Retorika

13 3 0
                                    

Apa kabar kau yang ada disana?
Ku harap kau baik-baik saja.
Tak pernah henti aku mencemaskan segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Ada hal yang belum tersampaikan oleh lisan ini.
Tentang sebuah tanyamu yang dulu pernah aku tepis.
Aku bohong kala itu.
Aku sebenarnya tak ingin melakukan ini.
Tapi aku tak sanggup untuk menceritakan kebenaran yang aku tutupi serapat mungkin.

Aku tak ingin kau menantiku selama bertahun-tahun.
Aku tak bisa mengikat janji yang belum tentu dapat kupenuhi.
Bahkan aku tak bisa memastikan bahwa takdir suatu saat bisa saja menjemputku tanpa permisi.
Biarlah aku berdamai dengan kesendirian ini.
Agar tidak ada yang terluka.
Maaf..
Aku membuatmu terus ragu dan menimbun puluhan retorika yang menggelayuti hatimu.
Si pecundang ini hanya bisa mengungkapkannya lewat kalimat ini.
Aku sangat menghargai pengorbananmu selama ini.
Jadi biarkan rasa ini mengalir dengan lembut.
Tak usah terburu-buru.
Kita berfokus saja pada studi.
Biar rindu dan doaku menjadi saksi bisu.
Perihal penjelasan yang terpendam. Hingga pada akhirnya, semesta akan menjawab semuanya. 

(Menjadi satu, atau terpisah)

LampadairesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang