Woojin mengangkat kepalanya setelah lama bersandar dari pundak yang termuda. Matanya menangkap wajah kelelahan yang begitu ketara diantara netra yang terpejam erat, mungkin mereka memang tertidur. Namun, woojin tahu ada banyak gangguan buruk dalam mimpi mereka yang membuat mereka tak nyaman dan ingin segera terbangun. Lagi-lagi fisik mereka tak bisa dipaksakan, lelah atau letih sudah pasti. Mental merekapun jauh dari kata baik. Dan, siapa yang dapat menyangkal bahwa ini bukalah mimpi belaka...?
Jika ingin dikatakan egois. Mungkin woojin juga bisa. Siapa yang ingin mati konyol disini...? Mungkin itulah mengapa felix dan changbin melakukan hal keji yang menurutnya halal untuk dilakukan demi memperjuangkan hidupnya. Apalagi, semua ini adalah ajakan si keras kepala changbin dan sikap chan seolah percaya semuanya akan baik-baik saja.
Mana buktinya...?
Sejujurnya woojin ingin marah, marah besar pada changbin ataupun chan yang kini masih betah terjaga dalam ketidaksadarannya. Namun, ia tak ingin punya sifat keji seperti felix yang ingin menghabisi kawannya atau sikap changbin yang sangat tempramental hingga tak tahu kesalahan terbesarnya. Bagaimanapun woojin tak bisa bersikap seperti itu, menghabisi nyawa orang lain meskipun ia tak ingin mati.
Kejadian demi kejadian membuat seluruh tubuhnya lemah. Mungkin kematian minho, jisung dan felix masih bisa diterima oleh mentalnya. Namun kejadian changbin? Mentalnya turun drastis, sadis adalah gambaran yang terlintas dalam benak woojin. Dimana darah pekat itu mengalir indah memenuhi lantai ruangan yang redup. Woojin tak sanggup mengingatnya....
Coba kalian bayangkan itu terjadi di depan mata kalian sendiri...?!
"Woojin...?" Panggilan itu membuatnya menoleh. Terdapat chan yang membuka pandangannya perlahan, tubuhnya masih diam tanpa bergerak. Mungkin kaku fikirnya.
"Ya?" Balasnya. Matanya hanya menatap penuh tanya pada sosok yang baru saja tersadar, tak ingin bertanya keadaannya seperti apa. Toh, tanpa perlu bertanya woojin tahu. Chan tidak sedang dalam keadaan baik.
"Arghh, kenapa kepala gue sakit banget sih!" Desahnya menahan nyeri. Darah di pelipisnya sudah mengering. Woojin kembali memalingkan wajah lantaran bingung harus menjawab apa.
"Kepala lo ketiban buku tadi, dan berakhir lo pingsan berjam-jam. Mungkin efeknya baru kerasa sekarang" tuturnya menceritakan kejadian yang dialami oleh chan.
"Serius lo?! Masa ketiban buku doang gue pingsan? Anjir, letoy amat gue jadi cowo..." ungkapnya terkejut. Sejenak woojin terkekeh kecil, mungkin chan tak tahu seberapa besar buku yang menimpanya juga seberapa tebal lembaran kertas pada buku tersebut. Beruntung rak kayu itu tak jatuh meniban kepalanya.
"Baru sadar lo hah?!" Hardiknya yang masih tertawa kecil.
Chan mengangkat bahu tak ingin ambil pusing. Dilihatnya hyunjin, jeongin dan seungmin terlelap dengan pakaian lusuhnya. Sejenak ia juga tersenyum kecil. Satu tangannya mengelus surai hyunjin lembut, merasa iba ketika mengingat perjuangan hyunjin mengeluarkan mereka di dinding yang hendak menyatu waktu itu. Alhasil ia harus menderita hingga kini karna luka yang didapatinya. Jika saja hyunjin egois, mungkin tubuhnya masih sempurna tanpa ada luka.
Disamping hyunjin, ada seungmin yang tertidur damai dengan bersandar didinding. Ralat, tidak ada kata damai diwajahnya. Semuanya penuh gangguan merasa tak nyaman di alam bawah sadar. Chan tahu pasti, situasi ini membuatnya tertekan.
Lalu disamping seungmin, ada jeongin yang juga terlelap.
Tapi tunggu...!
"Woojin...?" Chan kembali memanggil. Diliriknya woojin tengah melempar batu-batu kecil, gambaran terbesar dari orang yang sedang putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escape Room- StrayKids ✔
Mystery / ThrillerRotate your brain then follow the rules that are in the start and game. Welcome to Escape Room~~ -STRAY KIDS- ⚠ Bahasa Semi Baku / Non Baku ⚠ Misteri/Thriller ⚠ Beberapa Part mengandung kekerasan ⚠ Brothership ⚠ mengajak pembaca untuk berfikir da...