nya.
"Pulang sayaang.."
"Sabar dong. Sebentar lagi aku selesai.. Ini juga mau creambath kok.. Ya?"
"Iya.. Jangan spa disini ya.. Kita spa di rumah aja.. Nanti, aku panggil pelayanannya ke rumah."
"Atau.. Aku yang pijit kamu.. Plus plus..""Aku rasa itu bagus." Ucap Jennie mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum, dan Sean mengecup bibirnya sambil menggigit bagian bawahnya
"Bercinta juga.."
"Dengan gaya missionary.""Okay.. Aku penuhi."
"Janji?" Tanya Sean dengan mengacungkan jari telunjuknya dan langsung di sambut oleh jari kelingking Jennie
"Janji."
"Aku tagih janjimu di kamar."
Baiklah, dapat Jennie simpulkan jika Sean Arega Giatama, suami tampannya ini akan kembali bersemangat jika di beri rayuan bercinta dengan gaya missionary, gaya favoritenya.
[Deal with Devil]
Akhirnya, dengan segala keluhan yang Sean ucapkan sepanjang jalan, mereka sampai di rumah dan Sean segera menarik istri cantiknya ini untuk ke kamar, dan menagih janjinya tentu saja.
Sean menutup pintu kamarnya, sedangkan Jennie yang baru saja meloloskan kaosnya, terkejut karena Sean langsung membuka kaitan branya dengan cepat dan mencumbu leher belakang dan punggungnya, serta tangannya yang rajin meremas payudaranya, yang ukurannya telah berubah.
Sebelumnya Jennie menggunakan bra ukuran 36, tapi kini berubah jadi 37 cup B. Remasan Sean cukup manjur untuk menumbuhkan payudaranya.
"Anghhh Seanhh.."
"Nghh.. Oohh sayanghh.."
Setelah puas membuat tanda di leher dan punggung Jennie, Sean mendorong tubuh Jennie ke ranjang dengan pelan hingga Jennie telentang dan tubuh polosnya membuat adik kecil Sean tanpa basa-basi busuk langsung menjulang ke atas.
"Bercinta denganmu menjadi hal paling aku puja sekarang.." Ucap Sean parau membuat Jennie tertawa dan menyambut Sean yang sekarang telah berada di atasnya setelah melepaskan seluruh pakaiannya.
Sean memasukan jarinya sebentar ke kewanitaan istrinya untuk membuatnya siap, setelah penetrasi ada, perlahan ia memasukan kejantanannya dan tubuh mereka saling bersatu dalam gaya missionary nya
"Anghhh.. Seanhhh.. Lagiihh.. Anghhh.. Lebihh.. Hhhm.. Lebih dalamh Seanhh.."
"Ya sayanghh.. Iya.. Nghhh.."
Ingatkan mereka jika jam 3 sore nanti harus take off.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐀𝐋 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋
Romance𝗠𝗔𝗧𝗨𝗥𝗘 𝗖𝗢𝗡𝗧𝗘𝗡𝗧‼️ 𝗟𝗜𝗙𝗘 𝗗𝗥𝗔𝗠𝗔‼️ (𝘴𝘵𝘢𝘺 𝘢𝘸𝘢𝘺 𝘪𝘧 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘨𝘪𝘷𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘤𝘩𝘦𝘦𝘴𝘺 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘪𝘯') "𝑪𝒂𝒖𝒔𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒃 𝒔𝒂𝒚𝒔, 𝒅𝒐𝒏𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒇𝒊𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒗�...