DWD » SIX

4.8K 709 83
                                    

[Deal with Devil]

Jennie menghela nafasnya pelan dan mengusap punggung Avarie. Melepaskan Avarie yang di rangkul oleh Devan dan mendudukan dirinya di sofa yang sudah di duduki di kawasan Sean.

Avarie memegang erat tangan Devan saat Sean mulai berbicara sambil membaca dokumen perjanjian yang ia buat sendiri. Di sana, perut Ava rasanya bercampur aduk dan muntah ingin ia lakukan.

Tapi Ava sadar, ia butuh mendengar semua ini. Dengan itu Ava semakin menggenggam erat tangan Devan dan Devan juga mengusap bahu Ava lembut serta mencium dahinya perlahan membuat mata Ava terpejam dan bisikan Devan semakin membuatnya membaik

"Tenanglah sayang." Bisik Devan lembut

Mungkin calon bayinya ini sangat menyukai bisikan ayahnya yang memang menenangkan.

Kembali lagi pada Sean yang mulai membuka dokumennya dan Jennie yang masih menatap Sean dengan mata yang tidak setajam tadi.

Ia mulai bekerja keras menerima keadaan. Ini pilihan Ava dan Jennie yakin Ava pasti memilihkannya yang terbaik, walaupun secara internal Jennie tidak tahu bagaimana sikap dan sifat Sean.

Yang menjadi penilaiannya terhadap Sean yakni Sean adalah lelaki arogan dan bar-bar dan tidak ada hal lain lagi selain itu.

Sean mulai menatap Jennie dengan intense yang di balas tatapan biasanya, serta dia langsung berbicara mengenai hal itu.

"Pernikahan di laksanakan minggu depan. Soal rumah dan perlengkapan rumah tangga juga mobil dan uang, akan di berikan kepada Devan setelah Devan dan Avarie menempati rumah baru di perumahan Glory nomor 23 sehabis acara janji suci. Sedangkan untuk kita.."

Sean menjeda ucapannya dan menatap Jennie dengan senyuman yang sulit di artikan. Dia hanya menatap Sean dengan mata yang sedikit waspada, kemudian

"Pernikahan kita di laksanakan di Australia. Dan aku sudah membelikanmu rumah dan mobil untuk kita tinggali di kota Melbourne. Aku akan menjamin semua biaya hidup kamu dan melengkapi hidup kamu secara lahir dan batin-"

"Mengapa aku harus terpisah jauh dengan Avarie?" Potong Jennie tiba-tiba membuat Sean menatapnya dengan mata yang seolah-olah hanya Jennie objek yang ia tatap.

"Itu sudah menjadi keputusanku. Aku yang membuat perjanjiannya. Lagi pula Ava menyetujui ini."

"Bagaimana kalau aku ingin menjenguk Ava dan melihat keadaanya?!"

"Itu akan ada waktunya. Kau dan aku di Melbourne pun tidak akan diam. Setelah menikah nanti, aku ingin kau segera mengandung anakku. Akan aku kontrol kapan masa suburmu dan kapan masa datang bulanmu, supaya aku juga tahu, kapan aku harus memasukimu agar benihku cepat tumbuh di rahim-mu, Jennie!"

Ucapan Sean yang tadi justru membuat Devan tertawa kecil dan Ava yang mencubitnya karena Ava menganggap, Devan tengah mencibir kakaknya dan pak Sean.

Sedangkan Jennie hanya merespon seadanya melihat gaya sok bossy milik Sean. Ia pasti tidak akan diam. Tapi jika di beri pengertian yang luas lagi, ini semua demi Avarie yang tengah bahagia dan nyaman bersama Devan.

"Atur sesuka hatimu, aku hanya mengikuti skenario ini! Ava, ikut kakak ke depan! Ini hampir jam nya kau minum susu. Ayo."

Avarie berdiri dan melepaskan genggaman Devan yang membuat Devan panik serta mengikuti langkah kedua kakak beradik itu ke lantai dasar.

Jika dia berada disini bersama Sean, ia bisa menjadi tua sebelum umurnya. Pembicaraan Sean kadang ngawurnya melebihi Papanya Gerald Giatama.

[Deal with Devil]

The Wedding Day Mr. Devan Arega Giatama with Mrs. Avarie Resta Giatama

Hari itu, Jennie melihat Ava begitu bahagia dengan gaunnya yang longgar dan bunga yang di genggamnya.

Avarie kemudian menatapnya kembali sambil tersenyum senang. Dia melangkah ke arah Jennie dan memeluk kakak kesayangannya itu.

"Terima kasih kak, untuk segalanya..." Ucap Avarie sambil terus memeluk Jennie. Sedangkan Jennie mengangguk dan mengusap punggung Avarie.

Beruntunglah Gaun yang Jennie pilih adalah Gaun yang longgar dan tidak terlalu mencetak bentuk tubuh Avarie.

Bukannya bermaksud untuk menutupi kehamilan Avarie dari orang banyak, hanya saja Jennie tidak mau Avarie terlalu terlihat oleh khalayak ramai.

Lagi pula, kehamilan Avarie telah di ketahui oleh semua orang. Itu sebabnya, seminggu yang lalu banyak paparazzi dan wartawan yang datang untuk meliput dan semua tabloid serta surat kabar berisikan Devan Arega Giatama yang akan segera menikah dengan teman kampusnya Avarie Resta Videna.

Iya.. Jennie juga ingat hal sederhana. Sebentar lagi, Avarie akan melepas marga belakang ayah mereka dan berganti marga dengan Avarie Resta Giatama.

Dirinya juga sama, jika nanti sudah menikah dengan Sean.

Avarie melangkah menuju cermin besar dan memutar dirinya untuk mencoba gaya gaun ala ala putri eropa itu.

Jennie tampak bahagia melihat Avarie yang tertawa sambil mengajak anaknya berbicara

Jennie masih tidak menduga semuanya terjadi secepat ini.

Tak berapa lama, seorang make over datang kembali untuk memasangkan tudung suci dan merapikan riasan wajah Ava kembali, juga seseorang yang memeluk pinggangnya dari belakang serta mendekap nya erat.

Hal ini sudah biasa Jennie dapatkan saat laki-laki di belakangnya memeluknya dan membisikan kata tidak senonoh, tapi Jennie suka. Entahlah, kata kata itu seperti mantra sihir yang di lengkapi perasaan candu.

"Avarie cantik ya.. Tapi aku berjanji akan memberikanmu gaun terindah hingga kau cantik melebihi siapapun. Dengan..." Tangan Sean mengusap punggung Jennie sensual
"Punggungnya yang hanya di hiasi tali dan pita putih, agar saat aku menginginkanmu untuk telanjang sepenuhnya di hadapanku, aku dengan mudah membuka semua pakaianmu, sayang."

Jennie tersenyum kecil mendengarnya, nyatanya memang benar kata netizen, Sean terdengar sangat bergairah dan sexy saat mengatakan semua kalimat indah itu.

Sean membalikan tubuh Jennie dan mengalungkan tangan Jennie ke lehernya. Sean menatap Jennie dengan tatapan memujanya seolah Jennie adalah Dewinya.

Ya.. Setelah satu minggu Jennie berada disini, Jennie merasa Sean amat mirip dengan dewa nafsu yunani. Sifatnya yang kasar seperti iblis tapi tampan sungguh menyihir pikiran Jennie dan membuatnya berpikir yang iya iya tentang Sean.

Sean perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie dan mengecup bibir Jennie yang di terima oleh Jennie dengan hati terbuka. Perlahan ia menggigit bibir Jennie, dan memasukan lidahnya perlahan ke mulut wanitanya.

Jennie juga merasa Sean bisa menghargai dirinya soal bercinta. Jennie tidak mau Sean merobek selaput dara sebelum ada bukti yang sah di atas altar dan janji suci dengan di temani pastur.

Setelah hampir 5 menit saling bertaut bibir, Sean melepaskan bibirnya dan memeluk Jennie hingga Jennie tenggelam di pelukannya.

Dia mencium leher Jennie yang jenjang karena rambutnya yang di ikat ke atas, berwarna merah dan coklat terang menambah Jennie di panggil dewi karena cantiknya.

"Aku mencintaimu sayang." Bisik Sean penuh makna membuat Jennie mempererat tangannya yang ada di leher Sean.

Aku juga mulai mencintaimu, Sean.. Bisiknya di dalam hati tanpa mau jujur dengan mulutnya sendiri dan berterus terang pada Sean


































Tbc.

𝐃𝐄𝐀𝐋 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang