Chapter 02.
Lumayan banyak waktu yang di butuhkan untuk menyelsaikan registrasi menjadi Hunter, dan Aku heran karena hal seperti ini biasanya sangat ku benci. tetapi untung saja semuanya sudah berbasis internet. Sehingga hanya kemarin saja saat medical check up Aku baru ke tempat pengelolaan Hunter.
Tidak ada tes yang berarti semuanya seperti pengetahuan umum, dan tentu saja semua jawaban itu sudah tersedia di internet. Formalitas saja hal seperti itu agar tidak ada orang yang benar-benar idiot menjadi Hunter. Asuransi? Tidak ada sama sekali untuk Hunter kelas bawah kecuali ketika kita sudah diangkat dan memiliki jabatan menjadi militer. Yah seperti perbedaan pekerja honorer dan PNS di dunia lama ku.
Aku sebenarnya takjub dengan perkembangan teknologinya, karena dapat langsung mengetahui potensi fisikal hanya dengan pengecekan darah, tanpa harus turun kelapangan langsung untuk melakukan uji fisik seperti push-up,sit-ut dan sejenisnya. Ya dapat di bilang sedikit lebih canggih atau lebih dermawan orang-orang dalam berbagi teknologi sesamanya. Karena tidak dapat di pungkiri kita harus melawan monster yang muncul dari inti bumi untuk tetap bertahan hidup di dunia ini.
Ngomong-ngomong tentang monster, mereka tidak hanya berwujud binatang tetapi tumbuhan jenis baru juga bermunculan. Tapi tidak bisa semua di bilang baru juga sih karena di beberapa kasus mahluk-mahluk seperti dinosaurus juga merayap ke permukaan.
Tubuh mereka mengandung mineral yang lebih baik dari pada mineral yang ada di lapisan permukaan bumi. Tulang mereka lebih keras dari baja dan kulit-kulit yang berkualitas tinggi. Namun tentu saja jumlahnya yang tidak banyak dan susahnya pengolahan terkadang bukan menjadi pilihan terbaik untuk mengekspoitasi sumber daya baru yang hidup ini.
Dan yang paling penting adalah 'Sakka', Energi tidak terbatas sebagai sumber kehidupan. Batuan Sakka bermunculan di berbagai titik di bumi berbentuk seperti gunung berapi kecil yang di dalamnya terdapat cairan energi, lebih hebat dan aman dari nuklir bahkan kristalisasinya dapat menjadi sumber energi padat dan bahan pelindung yang lebih keras dari baja. Konon katanya perisai terkuat Hunter adalah perisai plasma yang berbahan dasar kristal Sakka.
Yah, sangat rumit namun juga mengagumkan, otak ini serasa mau pecah mengingat hal-hal baru ini, sepertinya tubuh ini tidak begitu peduli pada hal itu adalah sesuatu yg menakjubkan, karena sudah menjadi hal keseharian. sehingga informasi ini pun menjadi hal baru bagiku.
Hari ini Aku bersiap-siap setelah menunggu seminggu menyiapkan berbagai peralatan menjadi Hunter walaupun untuk peralatan dasar pemula nanti akan diberikan oleh negara, tetapi aksesoris dan potion penyembuh harus beli sendiri. Dan untuk selanjutnya nanti, peralatan canggih dan keren harus di buat sendiri seiring kebutuhan dan naiknya level reputasi Hunter.
Kemarin di pendaftaran sebenarnya aku di rekomendasikan untuk mengecek bakat ku terlebih dahulu sebagai acuan agar tidak susah saat sudah memilih kelas Hunter nantinya. Aku terlalu malas sekali melakukan pengecekan bakat itu, jadi Aku langsung saja memilih menjadi Ranger atau penembak jitu yang menggunakan serangan jarak jauh. Alasannya ya cuman satu, lebih mudah kabur bila terjadi apa-apa. Karena Hunter tidaklah main-main, nayawa adalah taruhannya.
Selain Ranger ada juga kelas/job Warrior petarung jarak dekat, Mage para penyihir dan perapel mantra, yang secara pribadi aku tidak suka mereka, karena sihir adalah keyakinan menyimpang bagi ku. Dan terahir ada Mechanic kelas pendukung dengan segala teknologi terbarunya. Rumornya pada kelas lanjutan para Mechanic dapat memiliki kendaraan tempur pribadi dan itu yang membuat Aku sedikit menyesal terlanjur memilih menjadi Ranger saat pendaftaran.
Aku melihat ke alat yang tertanam di pergelangan tangan ku, alat Hunter yang multi fungsi, seperti komunikasi jarak jauh dan tentu saja jam tangan. Pukul 08.00 itu tempat para Hunter pemula harus berkumpul di arena perburuan utama. Area perburuan utama sebenarnya bagian terluar benteng kota dan di luar pagar pemukiman desa yang mengitari benteng.
Aku memarkirkan motor di salah satu warung makan di area pemukiman sekitar area perburuan utama. Sambil memesan kopi mengecek jam, Aku datang lebih awal cepat tigapuluh menit. Sengaja ku lakukan agar tidak terkena macet jalanan kota yang pasti sangat padat terlebih lagi ini jalur utama ke area perburuan tempat Hunter keluar masuk kota.
Sambil menyeruput kopi, Aku membaca artikel tentang Hunter dan pengalaman pertama para Hunter. "Pemula ya?", Suara dari balik konter jualan. Paman setengah baya penjaga warung bertanya pada ku. Agak canggung Aku menjawabnya dengan anggukan sopan. "kalem aja dek, misi pertama kalian tuh cuman di suruh bersihin hama Tikus yang sering mengganggu perkebunan kami". Walaupun sebenarnya, tanpa di beri tahu Aku sudah membacanya semuanya di Artikel Hunter.
"Oh begitu ya, makasih pak." Jawab ku sopan agar tidak menyakiti perasaannya. "Tapi ni dengerin de, kalo kamu tidak mau repot mending serang sarangnya, selain misi mu langsung selesai itu lebih berguna bagi kami." Dia menjelaskan bahwa Tikus-Tikus ini bergerak sangatlah gesit dan susah untuk di bunuh selain tubuh mereka yang 10x lebih besar dari tikus pada umumnya, perkembang biakannya pun berkali-kali lebih cepat.
Paman penjaga warung mengirim peta digital yang sudah dia tandai ke alat di tangan ku. Banyak petani yang sudah menemukan sarang mereka namun sangat jarang hunter yang bersedia menghancurkan sarang itu karena terlalu jauh dengan pemukiman, sedangkan ladang-ladang banyaknya di daerah luar pagar tidak dapat terlindung hama Tikus.
Kondisi ekonomi yang menyulitkan saja sudah mencekik para petani untuk membeli bibit atau modal tanam, tidak ada bagi mereka biaya untuk memberi peralatan bertempur bahkan dengan monster yang dianggap kecil sekalipun.
Paman itu mengeluh saat mengajukan permasalahan ini, Pemerintah pun hanya memberikan jawaban mereka telah mengirimkan para Hunter untuk menangani itu. Namun di lain pihak para Hunter lebih mementingkan penyelesaian misi secara standar, sebatas kebutuhan untuk menyelesaikan misi. Tidak peduli dengan nasib para petani di daerah luar benteng.
Aku berpamitan keluar warung, setengah mengiyakan permintaan penjaga warung untuk menghancurkan sarang Tikus itu dan menuju lapangan utama perburuan.
Sesampainya di lapangan Aku melihat empat kubus dengan panjang sekitar 3 sampai 4 meteran bersimbol kelas yang kami ambil seperti pedang untuk warrior,panah untuk ranger,tongkat sihir bagi penyihir, dan gambar kunci pas unutk Mechanic.
Kondisi cukup ramai para Hunter pemula dan beberapa Hunter senior mungkin mereka saling kenal. Beberapa Hunter Senior memakai lencana menandakan tingkat mereka dan peralatan yang dapat di aktakan lebih advance dari kami para pemula.
PING!
Sebuah pemberitahuan, menandakan untuk persiapan dan berbaris sesuai kelas masing-masing. Tepat jam 08.00 kami sudah rapi berbaris di depan kubus hitam itu, Aku melihat ada pemberitahuan lain.
"Silakan ambil peralatan kalian, setelah ini kalian resmi menjadi Hunter, tidak ada batas waktu misi selanjutnya akan di beritahukan setelah misi sebelumnya selesai."
Aku menggenggam Busur, dengan melihat di alat indikator di tangan "0/20 pest".
"Oke Setiawan tunjukan kemampuan mu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Archer
FantasyTerjatuh dari sepeda motor membuat Setiawan berpindah ke dunia pararel. Dunia baru dengan para Hunter pemburu monster. Merasa hobi bermain gamenya akan berguna Setiawan menyambut dunia baru ini dengan menjadi seorang Archer.