JENNIE tersenyum lebar sambil mengusap pipi Yeji dan Hyunjin secara bergantian. Ia sangat merindukan dua anak kucing ini. Tidak, maksudnya anak-anaknya.
"Aku sangat merindukanmu, Mom!" ucap Yeji dengan nada manjanya.
"Aku juga!" sahut Hyunjin tidak mau kalah sambil memeluk lengan Jennie dengan erat.
Yoongi menggaruk pelipisnya bingung, merasa aneh dengan situasi ini. Kapan dirinya ini menikah lagi? Kenapa ada wanita gila yang mengaku menjadi istrinya?
Tapi dibalik perasaan bingungnya, ada sedikit perasaan lega saat melihat kedua anaknya kembali merasakan kasih sayang seorang ibu.
"Sekarang habiskan makanan kalian, setelah itu tidur siang! Nanti sore kita akan jalan-jalan mengelilingi kota, Hyunjin suka jalan-jalan dan memotret pemandangankan?" Jennie tersenyum hangat pada putranya itu.
Hyunjin menundukan wajahnya, melirik sang ayah dari ekor matanya. Memang benar kalau dia menyukai jalan-jalan dan memotret pemandangan, tapi Yoongi selalu melarang hobbynya itu. Katanya membuang-buang waktu dan tidak berguna.
"Sugar, tolong izinkan kami jalan-jalan sore nanti." ucap Jennie yang mengerti dengan tatapan gelisah putranya. Jennie ini ibunya, jelas saja dia paham perasaan Hyunjin walaupun anak itu tidak mengatakan apapun padanya.
Yoongi menghela napas, sudah dia duga. Sekeras apapun ia melarang Hyunjin, tetap saja putranya itu sering berpergian diam-diam hanya untuk menyalurkan hobby tidak bergunanya itu. "Lanjutkan latihan basketmu, bukankah minggu depan kau ikut turnamen?" jawab Yoongi lalu menyuap makanannya.
Jennie melotot mendengarnya. Dasar Min Yoongi keras kepala! Putranya itu menyukai photography, bukan basket! Jennie memetik buah anggur yang berada di keranjang buah depannya lalu melemparnya ke wajah Yoongi.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Yoongi dengan nada kesal.
"Memberimu pelajaran! Pokoknya sore ini Yeji dan Hyunjin ikut denganku, kami akan mengelilingi kota bertiga!" putus Jennie dengan nada tegas setelah itu menyendok nasi lalu mulai menyuapi Yeji dan Hyunjin secara bergantian.
Yoongi terdiam di tempatnya, menatap Jennie yang menyuapi kedua anaknya dengan penuh kasih sayang.
Sebenarnya cukup aneh melihat Yeji dan Hyunjin yang sudah berusia lima belas tahun itu makan dengan lahap sambil disuapi seperti ini.
"Mom, aku tidak suka sayur. Tolong singkirkan itu." protes Hyunjin.
Jennie menggelengkan kepalanya sambil bergumam no...no...no...!
"Kamu harus memakannya Hyunjin, sayur ini sehat dan baik untuk tumbuh kembangmu. Lihat lengan kurusmu ini, lalu pipi tirusmu itu? Astaga kamu seperti anak hutan yang tidak terurus! Mulai sekarang Mom akan menyuapimu sayur, setiap harinya dan tidak ada penolakkan!" cerca Jennie panjang lebar membuat tawa Yeji meledak.
Dulu mommy mereka juga selalu memarahi Hyunjin jika anak itu memilah-milah sayuran dalam makanannya. Tapi sudah lima tahun ini omelan itu menghilang, semenjak meninggalnya Ruby Jane.
"Mulai besok Mom akan membuatkan kalian bekal makan siang."
"Yeayyyy!!!" seru Yeji dengan semangat sementara Hyunjin mencibir kesal. Bekal makan siang itu kekanakkan sekali! Ayolah mereka itu sudah berumur lima belas tahun, bukan anak tujuh tahun.
"Sugar, apa kau akan kembali ke agensi siang ini?" tanya Jennie setelah selesai menyuapi kedua anak kembarnya yang kini sudah meninggalkan ruang makan.
Yoongi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, mulutnya sedang sibuk mengunyah membuat kedua pipinya menggembung dan itu sangat menggemaskan bagi Jennie. Wanita itu mati-matian menelan rasa gemasnya dengan menggigit bibir bawahnya, walaupun sebenarnya ia lebih ingin mengigit pipi Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Wife from Future
Romance[ Complete ; Mature ] ❝I'm Jennie, your wife from future.❞ Yoongi tau jika dirinya sudah tua, tapi ia tidak lupa ataupun amnesia jika istrinya sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Siang itu, entah kesialan apa yang menimpa Yoongi hingga ada seorang wa...