DWD » TWENTY ONE

2.4K 419 68
                                    

[Deal with Devil]

Sean memperhatikan Jennie yang sedang di periksa oleh Dokter panggilannya tadi. Setelah ia memakaikan kemeja besarnya ke tubuh Jennie, akhirnya Sean mengizinkan dokter dengan paras barat itu memeriksa Jennie nya.

Sean khawatir dengan apa yang terjadi padanya karena di tidurnya, Jennie selalu menggumam sakit sambil menekan perut bawahnya.

Saat masih memperhatikan Jennie, Dokter berdiri sambil memegang stetoskopnya dan menatap Sean dengan senyuman

"Bagaimana keadaan istri saya? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Sean dengan bahasa inggris membuat Dokter wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai Reline itu mengangguk dengan senyumannya.

"Tentu. Keadaan istri anda baik-baik saja, dan selamat! Sebentar lagi kalian berdua akan resmi menjadi ayah dan ibu dari anak yang ada di kandungan Nona Giatama."

"Apa.. Jennie hamil? Istriku hamil, dokter? Apa kau tidak salah diagnosa?" Tanya Sean dengan mata berbinar penuh harap kebahagiannya menatap Reline.

"Tidak.. Aku yakin karena tadi telah memeriksa perut dan semua rasa sakitnya. Ia mengalami keram di perut bawah itu hanya awal yang biasa bagi wanita yang hamil muda. Untuk lebih yakinnya, anda bisa memeriksa kehamilan istri anda dengan testpack atau pergi ke rumah sakit yang ada di pusat kota."

Sean mengangguk dengan mata berbinar juga berkaca-kaca. Akhirnya hal yang ia tunggu tunggu datang juga.

Ia mengucap syukurnya kepada Tuhan dengan segala jiwanya.

Reline memberikan resep untuk meredakan keram yang Jennie rasakan, dan setelah itu ia pamit untuk kembali ke tempatnya, juga menyisakan Sean yang sedang menggenggam tangan Jennie sambil mengusap rambut Jennie lembut.

Tak berapa lama, mata kucing itu terbuka dengan perlahan dan yang ia lihat adalah

"Sayang..."

Jennie langsung merasakan pelukan melesak ke tubuhnya dengan hangat dan menggebu

"Aku mencintaimu.. Hanya kamu.. Maafkan aku yang kemarin sempat meragukanmu. Tapi kali ini, aku yakin akan cintaku yang hanya untukmu. Aku mencintaimu, sayang."

Jennie menggerakan tangannya perlahan untuk memeluk tubuh di atasnya juga dan saat berhasil memeluknya, air mata tiba-tiba mengalir dan ia langsung menyerukan wajahnya ke leher Sean

"Aku lebih mencintaimu, Sean." Ucap Jennie tergugu di pelukan yang sangat ia rindukan itu.

"Iya.. Aku tahu itu dan selamanya akan begitu." Sean melepaskan pelukannya dan menatap Jennie dengan saling tersenyum
"Selamat! Kita akan menjadi orang tua. Aku akan menjadi Papa yang tampan, dan kamu akan menjadi Mama yang paling cantik yang pernah ada."

"Ap-apa.. Maksud kamu.. Aku-"

"Kamu hamil sayang... Iya.. Kamu hamil..."
"Oh God bless you, honey.."

"Ohh Seann..."

Dan Jennie kembali memeluk Sean dengan posisi sebelumnya serta Sean menciumi telinga Jennie berkali-kali

"I love you.. I love you so much as i can.."

"Me too.. Selamat, sayang.. Dan terima kasih."

Jennie percaya rencana Tuhan. Setiap hujan deras, pasti akan ada pelangi setelahnya, setiap ada tangisan kencang pasti akan ada tawa setelahnya.

Ia berdoa semoga dengan hadirnya calon malaikat kecil Sean Arega Giatama, keadaan keluarga keciln mereka akan bahagia dan sangat bahagia, dengan cinta yang mereka rintis. Jennie percaya berkat Tuhan..

[Deal with Devil]

"Ya.. Aku butuh tiket akomodasi kelas bisnis untuk kembali Ke Indonesia, dengan tujuan utama Bali. Ya.. Penthouse milikku yang di bangun 2 tahun lalu. Kau bisa mengurusnya bukan? Iya, aku mau take off hari ini juga tepat pukul 8 malam ini. Jangan sampai terlambat dan tolong urus semuanya dengan baik. Iya.. Aku percayakan semuanya kepadamu."

Jennie tersenyum sambil duduk di ranjang dengan nampan di hadapannya berisi banyak makanan berupa steak, kaviar, salad, minuman lengkapnya dengan macam macam merk terkenal.

Siapa lagi yang sibuk memesan semuanya kalau bukan Sean. Dan Sean memiliki rencana agar mereka kembali ke Indonesia dan melanjutkan bulan madunya di Bali, tepatnya Nusa Dua.

Saat tadi Sean menyiapkan koper mereka juga, Jennie sama sekali tidak boleh membantu dengan alasan khawatir Jennie kelelahan. Sean tipikal calon ayah yang siaga.

"Sudah sayang.. Aku maunya kita menetap di Indonesia sampai anak kita lahir." Sean menaiki ranjang dan berada di hadapan Jennie dengan jarak wajah yang dekat
"Dan setelah ia lahir, kita akan membesarkannya di Melbourne atau Inggris." Ucap Sean memajukan wajahnya dan melumat bibir ranum merekah milik Jennie perlahan dan memanggutnya.

"Aku ikut kemanapun kamu pergi." Ucap Jennie saat Sean melepaskan lumatannya sebentar, dan setelah itu mereka saling melumat lagi dengan Sean yang memegang kendali penuh.

Tapi tidak dengan bercinta. Nafas Sean rasanya ikut tersendat saat mendengar rintihan Jennie yang mengeluh karena keram yang ia rasakan.

Setelahnya, Sean mengajak Jennie untuk mandi dan pergi ke tempat dengan spot cantik di Paris. Memakan makanan manis di pusat kota, membeli boneka besar-besar, dan menghampiri museum louvre untuk melihat kisah cinta romantis sang presiden.

Menikmati sunset yang indah dengan kapal di Deauville Beach, dan makan malam di rooftop sebuah restaurant mewah dengan di temani alunan biola yang memanjakan pendengaran.

Jennie memegang kameranya dan memotret yang menarik perhatiannya. Mulai dari lautan lentera kota Paris, langit indah dengan taburan bintang, pemain biola, pasangan-pasangan yang ada disana. Dan setelah itu, kameranya teralih pada sosok laki-laki di hadapannya, dengan wajah berbinar, senyuman merekah dan aura tampannya yang bisa memikat siapapun yang melihat.

Ya.. Itu Sean, suami tampannya.

Saat Sean menunduk untuk melihat handphone nya, dengan candid Jennie memotretnya dan tersenyum dengan hasil fotonya.

Menjelang malam yang indah itu, setelah mereka menghabiskan makanannya, Sean mengajak Jennie untuk melihat lautan lampu yang indah di kota Paris.

"Sayang, senyum!"

Jennie tersenyum lebar dengan mata tertutup dan Sean yang juga tersenyum dengan hasil fotonya

Kegiatan mereka di tutup dengan Sean yang membeli banyak bunga untuk Jennie sebelum mereka take off untuk kembali ke Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kegiatan mereka di tutup dengan Sean yang membeli banyak bunga untuk Jennie sebelum mereka take off untuk kembali ke Indonesia.

Jennie menggenggam buket bunga mawar merah pemberian Sean dan menghirup aromanya, juga dengan tangan hangat yang menyampirkan jas ke tubuhnya, dan merangkul pinggang juga perutnya pelan.

Membawanya ke pelukan hangat Sean, dan Jennie menghadapkan wajahnya, serta mereka juga saling memanggut memadu cinta dengan langit paris yang bertabur bintang sebagai saksi bisunya dimana semakin berseminya cinta kedua insan yang berusaha saling menguatkan

Antara Sean Arega Giatama dan Jennie Resta Giatama.


































Tbc.

𝐃𝐄𝐀𝐋 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang