Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sebelum membaca cerita ini follow author dulu ya dan jangan lupa vote cerita ini
Happy Reading
🕌
Suasana rumah sakit menjadi mencekam, Kak Adam dengan cepat dilarikan ke ruangan IGD. Perawat juga berusaha bergegas untuk membawa Kak Adam agar bisa secepatnya ditangani.
Aku, Falisha dan Aqila sudah berada di ruma sakit, sejak Kak Adam dimasukkan ke dalam mobil, Aku dan Falisha berniat untuk menemani Kak Adam diantar ke rumah sakit tapi kami berangkat dengan taxi online sedangkan di dalam mobil ambulans, Kak Adam ditemani oleh seorang bapak yang telah menolongnya.
Rencana yang telah kami atur untuk pergi ke toko buku menjadi berantakan dan harus ditunda dulu. Untungnya Aqila bisa memaklumi dan mau menunda untuk pergi ke toko buku. Sekarang Aqila juga ikut denganku dan Falisha ke rumah sakit.
"Suster sudah menghubungi pihak keluarga dari korban, jadi sekarang saya harus pergi karena ada urusan penting yang harus saya selesaikan," ucap seorang bapak yang menolong Kak Adam tadi.
"Ya Pak, terimakasih Pak sudah mengantar teman saya," ucapku dan bapak itu langsung meninggalkan kami yang masih menunggu.
"Kak, kita kapan pulang? Aku mau pulang."
Aqila mulai tidak betah jika harus berlama-lama berada di rumah sakit."Ya Far, sebaiknya kita pulang aja. Soalnya keluarga Kak Adam bakal datang juga," kata Falisha yang mendukung permintaan Aqila.
"Sebentar lagi ya Qila, Sha. Kita tunggu sampai keluarganya datang ya. Please."
"Kamu penasaran ya sama keluarganya Kak Adam? Sampai segitunya mau nungguin. Apa jangan-jangan kamu mau nungguin calon mertua ya...."
"Falisha udah mulai lagi nih," gumamku dalam hati.
"Ya udah deh, aku setuju kita pulang sekarang," ujarku cemberut dan berusaha untuk mengalihkan pembicaraan Falisha.
"Yuk Kak," ucap Aqila karena akhirnya kami bisa pulang.
Aku, Falisha dan Aqila pergi keluar dari rumah sakit ini dan membiarkan Kak Adam sendirian diperiksa oleh dokter sampai keluarganya datang.
Ketika kami keluar dari pintu rumah sakit. Aku melihat Rafa berjalan cepat dengan wajah panik dan tanpa disengaja kami berpapasan di depan pintu rumah sakit.
"Rafa, kamu ngapain di sini?" tanyaku penasaran melihat tingkah Rafa yang terlihat terburu-buru.
"Saudaraku ada yang kecelakaan, jadi aku harus buru-buru, duluan ya Farah, Falisha," jawab Rafa dan kemudian langsung bergegas masuk ke dalam.
"Sha, kok banyak sih yang kecelakaan dihari yang sama."
"Namanya juga musibah Far, kita nggak pernah tahu kapan itu terjadi. Dan kita harus selalu bersyukur karena sekarang kita diberikan nikmat sehat oleh Allah Swt."
"Iya juga sih Sha. Tapi, ya udah lah kita pulang aja yuk."
Kami bertiga memutuskan untuk pulang naik angkot karena jika pakai taxi online takutnya datangnya kelamaan. Kebetulan di depan rumah sakit banyak angkot yang lagi nungguin penumpang jadi nggak perlu susah payah untuk mesan taxi. Apalagi naik angkot lebih murah dan ringan di kantong daripada naik taxi.
Perjalanan hari ini sudah selesai sampai di sini, banyak pelajaran yang kami dapatkan. Takdir kita semua sudah ada di tangan Allah Swt. namun kita harus selalu berikhtiar dan berdo'a agar takdir kita bisa menjadi lebih baik dan lebih bermakna.
🕌
Terimakasih telah membaca cerita ini. Jika ukhty suka silakan vote dan comment agar ana tahu berapa banyak orang yang suka cerita ini.
Syukron
KAMU SEDANG MEMBACA
Masjid Pengikat Rindu
روحانياتPerjalanan hidup tidak selalu sesuai harapan terkadang yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita