Berdialektika dengan Hujan

8 2 0
                                    

Decak langkah menepis senyap.
Tabir kelam tersingkap dibalik dinding-dinding kaca.
Rona gelap melingkupi pelbagai celah.
Mengalunkan melodi rerintikan.

Bicara tentang hujan.
Bicara tentang masa lalu.
Bicara tentang kisah kasih yang telah sirna.
Bicara tentang hadirnya lembayung yang masih enggan untuk menampakkan dirinya.

Jemari menengadah menyentuh hujan.
Dingin merasakan haru birunya.
Rinai hujan membasahi wajah yang bermuram durja.
Tak sadar bahwa air mata mengalir deras bak menganak sungai.
Bersama rerintikan hujan yang telah mengujam ke dasar bumi.

Bersama kenangan.

LampadairesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang