Dear Maryam 1

2.3K 146 32
                                    


Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin; "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS. Al-Ahzab:59)

***

"'kenapa belum berhijab, yang penting hijabin hati dulu. Dari pada kepala dihijabin tapi hatinya dengki?' Gak ada yang namanya hijabin hati. Menghijabi hati itu gak bagus. Jadi harusnya menutup kepala membuka hati, bukan menutup hati membuka kepala...."

Ceramah agama dari Ustadz yang kurang lebih enam bulan ini menjadi salah satu ustadz favorit Maryam masih setia teputar dari smartphonenya, menemani gadis bermata bening itu yang sedang sibuk mematut dirinya di depan cermin.

Ditatapnya pantulan wajah ayunya di cermin yang saat ini telah rapi dengan penampilan formalnya yang baru. Sebuah celana bahan hitam membungkus kaki jenjangnya yang biasanya terbuka, dipadukan dengan blouse coklat susu yang dirangkap dengan blazer berwarna coklat. Sebuah kain berwarna senada dengan blousenya juga melekat di kepala, menambah aura kecantikan pada wajahnya yang terpoles make up tipis.

Maryam Khairunnisa, gadis cantik berusia 24 tahun itu memutuskan untuk mulai mengenakan hijab pagi ini. Sudah sekitar enam bulan dia mulai memperdalam islam, agama yang sejak lahir dianutnya dan selama sebulan ini dia tampak lebih bersungguh-sungguh mempelajari islam. Bukan hanya sekedar untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk diamalkan setiap harinya.

Dia sadar, sudah terlalu lama lalai dan acuh terhadap kewajibannya sebagai seorang muslimah. Dan mulai pagi ini, Maryam memantapkan hatinya untuk memulai kembali semuanya. Memulai untuk menjadi hamba yang lebih baik lagi. Semua pasti sulit pada awalnya, namun dia yakin akan mampu melewati setiap ujian yang kelak akan datang menguji kesungguhan hijrahnya. Seberat apapun ujian itu.

"Bismillah ya, Mar. insyaAllah ini yang terbaik. Semangat!!!" Ujarnya menyemangati diri sendiri.

Gadis itu kemudian mematikan audio ceramah yang masih terputar melalui ponselnya lalu segera menyambar tas yang tergeletak di atas nakas dan beranjak keluar dari dalam kamar sederhana minimalisnya.

"Pagi ayah, pagi Bunda." Gadis itu mencium pipi ayahnya yang sudah setia menunggunya di salah satu kursi di ruang makan. Sementara ibunya tengah sibuk memindahkan sarapan yang sudah selesai dimasak dari dapur ke atas meja makan.

Senyum cantik yang menampakan gigi-giginya yang rapi tak lupa gadis itu berikan kepada kedua orang tuanya.

"MasyaAllah, Maryam. Benarkan apa kata bunda, kamu cantik banget kalau pakai jilbab gini." Maryam nyengir mendengar pujian bundanya.
Sementara Haikal -ayah Maryam, mengernyitkan dahi ketika melihat penampilan baru putri satu-satunya, lalu kemudian tersenyum tanpa memberikan respon apapun membuat Maryam kesal terhadap sifat ayahnya yang super cuek.

Setidaknya kasih sedikit pujian atau apalah? Bukannya selama ini ayahnya yang selalu memintanya memakai jilbab. Huh menyebalkan.

"Iiiihh, ayah gak asik banget sih. Masa Cuma senyum aja. Nyebelin banget." Ucap Maryam sambil mengerucutkan bibirnya yang membuat wajah cantiknya tampak menggemaskan. Haikal menatap putri kesayangannya.

"terus ayah harus gimana dong."

"Ya ayah kasih komentar kek, tentang penampilan aku yang baru. Pantes atau nggak? cantik nggak?"

Dear MaryamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang