[Deal with Devil]
Pagi hari itu, ia menggeliatkan tubuhnya dengan leluasa dan menggosok matanya saat sinar mentari telah memasuki banyak ruangan ini hingga amat indah, tapi tidak indah karena cuaca dan udaranya masih dingin.
Tangannya mulai meraba bergerak ke sampingnya, ia tidak menemukan Wanitanya disana. Kemana Jennie?
Sean mendudukan dirinya cepat dan turun dari ranjang. Berjalan keluar kamar di pukul 8 pagi waktu Melbourne tanpa alas kaki karena mencari istrinya dalam keadaan setengah sadar.
Ia menuruni tangga dengan pelan karena takut limbung, kemudian mencapai ruang dapur yang disana berdiri istri cantiknya sedang menghadap kitchen bar.
Sean tersenyum lebar, kemudian melangkah kesana. Saat sampai tepat di belakang Jennie, ia memeluknya membuat Jennie terkejut karena Sean langsung menunduk kembali di lekuk leher Jennie
"Ouhh.. Sean!"
"Mhhh.. Kau sedang apa sayang? Mengapa meninggalkan aku sendiri di kamar?" Gumam Sean yang berbicara dengan bibir yang di tempelkan ke bahu Jennie
"Aku sedang memasak sarapan untukmu. Ayo bersiap, kau harus ke kantor kan?" Ucap Jennie masih mengaduk salad sederhana yang ia buat karena Sean tidak suka makan sayuran yang di rebus atau di tumis.
Jadi ia hanya memotong sayuran itu menjadi bagian kecil, mencucinya, dan mencampurnya di mangkuk dengan minyak almond dan wijen yang menjadi toppingnya.
"Kenapa kamu yang masak? Dimana Elena?" Tanya Sean tapi masih tetap pada posisinya.
"Elena tadi mau membantu aku, tapi aku melarang ia buat masak. Ia tidak begitu tahu tingkat kematangan steak yang kau sukai, Sean." Ucap Jennie masih mengaduk salad buatannya.
Sean kemudian mengecup kulit leher Jennie yang terekspos dan menyesapnya, meninggalkan bekas merah membuat Jennie bergerak tak nyaman.
Jennie kemudian berjalan ke arah microwave dimana steak untuk sarapan mereka sedang di panggang, tapi Sean tetap enggan lepas dari pelukannya. Ia melekat seperti lintah
"Kau memang istri impian sayang." Ucap Sean semakin merajalela dengan kecupan kecupan ringannya di belakang telinga Jennie
"Hentikan rayuanmu, dan segera mandi. Kau harus ke kantor, Sean."
"Aku cuti hari ini, sayang." Jawab Sean dengan suara manjanya yang masih saja menguasai dirinya
"Cuti? Kenapa?" Tanya Jennie tapi masih fokus dengan steak yang sedang ia potong dengan harum yang sangat sedap. Kemudian Jennie berbalik ke arah Sean membuat pelukan Sean berubah dan ia semakin merangkul pinggang Jennie
"Coba cicipi ini..." Ucap Jennie sambil menunjukan satu potong steak dengan warna merah yang bagus dan harum yang sangat menggugah selera makan.Sean memajukan wajahnya dan memakan potongan steak itu. Jennie menatap wajah Sean yang sedang mengunyah daging panggang tersebut
"Bagaimana rasanya? Enak?" Tanya Jennie sedikit risau. Setelah mendengar cerita dari Gaby, Sean adalah maniac steak. Ia menyukai berbagai jenis steak, tapi dengan tingkat kematangan yang pas.
Sean tidak suka steak yang overdish atau terlalu matang. Itu membuat tekstur dagingnya keras, dan Sean juga tidak suka steak yang low maturity atau tidak matang, itu membuat bau amis pada dagingnya menyeruak.
Jennie sering membuat daging demikian saat ia bekerja di salah satu restaurant steak di Indonesia. Jadi, sedikitnya Jennie hafal dengan tingkat kematangan steak yang Sean sukai.
"Ini enak sayang. Persis dengan steak di restaurant bintang lima." Ucap Sean dengan senyumannya.
Jennie tersenyum lega, dan mengambil sepotong steak yang agak besar untuk ia makan. Daging itu belum sepenuhnya masuk ke mulut Jennie, tapi Sean sudah menatapnya mendamba yang Jennie artikan, suaminya ingin daging lagi.
Jennie kembali mengambil daging dan hendak menyuapkannya pada Sean, tapi Sean menggeleng.
"Mouth to mouth." Ucap Sean parau dan tanpa permisi, ia menggigit daging yang ada di bibir menjelang mulut Jennie, sekalian memanggut tebalnya bibir Jennie hingga mereka memakan steak sambil saling memadu cinta dengan bibir hingga decakannya terdengar jelas.
Setelah hampir beberapa detik dengan ciumannya, Sean melepaskan pelukannya dan segera duduk di meja makan di susul Jennie yang menyiapkan Steak dan salad di nampan yang sama.
Jennie hendak duduk di kursinya setelah selesai menyajikan makanannya, tapi Sean menariknya hingga ia duduk di pangkuan Sean.
Sean menuangkan daging di piring Jennie ke piringnya, dan memberikan garpu serta pisau hidangan ke tangan Jennie
"Apa?" Tanya Jennie
"Suapi aku lagi. Kita makan berdua." Ucap Sean membuat Jennie tertawa pelan dan mulai memotong steak serta langsung menyuapkannya pada Sean yang di sambut gembira oleh si empu
Dan mereka berlanjut makan bersama sambil sesekali bercanda di meja makan. Elena yang hendak memeriksa dapur, saat melihat kegiatan Tuan dan Nona nya itu tersenyum senang dan memutar arah. Ia tidak ingin mengganggu momen keduanya seperti semalam.
"Ah ya sayang"
"Mari honeymoon." Ajak Sean membuat Jennie berpikir dengan bibir mengerucut."Honeymoon? Kemana?" Tanya Jennie kemudian
"Bagaimana ke Paris? Sekarang disana sedang musim Semi." Jelas Sean
"Iyakah? Aku menyukai musim semi." Ucap Jennie memeluk leher Sean dan sedikit berjinjit senang saat mendengar musim semi
"Maka dari itu, aku ingin mengajakmu kesana."
"Ayo kesana!"
"Eh.. Tapi, Kamu kan harus bekerja." Ucap Jennie dengan bibir yang melengkung ke bawah membuat Sean mengecupnya gemas"Sayang.. Perusahaan itu aku yang punya, Aku yang mendirikannya. Banyak orang pintar yang sudah menguasai berbagai ilmu perusahaanku. Dan aku pemiliknya hanya tinggal menikmati hasilnya."
"Iya? Jadi?"
"Kita akan berangkat ke Paris jam 3 sore nanti. Biar aku menyuruh Elena untuk menyiapkan pakaian dan segala kebutuhan kita, dan kamu.."
Sean menggantung ucapannya
"Aku kenapa?"
"Mm.. Setelah ini kita bersiap untuk shopping. Aku rasa lingering yang kemarin Ibu belikan untukmu kurang terbuka sayang, Aku mau yang lebih dari itu."
"Aku rasa tidak perlu kalau lingering. Aku tinggal telanjang di hadapanmu, dengan itu.. Adik kecilmu juga akan langsung bangkit." Ucap Jennie dengan senyuman jahilnya
"Kau ada benarnya sayang.. Kalau begitu sehabis ini kita akan melakukan apa?"
"Kita tetap Shopping. Temani aku spa dan ke salon sekaligus perawatan. Kamu juga.. Nanti aku akan mengambil paket berdua. Terus.. Temani aku membeli bikini."
"Untuk apa bikini?"
"Berjemur di pantai. Musim semi adalah cuaca yang bagus untuk memakai bikini, sunblock dan berjemur di pantai."
"Mengapa harus pakai bikini?!" Tanya Sean dengan suara yang mulai kesal
"Aku ingin berkulit eksotis seperti orang Indonesia. Kulitku terlalu pucat, Sean."
"Aku lebih senang kau kulit pucat daripada eksotis, sayang. Jadi hilangkan schedule ke pantai dan berjemur. Lebih baik kita di kamar biar aku bisa menggempurmu lebih baik lagi." Ucap Sean mengedipkan sebelah matanya
"Kau mesum.. Tapi aku suka..."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐀𝐋 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋
Romance𝗠𝗔𝗧𝗨𝗥𝗘 𝗖𝗢𝗡𝗧𝗘𝗡𝗧‼️ 𝗟𝗜𝗙𝗘 𝗗𝗥𝗔𝗠𝗔‼️ (𝘴𝘵𝘢𝘺 𝘢𝘸𝘢𝘺 𝘪𝘧 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘨𝘪𝘷𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘤𝘩𝘦𝘦𝘴𝘺 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘪𝘯') "𝑪𝒂𝒖𝒔𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒃 𝒔𝒂𝒚𝒔, 𝒅𝒐𝒏𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒇𝒊𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒗�...