Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sebelum melanjutkan membaca follow author dulu ya dan beri vote untuk cerita ini.
Happy Reading
🕌
Awan yang berada diatas terlihat mendung dan akan turun hujan. Sebelum hujan menjatuhkan semua air yang telah dibendungnya, aku harus lebih dulu tiba di sekolah.
Hari ini, aku dan Aqila diantar oleh Ayahku. Jalan yang mulai padat membuat ayahku lebih cepat mengendarai mobilnya.
Tidak lama kemudian, mobil ayah berhenti didepan gerbang sekolahku.
"Ayah, aku masuk dulu ya. Assalamu'alaikum," ujarku dan mencium tangan ayah.
"Wa'alaikumussalam, semangat belajarnya ya sayang."
Satpam sekolah langsung menyambutku, biasanya satpam sekolah setiap hari selalu berdiri di depan pagar untuk menyambut murid-murid dan guru-guru sekolah. Pak Jaka, itulah nama yang akrab dipanggil oleh siswa di sekolah ini. Tubuh tinggi dengan kulit sawo matang, badannya juga tegap dan besar seolah menggambarkan perawakan yang galak. Padahal, ia adalah orang yang sangat ramah dengan murid dan guru maupun dengan orang lainnya. Jadi, jangan menilai seseorang dari covernya aja.
Mobil ayahku meluncur di jalan dengan cepat, dan semakin lama semakin tidak terlihat dari pandanganku. Hanya menyisakan mobil-mobil lain yang lewat di depan sekolahku. Asap dan debu jalanan membuatku tak betah berlama-lama di sini dan segera melangkah untuk masuk."Selamat pagi Neng."
"Selamat pagi Pak." Pak Jaka dengan senyumnya yang khas selalu ramah dan sopan kepada setiap orang.
Melangkah menuju ke kelas, itulah yang aku lakukan sekarang. Tidak semua orang bisa merasakan seperti ini, maka kita wajib bersyukur atas nikmat oleh Allah Swt.
"Hai, Farah. Kamu cantik amat." Sambutan dari Falisha membuat tak kuasa menahan tawa.
"Alhamdulillah. Kamu kemana aja selama ini, baru keliatan ya wajah cantik aku." Tawaku pun semakin bertambah.
"Bukan kamu, tapi si Amat yang cantik, hahaha"
"Hahaha, garing Sha nggak lucu."
"Ya udah nggak papa Far. Aku nggak peduli. O iya aku mau kasih tau kamu, Kakak kelas yang kemarin yang nabrak kamu di depan kelas kita itu namanya Kak Tisha Far." Falisha dengan semangat dan antusias memberitahuku.
"Kamu tau dari mana Sha?"
"Kemarin, aku pergi ke kafe nggak sengaja lihat Kak Tisha sama teman-temannya, terus temannya manggil Tisha gitu."
"Kamu nguping pembicaraan mereka? "
"Nggak Far, kemarin aku cuma kebetulan lewat di meja mereka. Tapi, nguping dikit sih."
"Tadi katanya enggak sekarang iya."
"O iya Far, kemarin itu kamu sempat bilang kamu pernah naik motor Kak Adam ceritanya gimana sih." Falisha mulai lagi ungkit-ungkit yang kemarin.
Karena Falisha nanya Kak Adam aku jadi ingat sekarang Kak Adam udah sembuh atau belum. Waktu yang bergulir begitu saja membuatku selalu kepikiran dengan sosok laki-laki itu. Wajahnya yang tampan dan sikapnya yang baik dan lembut membuat jantungku nggak karuan.
"Astagfirullahal'azim," ucapku lirih namun masih terdengar oleh Falisha.
"Hayo, lagi lamunin siapa? Ceritaan dong Far, jangan melamun terus."
"Jadi, gini ceritanya Sha...."
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Tiba-tiba seseorang datang ke dalam kelas Farah dan Falisha.
🕌
Terimakasih sudah membaca atau sekedar mampir ke cerita ini. Jika kalian suka dan merasa cerita ini bermanfaat maka beri vote, comment dan follow author agar bisa bermanfaat juga bagi author.
Syukron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masjid Pengikat Rindu
EspiritualPerjalanan hidup tidak selalu sesuai harapan terkadang yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita