Chapter 01

90 2 2
                                    


Archer.

Chapter 01.

Pukul 07.13, motor ku baru saja memasuki halaman SMA, sepertinya belum terlambat mungkin? Adikku turun dengan buru-buru dari motor dan hampir lupa salim. Aku menerima helm yang baru di lepasnya. "Hati-hati ya, jangan pulang kesorean!", seruku melihat dia lari-lari kecil, membalas melambaikan tangan.

Aku memberi salam pada pak satpam penjaga sekolah yang sedang membatu anak-anak lain menyebrang jalan. Memastikan jalanan aman untuk melintas Aku kemudikan motor menuju arah pulang sembari mengingat-ingat masa-masa SMA. 

Rasanya Aku kecewa pada masa muda yang Aku habiskan hanya dengan bermain game dan menjadi otaku, padahal Aku memiliki potensi untuk mendapatkan pacar yang mungkin sekarang bisa sedikit di banggakan.

DIN DIN!!

Suara klakson keras dari arah belakang mengagetkanku, dari spion Aku melihat mobil yang melesat kencang di jalan turunan ini. Tidak ada waktu memanuver Aku mengarahkan motor ku ke arah jalan berlawanan untuk menghindar, namun terlambat sepersekian detik sehingga mobil itu menyerempet ku dengan kencang membuat Aku tidak seimbang dan jatuh ke sisi jalan yang berlawanan.

Badan ku terguling, Aku dapat merasakan jatuh terpental dari motor, helem terlepas dan kepalaku pusing sekali rasanya. Beberapa warga mulai mendekat dan membatu, semua terasa aneh, perutku mual tetapi badan ku tidak terasa sakit sama sekali. Aku melihat keadaan sekitar dan beberapa orang yang menatapku dengan cemas.

Siapa mereka, batin ku, bukan bukan siapa. Apa mereka?! Ini dimana?

Seketika itu Aku sadar ada yang aneh, bangunan yang ku lihat pakaian yang di pakai orang orang, bahkan aroma metalic manis yang tercampur di udara. Aku menatap langit yang masih sama biru hanya saja, lebih bersih?

Seorang warga mendekatiku dengan menenteng kendaraan seperti motor yang Aku rasa.. familiar dengan motor itu. Beberapa random memori merasuk ke kepalaku, "Ini.." ucap warga itu kepada ku. Aku berdiri dan berterima kasih, melihat Aku tidak apa-apa orang-orang kembali ke aktivitasnya.

Sambil membersihkan tubuh dari debu, Aku merasa janggal bahkan pada pakaian ku sendiri semua serasa normal tapi, tidak. Ada beberapa pola sirkuit dan aliran elektronik di baju ku dan beberapa orang-orang yang ku lihat. 

Bangunannnya juga beberapa memiliki arsitektur yang tidak pernah kulihat pada umumnya, lebih dominan bahan metalic seperti robot dengan mur-mur besar yang mencuat dari dindingnya. Aku akui itu sangat keren, seperti rumah pertahanan tinggat tinggi yang ada di film-film.

Sebentar... Jangan-jangan, Aku berpindah dimensi kayak di komik-komik Isekai Jepang. Tapi ini jalan yang sering Aku lalui sejak kecil, semua tata letak nya masih sama. Aku tidak ambil pusing terlalu banyak, sejak tadi tubuh ini masih menjadi tontonan beberapa orang, terutama yang berjualan disini, lebih baik Aku pulang, semoga saja rumahnya masih sama.

Setelah sedikit berdaptasi dengan motor beda dimensi, Aku mengendarainya menuju rumah. Motor ini tidak begitu rumit di pakai cenderung lebih mudah dan desain yang kotak tapi seakan futurustik. Aku berhenti di depan rumah ku selama beberapa menit, desainnya tidak begitu banyak yang berubah atau hanya Aku yang sudah merasa familiar. Aku tidak lah bodoh, semua skenario yang mungkin terjadi sudah Aku pikirkan masak-masak, terimakasihlah pada masa muda ku yang overdosis komik dan anime Isekai.

Memori diriku yang sekarang dengan yang lalu sepertinya bercampur sehingga setidaknya Aku mengerti beberapa hal pada keseharian ku. Sambil berdiri di depan gerbang Aku menekan tombol yang ada di gantungan kunci motor ku. 

Gerbang terbuka secara otomatis, sembari memasukan motor ini Aku heran pada desainnya dan kemampuan tetap seimbang tanpa penyanggah bila telah berdiri tegak.

Aroma makanan tercium di hidung, Aku menuju ruang makan menemukan kedua orangtua ku hendak sarapan. "Kok, lama banget sih, Ade terlambat gak?" Ucap Ibu yang melihat kedatangan ku. Aku salim ke Ibu dan Ayah "tidak, cuman tadi sempet jatoh dari motor", jawab ku santai dan cenggung sambil duduk ikut serta di meja makan.

Ibu menatap ku cemas, "Kok bisa sih?, kamu gak papa?" Aku cuman balas menggeleng dan berdiri lagi.

"Mau kemana?" tanya Ibu, "cuci tangan dulu mah" jawab ku.

"Kamu udah putuskan mau kerja jadi Hunter?", tiba-tiba Ayah bertanya sambari makan. "Hunter?", Aku balik bertanya sambil mengeringkan tangan dan menuju meja makan. "Kemarin kamu bilang setelah lulus Kuliah mau kerja sendiri jadi Hunter". Hunter? Pemburu? Sejak kapan Aku punya impian kayak gitu? Walaupun ingin bekerja Aku ingin jadi menjadi pedagang,lebih menguntungkan. Buat apa berburu.

Tv menyala, Ayah menujuk dengan sendoknya. "Tuh liat kalo mau jadi Hunter, setidaknya kamu harus siap fisik melawan mahluk-mahluk itu". Tayangan live yang sedang kami tonton gerombolan orang sedang berperang/berburu melawan kalajengking raksasa. 

Aku sempat kaget sesaat namun hal itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah disini. Kini Aku menjadi antusias karena tidak pernah rasanya hal yang begitu nyata dan mengagumkan.

Aku berbaring di kasur untuk mencerna semua makanan dan informasi yang baru dan janggal ini. Sesekali Aku berpikir, bagaimana nasib Adikku yang di dunia sebelumnya, atau apa yang terjadi disana. Tapi tidak ada rasa untuk kembali kesana seakan-akan terbangun dari mimpi dan kembali ke kehidupan sebenarnya, atau ini yang mimpi?

Aku bangun dan membuka komputer yang ada di kamar ku. Apa itu Hunter?

Hunter adalah pekerjaan di negara Indo sebagai lapisan terendah dalam militer tetapi bebas, mereka akan di panggil perang bila berkenan saja, namun tentu saja bila turut serta akan mendapat kompensasi yang setimpal. Biasanya para hunter bergabung dengan guild-guild tertentu karena akan memudahkan mereka dalam mencari penghasilan selain berburu mahluk Inti bumi, atau ku bilang monster sajalah, seperti yang Aku lihat di Tv tadi pagi sepertinya monster adalah hal biasa disini.

Katanya bila kita berhasil memiliki prestasi dan reputasi kita akan mendapat jabatan di pihak militer dan bila sudah seperti ini pasti wajib untuk mengikuti peperangan bila di panggil, yah walaupun itu sudah hal yang sangat rumit bagiku. Beberapa Hunter ada pula yang solo mereka pada umumnya hanya mengumpulkan uang dan menghabiskan hidup, tapi beberapa cerita legena adalah Hunter Solo.

Yah bagaimana pun ini menarik, seperti impian masa kecil yang tercapai, game-game onlen yang dulu Aku mainkan kini benar-benar dapat menjadi kenyataan dan menjadi pekerjaan. Baiklah Ayah bilang pendaftaran menjadi Hunter di buka kapan saja.

"Selamat datang di pendaftaran online hunter, silahkan masukan nama Anda:..." 

Nama: Setiawan

ArcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang