Jerat Cinta Pak Bos ( II )

13K 782 16
                                    

Bak kesetanan Mella mengerjakan ulang kontrak yang sebelumnya sudah dia buat. Dia bahkan melewatkan jam makan siang yang biasanya keluar bersama Nia, kini dia hanya menitip makanan dan itupun berupa junk food pada temannya itu. Semua itu demi surat kontrak kerjasama antara si bos dan suaminya Bellina yang harus dia selesaikan sebelum si bos arogan datang.

"Makanan datang!" Seru Nia yang membawakan pesanan untuk Mella. Dia kemudian menyerahkannya pada gadis itu.

"Makasih mbak Nia. Tanpa dirimu, aku tak berdaya." Kata Mella.

"Apaan sich Mel. Biasa aja kali, sebagai teman kita harus saling bantu." Sahut Nia.

Mella hanya tersenyum.

"Salinan kontrak yang kau kerjakan sudah selesai?" Tanya Nia.

"Belum mbak, tinggal sedikit lagi." Jawab Mella.

"Ya, sudah. Lanjutkan sambil makan, tapi ingat jangan sampai ada kesalahan lagi. Bisa-bisa kamu kena semprot lagi dari si bos." Kata Nia yang kemudian diiringi dengan tawa.

"Tenang aja mbak Nia, entar kalau si bos main semprot-semprot melulu, aku sudah siapin tameng buat ngadepinnya." Balas Mella.

"Apa tuch tamengnya?" Tanya Nia penasaran.

"Tempurung kura-kura yang segede gaban." Sahut Mella acuh yang seketika membuat Nia terbahak.

"Kau ini ada-ada saja, Mel." Nia menggeleng-gelengkan kepala masih dengan tawanya.

"Beneran dech mbak, kalau si bos tengil itu ngomel melulu langsung aku sodorin tempurung kura-kura yang gede ke wajahnya biar dia ngomel sama tempurung kura-kura." Cerocos Mella dengan mimik muka yang terlihat kesal.

"Emang kamu berani nyodorin tempurung kura-kura langsung ke wajah pak bos."

"Berani! Siapa takut." Sahut Mella.

"Ehem!" Deheman keras membuat Mella dan Nia saling pandang. Terutama Mella, dia merasa kehilangan keberanian setelah mendengar suara yang sudah dikenalnya. Suara bosnya. Tidak seperti tadi saat dengan lantang dia berkata pada Nia tentang bos mereka. Nyali Mella menciut dan sebenarnya dialah yang membutuhkan tempurung kura-kura itu untuk bersembunyi dari bosnya.

Mella dan Nia berdiri dari duduknya menghadap kearah bos mereka.

"Siang pak." Sapa mereka bersamaan sambil mengeluarkan cengirannya.

Si bos tidak menjawab sapaan keduanya, pria itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya sambil menatap kedua karyawannya yang menunduk.

"Jadi ini yang kalian lakukan disaat aku sedang tidak ada dikantor. Kerjaan kalian bergosip. Bergosip tentang bos kalian, hah!"

"Tidak pak." Sahut Mella dan Nia bersamaan dengan suara bergetar.

Si bos mendengus keras. "Tidak. Lalu siapa yang mengatakan akan menyodorkan tempurung kura-kura kewajahku. Kalian menganggap aku tuli." Wajah si bos terlihat memerah kesal.

"Tidak pak. Kami tidak menganggap bapak tuli. Kalau bapak tuli tentunya bapak tidak bisa mendengar pembicaraan kami soal tempurung kura-kura." Sahut Mella sambil menahan tawa.

"Oh, ya Tuhan." Keluh si bos. "Kau sengaja mengejek bosmu ya Mel." Kata si bos.

"Tidak pak." Sahut Mella dengan diikuti gelengan kepalanya.

"Ikut ke ruanganku segera!" Bentak si bos.

"Siapa pak? Kami. Mbak Nia dan saya." Sahut Mella.

"Bukan Nia, tapi kau yang keruanganku." Kata si bos dengan galaknya lalu berbalik meninggalkan tempat kerja Mella.

Jerat Cinta Pak BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang