"Kau beruntung aku tidak benar-benar kabur."cicit si mungil dalam dekapan. Jungkook berkedip pelan sambil memainkan surai emas milik suami imutnya itu. Mereka sedikit terkekeh karena bernostalgia sejenak. Sudah hukum alam bila mendengar kisah lama, itu akan terdengar konyol dan lucu.
"Dan kau tahu betul aku bisa menjeratmu lagi bagaimanapun caranya. Aku hanya tidak ingin kau sedih, sayang.."
Jimin bungkam. Setelah mengingat-ingat, ada benarnya apa yang baru saja Jungkook katakan menilai sikap kerasnya selama ini. Jimin sudah semestinya bersyukur Jungkook mau mengalah.
"Terimakasih, Jungkook-ah.."
"Tidak perlu..jujur saja, saat itu aku juga menginginkan Hani."
"Benarkah?"
"Tapi apa kau tahu? Aku sangat menyukai anak kecil, apalagi Hani. Hanya saja.--"
"Kau takut bila nantinya tidak sengaja melukai mereka. Benar kan?" Jungkook melotot, memandang Jimin dengan tanda tanya besar.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Aku pernah melihatmu siaran dengan anak-anak. Dan kau terus tersenyum. Saat bertemu Hani juga..aku mengerti latar belakang keluargamu berperan penting dalam pola pikirmu. Jadi..yah, aku hanya menebak saja sebenarnya kalau kau takut membesarkan mereka dengan alasan itu."
"Hmm, itu masuk akal. Kau sangat pintar atau hanya aku yang bodoh dalam menutupi perasaanku darimu?"Jimin menggeleng dan mendekat demi berbisik lembut di telinganya.
"Dua-duanya.."
"Hei?! Sudah berani ya? Rasakan ini hm tidak ada ampun bagimu!"Jungkook buru-buru mengambil posisi di atas tubuh mungil. Hampir menghimpitnya, kemudian mulai menggelitiki Jimin yang meronta.
"Agh, hahaha ampun..sudah Jungkook?! Aku minta maaf haha,"
💫
"Hani, sarapan dulu.."
"Sudah terlambat, aku akan makan dari bekal saja. Aku pergi!"tanpa menoleh lagi dia berlarian ke teras rumah sampai memasuki mobil. Kali ini nampak Jungkook yang tak kalah buru-buru turun dari lantai atas.
Langkahnya menuju meja makan, Jimin sudah tersenyum senang tapi pria itu hanya meneguk segelas air minum kemudian berbalik sebelum Jimin menahan lengannya.
"Jungkook?"
"Tidak bisa sayang, aku harus mengantar Hani juga. Aku pergi ya?"
"Aish, jadi aku sarapan sendiri lagi?"
"Hehe, jangan merengut. Bibirmu minta dicium eh?"
"Pergi sana!"
"Aku ambil jatah dulu,"
Cuph.
"Jungkook?! Arghh!!"Jimin mengusap bibirnya kuat-kuat, menatap tajam Jungkook yang melambai sembari terkikik geli berlari darinya.
Jujur saja Jimin kesal dengan jadwal libur mereka yang selalu saja berbeda dan hal itu cukup membuatnya sesekali frustasi. Apalagi akhir-akhir ini waktunya semakin sempit untuk keluarga.
"Hh, kenapa aku liburnya hari ini sih?"gerutuan terdengar lantang. Hilang sudah selera makannya.
Jimin mengernyit ketika mata mendarat di atas kotak bekal Jungkook. Jimin melotot karena suara mesin mobil sudah menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkook-ssi, My Love! [Kookmin] Book II
FanfictionJust Some Kookmin Story written in Bahasa. ------ Warning (bxb) Rated: T - M -Kookmin- Book II dari Jimin-Ssi, Its Love. Kini Jimin juga siap. Tekadnya tidak akan kalah dari Jungkook. Mereka akan berjuang bersama sebagai orangtua. Keluarga itu har...