🌹Chapter 5

224 36 8
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sebelum membaca cerita ini jangan lupa vote.

Happy reading

🕌

Author POV

Hari ini Farah akan berangkat ke sekolah. Setiap hari Farah selalu diantar oleh Ayahnya. Namun, tidak untuk hari ini.

"Bunda, Ayah mana kok mobilnya nggak ada?" tanya Farah.

"Ayah ada meeting. Dia udah berangkat dari tadi. Jadi, kamu perginya naik angkot aja ya."

"Aku nggak mau naik angkot Bun...," rengek Farah.

"Terus Aqila mana Bun, kok nggak kelihatan dari tadi?" tanya Farah lagi.

"Aqila sekarang nggak sekolah, gurunya ada rapat jadi libur," jelas Bunda Farah.

"Laahhhh..., jadi aku sendirian dong berangkatnya?"

"Iya Farah, kamu harus belajar mandiri dari sekarang dong sayang. "

"Baiklah Bun, aku berangkat dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati - hati di jalan."

"Iya Bun."

Farah langsung keluar dari rumah, mentari yang selalu memperhatikannya tak pernah ia hiraukan, karena matahari akan manjadi saksi bisu dari setiap kehidupan ini.

Sudah beberapa menit berlalu. Tapi, ia belum juga melihat angkot yang lewat. Dengan sabar dan tanpa rasa mengeluh, menanti itu tak kan pernah terasa.

Tiba-tiba saja sebuah mobil warna merah melintas begitu cepat.
"Prraaakk"
Mobil itu melalui genangan air di jalanan dan mengenai baju Farah. Kini, seragamnya kotor dengan lumpur. Mobil itu berhenti, dan mundur tepat dihadapan Farah. Bukannya minta maaf, pemilik mobil dan temannya malah menertawakan Farah.

"Rasain lo, makan tuh lumpur, hahaha", disertai temannya yang ikut tertawa.

Farah hanya diam membatu, dia hanya bisa bersabar, tidak semua kesalahan seseorang harus kita balas.


Setibanya di sekolah, Farah hampir saja terlambat. Gerbang sudah ditutup setengah, tapi ia diperbolehkan masuk.

"Far, kamu kenapa terlambat datangnya? Aku pikir kamu nggak bakalan sekolah"

"Maaf, ya Sha aku tadi ke sekolah naik angkot jadi lama nunggunya"

🕌

Maaf baru update sekarang, dan sedikit. Terimakasih untuk yang telah membaca dan memvote cerita ini.

Jadikanlah Al - qur'an sebagai bacaan sehari - hari 📖.

Masjid Pengikat RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang