Dear Maryam 11

1K 99 45
                                    

Gia melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa di sepanjang lorong rumah sakit, menuju ke tempat di mana seseorang yang sangat berarti baginya saat ini sedang dirawat. Wajahnya penuh dengan raut khawatir dan penyesalan sedang di dalam hati ia terus merutuki kebodohannya yang telah meninggalkan Darrel begitu saja.

Pandangan Gia menangkap seorang gadis muda yang tengah duduk di kursi tunggu di depan sebuah ruangan yang ia yakin merupakan tempat Darrel di rawat saat ini.

"Daisy ..." panggil Gia lirih kepada gadis muda itu. Daisy yang merasa namanya dipanggil, menoleh ke asal suara. Tanpa menunggu lama, gadis muda itu segera bangkit dari duduknya dan berhambur ke pelukan Gia, menumpahkan air mata yang sejak tadi coba ia tahan. Begitupun dengan Gia, sejak tadi air matanya memang tidak bisa berhenti mengalir dan melihat Daisy seperti ini membuatnya tangisnya semakin tak terbendung lagi.

"Bagaimana keadaan Darrel, Daisy?" tanya Gia setelah mereka kembali duduk.

"Kak Darrel masih belum sadarkan diri, Kak. Tapi beruntung kakak masih bisa di selamatkan. Keadaan Kak Darrel sangat parah saat tadi dibawa ke rumah sakit. Dokter baru selesai melakukan operasi, jadi kita belum diizinkan menemuinya. Untuk saat ini kita hanya bisa menunggu dan berdoa untuk kakak."

"Ya Tuhan." Gia menangkup wajahnya, ia kalut.

"Dugaan awal polisi, Kak Darrel mengalami kecelakaan karena dalam pengaruh alkohol saat berkendara. Jadi dia tidak sadar saat berkendara dengan kecepatan tinggi hingga mengabaikan rambu lalu lintas."

"Ini semua salah Kakak. Seharusnya kakak tidak memutuskan pertunangan kami begitu saja. Seharusnya kakak ingat bahwa saat Darrel merasa tertekan ataupun kecewa, dia akan melampiaskannya kepada alkohol. Semuanya tidak akan terjadi kalau kakak tidak egois. Maafkan kakak," ungkap Gia akhirnya. Daisy menoleh kepada Gia dengan raut tidak percaya.

"Maksud kakak apa? Kenapa kakak lakuin itu?" tanya Daisy dengan nada yang sedikit naik, ia merasa sangat kecewa mengetahui Gialah penyebab kecelakaan kakaknya. Gia akan menjawab ketika sebuah suara meneriakinya.

"WANITA SIALAN. UNTUK APA KAMU ADA DI SINI, HAH?" ujarnya dengan berapi-api. Suara itu milik Sukma. Wanita paruh baya itu merenggut rambut belakang kepala Gia hingga membuat Gia meringis sakit karenanya.

"PERGI KAMU DARI SINI SEKARANG JUGA DAN JANGAN PERNAH MENAMPAKAN DIRIMU DI HADAPAN KELUARGAKU LAGI, SIALAN." Sukma menghempaskan Gia hingga gadis itu terhempas jatuh ke lantai lorong rumah sakit.

"Sabar, Mom. Mommy baru saja siuman. Tahan emosi mommy atau mommy akan pinsan lagi," bujuk Vanie yang berada di belakang Sukma. Wanita paruh baya itu memang baru sadar dari pinsannya ketika mengetahui bagaimana keadaan anak laki-lakinya, dan melihat orang yang sangat dibencinya ada di sini bersama Daisy seketika membuat emosinya memuncak. Wanita itu sampai harus dipapah oleh Vanie untuk duduk di kursi. Tubuhnya masih lemas, fikirannya berkecamuk dan hatinya kalut karena khawatir akan keadaan anak laki-laki satu-satunya yang ia miliki, yang kini tengah berjuang untuk hidup.

Dengan perlahan Gia merangkak mendekat ke arah Sukma yang memalingkan wajah darinya. Tanpa ragu gadis itu merengkuh kedua kaki Sukma. "Tante, saya mohon tolong jangan halangi saya untuk tetap di sini, jangan halangi hubungan kami lagi, Tante. Saya begitu mencintai Darrel. Saya janji akan melakukan apapun yang tante inginkan, asal tante tidak memisahkan kami lagi. saya mohon, tante. Saya mohon..."

Sukma mengibaskan kakinya dengan kuat hingga Gia kembali terhempas. "Sampai matipun aku tidak akan pernah menerimamu, sialan. Kamu tidak pantas menjai istri anakku. Pergi kamu dari sini."

"Tante, saya mohon."

Daisy geram menyaksikan drama yang ada di hadapannya, ia segera membawa tubuh Gia untuk bangun dan berhenti berlutut di hadapan sang ibu. Usianya memang masih sangat muda, tapi melihat semua ini tentu saja semua orang bisa menyimpulkan apa yang sebenarnya tengah terjadi di sini. Ia sangat tahu bagaimana perasaan Darrel dan Gia, dan ia juga sangat tahu bagaimana kebencian ibunya terhadap gadis panti asuhan itu. Sangat tidak masuk akal Gia tiba-tiba meningglakan Darrel kecuali tanpa campur tangan ibunya, bukan? meski Daisy sendiri tidak tahu apa yang sudah ibunya itu katakan kepada Gia hingga Gia mau menyerah begitu saja.

Dear MaryamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang