Takkan Pernah

27 3 3
                                    

Sebentar atau selama apa kita dekat, tetap saja kau tak pernah mengajakku untuk masuk ke dalam kehidupanmu.

Kau hanya perlu diriku disaat sulitmu. Ketika bahagiamu? Kurasa mengingat diriku saja tidak.

Terkadang ingin sekali protes, namun bingung harus protes ke siapa? Dan apa alasannya untuk protes?

Atau hanya karena merasa dicampakkan dan sering diabaikan?

Dalam diri ini seperti ada yang berteriak mengatakan "siapa dirimu bisa mengatur hidupnya?" Dan akhirnya kurasa diam adalah cara terbaik menjawab teriakan itu.

Semakin hari kalau dilihat-lihat dirimu semakin menjauh saja. Entah jijik atau bosan aku tak tahu...

Memaksa dirimu untuk terus bersamaku sepertinya hanya akan membuatmu semakin membenciku.

Ingin diriku mengungkapkan semua yang ada dihati dan fikiranku,

Hanya saja aku tak punya banyak keberanian tuk mengatakannya padamu.

Jujur saja aku terluka, lemah, lelah. Rasanya tak ingin aku merasakan semua ini.

Berjuang sekeras apapun hasilnya percuma. Takkan pernah ada aku dihatimu, fikiranmu, dan juga hidupmu.

Lalu hatiku mengajak aku kembali mengingat bagaimana dulu aku mendambakan dirimu.

Tidak makan, tidak keluar kamar, tidak mau berbicara, semuanya pernah kulalui hanya karena aku merasa bahwa semesta sedang bercanda padaku.

Hati dan fikiranku memang tidak pernah sejalan, mereka selalu bertolak belakang. Seakan tak pernah ingin menyatu.

Ini yang jahat siapa? Kau atau semesta?

Senja KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang