16

444 57 3
                                    


Selamat malam minggu










Flashback

"Ladies and Gentlemen, we shortly will be landing at Paris Charles de Gaulle Airport-.."


" El gak boleh takut"












Yoora Pov

Setelah beberapa kendala yang terjadi, yang membuat gue akhirnya gak bisa nyusul ibu dengan sangat terpaksa, El berangkat sendiri.

Gue merasa menjadi Ibu yang sangat gak berguna, setelah gue kasih tau El bahwa dia harus berani karna sebentar lagi dia akan jadi seorang Oppaakhirnya El mau.

Dan tersisa gue sendiri disini, rasanya kayak deja vu, rasa-rasanya kaya terulang beberapa tahun silam saat gue sendirian. Mau gak mau demi keselamatan gue dan Janin yang sekarang gue kandung gue harus menunggu sampai proses persalinan nanti.

Tentunya seorang diri.

Sayang itu pasti, tapi disisi lain hal-hal yang nyata membuat gue lebih realistis.

Kebencian itu meluap seiring berjalan nya waktu, dan melihat kondisi nya yang baik-baik saja, Gue bersyukur bisa disini, setidak nya gue udah gak tinggak bersama orang yang memiliki dua kepribadian.

Author Pov

Malam itu, malam dimana Yoora memutuskan untuk pergi dari Apartmen, Ong menyadari semuanya, Ong menyadari kasih sayang Yoora ketika merawat nya kala itu, mencium kening nya dan kepergian yang bahkan gak bisa Ia tahan.

Ia meneteskan air mata nya dalam diam dan meratapi nasib nya sekarang, Ia merasa hancur, keluarga nya pecah. Hanya karna Mimpi yang sejak dulu Ia ingin kan.

Seorang wanita muncul dibenak Ong seongwoo, suara yang masih bisa Ia ingat hingga saat ini, suara seseorang yang membuat nya bangkit dari keterpurukan dan membuat nya lebih mensyukuri hidup kala itu.

Jung Eun-bi , yang lebih sering Ong panggil Euna.

Janji  yang pernah Ong buat dulu memang benar-benar Ia tepati. Janji untuk mengejar Impian nya apapun yang terjadi.

Sayang, Ong lupa, sosok lain tengah menunggu kasih sayang lebih dan selalu menunggu Ong dirumah. Yang gak pernah menuntut Ong harus menjadi siapa-siapa. Kini kedua sosok itu sudah hilang. Ong hanya bisa meratapi kesedihan nya. Melihat orang yang Ia cintai pergi tanpa bisa menahan nya.

*skip

Waktu tidak terasa sangat cepat berlalu, Yoora hidup dalam kesunyian, bahkan Joy sekalipun tidak tahu keberadaan Yoora, Yoora memilih untuk menjauh dari hiruk pikuk perkotaan, Ia menghabiskan sebulan terakhir nya di desa saat Ia kecil.

Kala itu hujan turun lebat sekali, Yoora lupa mengangkat jemuran karna sudah seharian ini Yoora banyak bergerak, sehingga membuat nya kelelahan lalu tertidur. Yoora yang sedikit tergesa-gesa terjatuh dari tangga depan rumah nya menuju halaman, Ia belum menyadari darah yang kala itu sudah mengalir karna gelap.

Setelah Ia masuk kerumah, dengan jalan yang sedikit sempoyongan dan agak lemas Yoora menyadari hal itu, Ia panik dan sedikit takut, sebelum Ia merasa benar-benar hilang kendali, Yoora sempat menghubungi Joy.

Joy melaju dengan kecepatan maksimum yang Ia bisa menuju desa itu, Ia sangat shock ketika mendapatkan telpon dari sahabat nya yang saat itu sangat sulit dihubungi.

Joy mendapati tubuh Yoora yang lemah dan bersimpah darah di bagian bawah nya, Ia menggendong Yoora sebisa nya, walaupun pada saat itu Yoora hamil besar, ntah dari maka Joy bisa mengangkat nya walaupun sedikit terhuyung.

Hanya tersisa Joy sendiri dilorong ini, lorong rumah sakit, menunggu kepastian dari sang dokter.

Lampu tanda operasi sudah mati, menandakan operasi telah selesai, Sang dokter keluar dengan ekspresi  yang tidak bisa dijelaskan.

"Maaf.. Kami sudah berusaha yang terbaik, Ibu yoora mengalami pendarahan yang cukup banyak,  hanya Ibu nya yang bisa selamat"

Joy menangis kejar, disatu sisi Ia bersyukur disisi lain Ia memikirkan bagaimana perasaan Yoora nantinya.

Menambah kepanikan nya, telpon Hyunbin masih belum Ia angkat, Joy takut Yoora gak mau siapapun tau tentang semua ini, tapi Ia jauh lebih takut menghadapi keadaan ini sendiri.



Beep

"H..halo"

" . . ."














Tbc

SUAMI KU ONG SEONGWU (III)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang