12. Tentara Berdarah

319 29 2
                                    

Kalian percaya hantu enggak sih. Kalau aku percaya. Akan aku ceritakan pengalaman horor waktu pertama kali aku tinggal dirumah ini.

Empat tahun lalu.

Ku pandangi rumah baru yang di beli Bang Paksi, sebelumnya kami tinggal dirumah kontrakan sederhana karena Bang Paksi jarang pulang juga. Setelah empat tahun akhirnya Bang Paksi membeli rumah di perumahan mewah. Namun Bang Paksi memilih tipe 3 karena kita hanya tinggal berdua. Kamar ku didekorasi dengan baik, Bang Paksi memberikan fasilitas belajarku terutama laptop, dan separangkat kamera. Dirumah ini ada studio kecil, Bang Paksi ini youtuber juga Cuma enggak setenar Atta avatar sih.

Setelah berberes pakaian aku turun kebawah, karena Bang Pksi harus kekantor jadinya aku sendirian dirumah deh, aku menikmati semangkuk es krim sambil menonton tv. Saat asyik menonton tiba-tiba ketukan pintu terdengar, aku berjalan menuju monitor. Rumah ini didesain seperti rumah-rumah di Korea jadi kalau ada tamu kita bisa lihat monitor kecil yang menempel di tembok pembatas ruang tamu dan ruang tengah. Namun tak ada orang.

Ah mungkin orang iseng. Pikir ku.

Suara ketukan terdengar lagi, aku jadi ingat pesan pak satpam yang membantu angkat-angkat barang. Katanya setiap penguni baru disini pasti malam pertama tinggal akan ada tamu tak berjasad. Aku tak langsung percaya karena aku belum pernah lihat wujud nya Cuma kalu di jahilin pernah. Ku lihat dimonitor ternyata ada orang tapi tunggu orang itu menunduk lalu secara perlahan ia mengangkat wajahnya.

Aku syok lalu berlari menuju kamar tanpa mematikan televisi. Ku cari phonsel untuk menghubungi Bang Paksi namun tak kunjung diangkat, kupilih Kak Vean satu-satunya orang yang bisa ku harapkan akhirnya diangkat.

"Ha-"

"Kak cepetan kerumah aku takut. Tadi ada yang ketok-ketok pintu terus ada orang wajahnya berdarah." Bisik ku.

"Ok kakak kesana sekarang."

Aku merebahkan diri dikasur lalu menutup tubuhku dengan selimut. Lalu tiba-tiba ketukan dari arah jendela. Beruntunglah gorden kamar ku tebal. Ketukan itu makin lama makin keras dan semakin cepat, aku menutup mulut ku erat agar tak timbul suara. Lalu laptop ku menyala menampilkan aplikasi dari cctv menampakan Kak Vean yang berdiri tak berapa lama kemudian ponsel ku berdering.

"Buka pintunya Bi."

Aku langsung bergegas menuju kebawah lalu membuka pintu, benar itu Kak Vean. Ku geret Kak Vean masuk takut jika hantu itu ikut masuk. Ku ceritakan runtut peristiwa horor tadi. Akhirnya Kak Vean memutuskan untuk menginap dirumah demi keamanan ku.

Entah kenapa aku tak juga menyelam di alam mimpi, mata ini sulit untuk terpejam. Padahal jam menujukan pukul sebelas malam. Kak Vean tidur dikamar Bang Paksi bersebelahan dengan kamar ku. aku merasakan tenggorokan ku kering, matilah aku biasanya aku selalu mengisi air kedalam botol jaga jika tengah malam aku kehausan tapi sekarang aku lupa. Mau keluar tapi takut.

Tak berapa lama kemudian pintu kamar ku diketuk tiga kali. Ku buka pintu menampilkan Kak Vean membawa segelas air mineral, namun ada yang aneh Kak Vean terlihat pucat sekali dan ada kantung hitam di bawah kelopak matanya. Aku ingin segera masuk namun tubuhku seakan kaku, ingin teriak tapi mulut seakan terkunci.

Entah bagiaman perlahan wajah Kak Vean berubah membusuk dengan diselimuti darah. Tubuh ku terasa lemasjantungku berdetak kencang tanpa aku sadari gelas di tangan ku pecah bukan air mineral seperti tadi namun nanah bercampur darah. Tanpa sadar air mata ku menetes. Aku menangis tanpa suara dengan tubuh menggigil. Wajah Kak Vean berubah pakain yang digunakan pun berubah seperti pakaian tentara jaman dahulu seperti dibuku sejarah penjajahan Belanda. Ia menyalurkan tangan ku seperti ingin mengajak ku pergi tangan dingin itu berhasil menyentuh tangan ku lalu menarik tangan ku kencang.

Tersadar aku berdiri di dengan posisi seperti tadi dengan Kak Vean di samping kanan ku memegang lengan ku.

"Kamu kenapa sih Bi. Kakak panggil dari tadi enggak jawab kakak guncangin tangan mu juga enggak ada respon." Tanya Kak Vean dengan raut cemas.

"Ka-kak ta-tadi ada-" Belum selesai aku berbicara Kak Vean memeluku erat.

"Jangan di ceritakan cukup simpan cerita jika sudah berlalu ya Bi." Aku mengangguk.

Sejak itu hantu itu selalu menggangguku namun ada perubahan pertama ia menampakan wajah seramnya namun hari-hari berikutnya dia menampakan wajah tampan nya. Namanya Frans dia tentara Belanda yang mati di siksa jepang. Perumahan ini sebelumnya asrama tentara Belanda katanya dia mati dengan leher ditebas sehingga kepala dan badan tak menyatu dengan wajah ditusuk tusuk. Waktu dia mati dia berumur 29 tahun. Fran juga mengajariku bahasa Belanda.

Setelah melihat Frans aku jadi bisa melihat sejenis dia, aku jadi tahu bagimana rupa kuntilanak, genderuwo dan segala jenisnya. Disekolahan ku ternyata juga gedung tua sehingga kerap terjadi kerasukan untung saja aku tidak karena Frans bilang jika ada yang mendekati tubuhku Frans langsung didepan ku. frans memang tak merasuki ku. frans bilang jika merasuki ku itu akan merusak jasad ku. entahlah aku tak paham.

Tahun-tahun berikutnya aku menjalin hari ku dengan berbeda karena di setiap tempat pasti ada makhluk di tingggal dan Frans seperti pengawal jika dari mereka ada yang mengganggu. Tentang Frans aku tak menceritakanya dengan Bang Paksi, Kak Vean ataupun Kak Yudha. Semenjak aku dekat dengan Kak Yudhan Frans seperti menjauhi ku. awal aku bercerita tentang Kak Yudha Frans marah. Dari perasaan ku hanya tebakan ku ya, sepertinya Frans menyukai ku.

Terkadang barang-barang jatuh sendiri, banyak pula piring gelas ataupun beberapa pajangan dari keramik pecah tanpa sebab. Aku tahu itu ulah Frans, jika Frans dalam kondisi biasa Frans tidak bisa menyentuh apapun mengenai dia bisa mengetuk pintu itu aku tidak tahu. Tapi jika dia marah dia akan merusak barang-barang disini seperti miniatur ironman milik Bang Paksi yang dibelinya waktu ada program di Hollywood rusak.

Semakin aku dekan dengan Kak Yudha semakin menjauh pula Frans, itu juga berdampak pada diriku banyak hantu yang mendekatiku. Pernah juga Bang Paksi pulang padahal dia barus saja pergi tapi tiba-tiba sudah kembali alasanya enggak jadi meeting. Namun aku curiga Bang Paksi kalau bicara biasanya nada nya tidak datar dan baru tahulah aku jika itu genderuwo yang tinggal di pohon sebrang gang masuk. Genderuwo itu pergi mungkin di usir oleh Frans namun ia tak menampakan dirinya.

Menurut kalian aku harus bagaimana, Frans adalah teman terdekatku kita beda dimensi. Ah aku merasa seperti main drama saja berteman dengan makluk halus. Apakah salah jika aku bergantung pada Frans ?.

Halo ada yang kanget enggak sama aku.

Oh iya selamat menjalankan ibadah puasa ya, puasa gini ide muncul tapi males nulis. Banyak yang minta refrain di lanjutin padahal udah tamat loh.....

Jangan lupa duku cerita aku yang baru ya....cej aja di profil ku. ☺☺☺☺

As if it's your last (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang