Semua mahasiswa pelatihan wajib bela negara tengah berkumpul di aula setelah melaksanakan ibadah dan makan malam. Hanbi duduk di barisan kedua dari depan. Semua mahasiswa tengah meyimak penjelasan pelatih Yudha. Hanbi mencatat beberapa hal yang penting. Setelah penjelasan semua mahasiswa diberi peluang untuk bertanya jawab. Banyak mahasiswa yang bertanya baik mengenai materi yang disampaikan Pelatih Yudha. Hanbi menguap berkali-kali. Waktu berjalan dengan cepat menunjukan sepuluh malam. Semua mahasiswa beristirahat tidur malam. Banyak mahasiswa cowok yang masih nongkrong di barak sehingga saat pelatih mengecek barak laki-laki semua mahasiswa laki-laki mendaptkan hukuman.
Hari-hari selama kegiatan dipenuhi latihan fisik seperti lari, latihan menembak dan masih banyak kegiatan semi militer lalu malam harinya belajar bersama. Dan malam ini adalah malam terakhir kegiatan wajib bela negara. Malam ini mahasiswa dan pelatih menghabiskan untuk mendekatkan diri pada mahasiswa sebagai generasi muda. Habi dan Flo duduk dibawah pohon sambil melihat teman- teman nya bernyanyi bersama pelatih.
“Bi pelatih tembak cakep ya.”
“Yang mana Flo kan pelatih tembaknya banyak.”
“Itu loh yang lagi main kalau enggak salah namanya Karim. Masih singel enggak ya.” Ucap Flo sambil menatap Pelatih Karim yang sedang memainkan gitar.
“Tanya orangnya lah. “
“Pokoknya aku harus foto bareng sama minta nomor wa nya sebelum acaran selesai nanti enggak bisa ketemu lagi.”
“Kamu naksir pelatih Karim ?.”
“Cewek mana sih yang enggak naksir kacang ijo kaya mereka.”
“Aku mau kesana dulu ya mau deketin pelatih Karim.” Sambung Flo lalu berlari menunju temapat Pelatih Karim.
Hanbi melihat gerak-gerik Flo yang tengah berusahan mendekati Karim. Hanbi tertawa melihat usaha Flo yang tengah mendekati Karim. Karim memberikan reaksi dingin pada Flo tidak hanya Flo tetapi cewek yang mengerubungi Karim. Bukan hanya Karim saja tetapi tentara bujangan yang lain. Hanbi tertawa melihat ekspresi Flo yang seperti kesal dengan respon Karim. Tanpa Hanbi sadari seseorang duduk di sebelah nya tersenyum melihat Hanbi tertawa. Sadar ada orang melihatnya Hanbi menoleh kesamping dan melihat seseorang yang sudah dua bulan lebih menghilang.
“Sudah lama saya tidak melihatmu. Bagaimana kabarmu ?.”
“Baik kok Pelatih.”
“Panggil kak saja keliatan lebih akrab.” Pinta Yudha di balas anggukan Hanbi.
“Kak Yudha kemana aja kok lama enggak kelihatan.” Tanya Hanbi pelan.
“Kenapa memang kamu kangen sama kakak ?.”Goda Yudha membuat pipi Hanbi bersemu.
“Kakak kemarin dapet tugas. Kamu udah berani tinggal dirumah sendiri ?.” Tanya Yudha mencoba mengalihkan perhatian.
“Udahlah kak sekarang Bang Paksi sering pergi keluar kota sampai keluar negeri lama lagi.” Keluh Hanbi memuat Yudha terkekeh.
“Oh ya....Abang kamu kerja apa sih kok sering pergi ninggalin kamu ?.”
“Abang aku sekarang udah naik jabatan operasional apa gituh di program tv yang sering traveling gituh kak.”
“Jadi abang kamu kerja di stasiun tv ?.”
“Iya kak.”
“Kamu besok ada acara enggak ?.”
“Enggak ada kak.”
“Aku mau ajak kamu nonton mau enggak ?.”
“Boleh deh tapi nanti ijinin aku sama abang ya kak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
As if it's your last (On Going)
General FictionHanbi hanya punya Paksi sebagai keluarga. Kesibukan Paksi sebagai Creativ sebuah program acara di salah satu televisi membuat Hanbi sering berada di rumah sendiri. Pribadi Hanbi yang tertutup membuat dia tidak memiliki teman apalagi jatuh cinta. Sem...