[Deal With Devil]
"Kau sudah memberi tahunya bahwa hari ini dia harus menemui kita?"
Ava menatap Jennie dengan mengangguk tidak enak. Sedari malam, Jennie tidak berhenti memperhatikan Ava. Apalagi setelah dia check up di dokter kandungan dan nyatanya memang benar. Ava telah mengandung dan janinnya telah berusia satu minggu.
Entah bagaimana tanggapan Ava harusnya, tapi dia merasa amat memberatkan jika melihat ketulusan sang Kakak untuk mengurusnya.
"Makanlah buah ini Ava, Ini baik untuk kesehatan janinmu." Ucap Jennie dengan memberikan beberapa potong apel sambil tersenyum lembut.
Ava semakin merasa bahwa dia adalah adik paling tidak tahu diri untuk kakaknya yang sebaik ini.
"Nanti aku makan, Kak..."
"Makanlah sekarang. Kamu harus ingat kata dokter bahwa janinmu masih butuh banyak nutrisi untuk membuatnya kuat."
Ava memakannya dengan segera dan tersenyum pada Jennie, tidak lama handphone Ava bergetar dan nama yang tertera disana
Devan calling you..
"Halo."
"Kamu di meja mana, Ava?"
"Meja nomor 12. Arah jam 9."
Tak berapa lama laki-laki itu muncul membuat Jennie memperhatikan wajahnya yang familiar dan lelaki di belakangnya yang amat sangat ia kenal.
Devan dengan santai duduk dengan posisi yang dekat samping Ava membuat Ava menunduk dengan wajah memerah dan yang membuat Jennie membeku adalah laki-laki yang juga menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat.
"Apa yang Pak.. Sean lakukan... disini...?" Ucap Jennie.
"Saya mengantar Adik untuk menyelesaikan urusannya."
Sesaat tubuh Jennie menegang. Dia menatap Devan tajam dan kemudian menatap Sean juga dengan mata kucing yang galak
"Jadi lelaki bajingan ini adikmu?" Ucap Jennie kasar membuat mata Sean membesar
"Woah.. Tenanglah. Toh dia kemari untuk bertanggung jawab kepada Adikmu itu."
"Persetan dengan tanggung jawab! Dia telah membuat Adikku malu!"
"Itu bukan sepenuhnya salah Devan. Adikmu adalah pihak pertama yang mengundang Devan untuk bergabung ke ranjangnya."
"Laki-laki mana yang tidak mau? Dengan posisi tubuh Avarie ini yang sama dengan tubuhmu, semua laki-laki pun tergoda untuk bercinta-"Plakk
"Kau pun sama bajingannya dengan Adikmu!" Ucap Jennie geram.
Itu jelas membuat Sean memegang pipi bekas tamparan tersebut, kemudian menatap Jennie dengan senyuman miringnya
"Sebagian laki-laki itu terlahir untuk menjadi bajingan, Nona Videna." Jawab Sean dengan suara rendah tapi juga tidak mau kalah membuat suasana tegang sampai semua orang memperhatikan termasuk Avarie yang terkejut dengan sikap Kakaknya.
Jennie mendecih mendengarnya. Tanpa basa basi dia menarik Ava berdiri membuat Devan ikut berdiri dan kemudian Jennie berjalan melewati Sean dengan kasar.
"Hei!"
"Aku disini untuk bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Adikmu!""Shut the fuck up! Aku tidak butuh hal itu. Lebih baik aku yang mengurus semua keperluan bayi ini ketimbang harus menyerahkan Ava kepada lelaki bajingan seperti kau dan adikmu!"
Sean tertawa remeh
"Gajimu bahkan tidak cukup untuk dirimu sendiri. Bagaimana bisa kau mengurus biaya hidup wanita hamil?"
"Jangan remehkan seseorang dengan pengasilan rendah. Aku telah menemukan maknanya bahwa kau lebih rendah dari seekor binatang penjilat!"
Jennie terus menarik Ava keluar dan menyisakan Sean yang menggeram dengan tangan terkepal dan Devan yang menunduk serta mengacak rambutnya.
"Bagaimana ini, Papa pasti marah besar.." Ucap Devan sambil membayangkan Gerald yang baru selesai dengan taekwondo nya dan mencoba semua jurus yang ia pelajari ke tubuhnya.
Devan memohon kepada Tuhan untuk segera mati jika itu terjadi.
"Jangan biarkan Papa tau akan hal ini, Aku akan menyelesaikannya segera. Wanita itu semakin membuat aku haus untuk memilikinya." Jawab Sean dengan suara berat membuat Devan bengong dan merasa aneh saat Sean melepas dasinya kasar serta terlihat amat kesal.
Baru kali ini ia melihat Sean hanya diam dan memendam rasa kesalnya kepada seorang wanita.
Dan wanita itu? Tidak mungkin orang lain. Pasti yang di maksud adalah Avarie dan Kakaknya.
Tidak mungkin Sean membuka hubungan dengan Avarie, berarti.. Sean telah membuka hubungan dengan Jennie?
[Deal With Devil]
"Kakak akan menyerahkan surat resign ini? Lalu Kakak akan bekerja dimana?" Tanya Avarie dengan wajah merasa bersalah dan khawatir
"Tak apa jika aku harus jadi pelayan. Asal kita masih bisa menemukan makan sehari-harinya." Ucap Jennie mengusap rambut Ava lembut.
Ava tak sengaja meneteskan air matanya dan kemudian dia memeluk kakaknya erat.
"Maafkan Ava, Kak. Karena Ava, Kakak jadi kesusahan seperti ini..."
"Hei Ava. Kakak baik-baik saja. Tidak masalah jika Kakak harus kesusahan, Kakak ingin memberikan yang terbaik untuk kamu. Termasuk merawat kamu dan calon anak kamu. Satu hal yang harus kamu ingat, kamu harus kuat menghadapi segalanya. Jangan bergantung pada orang lain dan lelaki bajingan itu. Kita pasti bisa melewati semua ini. Badai ini akan segera berakhir."
Mereka berpelukan dengan Ava yang bercucuran air mata, sedangkan Jennie berusaha sekuat mungkin menahannya agar ia terlihat kuat di hadapan Ava. Siapa lagi motivasi Ava selain dirinya?
Ia harus kuat demi Avarie. Demi keluarganya yang rapuh ini.
[Deal with Devil]
Brak!!!
"Lalu kau menyetujuinya?!!"
"Ma-maafkan saya Pak.. Tapi Jennie bilang-"
"Bodoh!! Kau bodoh, Reno!! Kau telah melepaskan sasaran empukku disini!! Kau tidak berguna!! Berengsek!!"
Emosinya seakan tidak terkontrol. Reno terkejut mendengar semua ucapan yang Sean tunjukan kepadanya. Sean tidak pernah se-emosional ini ketika ia memberi izin seorang karyawan biasa untuk resign.
"Maafkan saya Pak, saya tidak tahu bahwa ini sangat berpengaruh terhadap anda."
"Sekarang, keluar dari ruangan ini dan urus wanita itu! Putuskan semua koneksi dan pastikan ia tidak di terima di pekerjaan jenis apapun! Buat dia kembali kemari dengan mengemis meminta pekerjaan kepadaku. Wanita itu butuh sedikit pelajaran karena sudah benar-benar membuat aku marah!" Geram Sean dengan tangan yang mengenggam pegangan kursi dengan sangat kencang hingga urat tangannya terlihat.
Dia harus membuat Jennie berlutut kepadanya. Wanita itu sungguh membuatnya gencar dengan amarah.
Jennie harus menerima semua akibat dari kecerobohan yang ia perbuat. Dia harus menanggung kemarahan Sean.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐀𝐋 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋
Romance𝗠𝗔𝗧𝗨𝗥𝗘 𝗖𝗢𝗡𝗧𝗘𝗡𝗧‼️ 𝗟𝗜𝗙𝗘 𝗗𝗥𝗔𝗠𝗔‼️ (𝘴𝘵𝘢𝘺 𝘢𝘸𝘢𝘺 𝘪𝘧 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘨𝘪𝘷𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘤𝘩𝘦𝘦𝘴𝘺 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘪𝘯') "𝑪𝒂𝒖𝒔𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒗𝒆𝒓𝒃 𝒔𝒂𝒚𝒔, 𝒅𝒐𝒏𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒇𝒊𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒗�...