Lima

49 6 1
                                    

Aku datang sendirian kepernikahan Rudi yang diadakan secara sederhana dan tidak banyak yang diundang. Resepsi pernikahan itu dilaksanakan di kediaman mempelai wanita.
Aku memberanikan diri dan berusaha terlihat tegar di acara resepsi pernikahan itu. Aku akan menunjukkan kepada mereka kalau Aku baik-baik saja walau sesungguhnya Aku dalam keadaanku tidak baik, aku terluka dan Aku rapuh.

Aku duduk tidak begitu jauh dari pelaminan. Aku akan menunjukkan kalau Aku tegar dihadapannya, Aku kuat tanpa harus berada disisinya.

Aku melihat mempelai wanita tersenyum sumringah memandang kearah tamu yang datang sedangkan lelaki disebelah hanya terlihat tersenyum tipis yang tersungging diwajahnya. Tidak sengaja mataku dan matanya bertemu disatu titik lalu dengan cepat Aku membuang pandanganku ketempat lain.
Aku.. Aku tak ingin pertahananku roboh karena tidak kuat menatap matanya.
Ya Allah.. Seandainya pengantin wanita itu adalah Aku, Aku pasti sangat bahagia.
Itu hayalanku pada saat itu.

Waktu begitu lambat berputar yang Aku rasakan, Aku ingin pulang, Aku merasa tidak kuat melihat kedua mempelai itu bersanding duduk berdampingan.

Akan tetapi tiba-tiba telingaku mendengar namaku di panggil oleh pembawa acara.
Aku kaget, ternyata Aku diminta untuk menyumbangkan sebuah lagu. Aku gugup dan tidak siap apa lagi semua mata memandang kearahku termasuk kedua mempelai.
Rasanya saat itu Aku ingin menghilang saja, siapa yang sudah iseng memberi namaku kepada pembawa acara untuk menyumbang lagu.
Aku menolak, Aku tidak mau naik diatas Panggung berdiri diantara mereka disana, Aku rasa tidak kuat.
Tetapi pembawa acara memaksa jadi mau tidak mau Aku pun melangkah dan naik keatas Panggung. Aku mengenggam tanganku yang tiba-tiba menjadi dingin seolah peredaran darahku terhenti seketika. Aku menguatkan diriku sendiri semua akan baik-baik saja. Aku memotovasi diriku sendiri bahwa akan mempersembahkan yang terbaik untuknya.

Dengan sedikit tersenyum Aku meraih mickrofon yang diberikan oleh MC itu kepadaku.

Kulirik sekilas Pengantin yang ada didekatku itu dan ternyata mereka juga sedang menatapku.

Aku jadi gugup dan bingung mau nyanyi apa karena tidak ada persiapan apalagi keinginan untuk nyanyi di resepsi cowok yang Aku cintai.

Aku lalu berjalan ke arah pemain Orgen dan berbisik kepadanya lagu Apa yang akan Aku nyanyikan.

Aku memutuskan nyanyi lagu

KENANGLAH AKU

Aku terdiam sejenak, Aku menarik nafas dalam dan menghembusnya secara perlahan untuk menentramkan hatiku yang sedang bergemuruh saat itu.

Karamnya cinta ini
Tenggelamkanku diduka yang terdalam..
Hampa hari terasa
Kau tinggalkanku meski ku tak rela..
Salahkahku diriku hingga saat ini
Ku masih harapkan kau tuk kembali..

Aku bernyanyi dan sambil meresapi syair yang keluar dari bibir ini.

Mungkin suatu saat nanti
Kau temukan bahagia meski tak bersamaku..
Bila nanti kau tak kembali
Kenanglah aku sepanjang hidupmu..

Tidak terasa air mataku menetes tetapi dengan cepat ku usap, Aku tak ingin mereka tau kalau Aku sakit, Aku rapuh dan terluka.

Aku lagi-lagi tersentak ketika terdengar tepuk tangan dari para tamu undangan.
Aku begitu terhanyut sehingga Aku tak menyadari Aku masih diatas panggung pelaminan.
Aku memberikan microfon yang ada ditanganku kepada MC dan Aku menyempatkan memberi selamat kepada kedua pengantin sebelum aku turun dari atas panggung.
Aku menghampiri keduanya dan Aku salami mereka satu persatu. Ketika tiba Aku di hadapan Rudi, cowok yang Aku cintai dalam diam, mataku terpaku ketika ia menatapku begitu dalam. Mataku tiba-tiba terasa panas dan mulai berkabut, dengan cepat Aku menarik tanganku yang ada di ganggaman tangannya.
Dengan lirih Aku berkata "Selamat berbahagia," hanya kata itu yang sanggup Aku ucapkan.
Dia tidak berkata apa-apa hanya anggukan kecil yang ia berikan.

Aku pun berlalu dari hadapan mereka tak lupa Aku ingin melemparkan senyuman yang terbaik yang Aku punya tapi senyuman hambar yang tercipta.
Dengan sedikit berlari Aku menuruni tangga panggung, untung tidak terjadi apa-apa waktu Aku turun karena tergesa-gesa.
Aku ingin cepat berlalu dari situ, dari suasana yang membuatku sesak.
Aku pulang walau acara resepsi belum selesai. Aku ingin cepat-cepat menghirup udara segar untuk melegakan hatiku yang penuh sesak ini.
Selangkah demi selangkah Aku meninggalkan tempat itu tanpa berkeinginan untuk berpaling kembali.
Aku mencoba menatap kedepan tanpa mau menoleh kebelakang lagi.
Biarlah itu sudah berlalu walau berat Aku rasakan.
Biarkan semua itu hanya tinggal kenangan, Kenangan yang manis sekaligus kenangan yang menyakitkan.

Hmmmm... Kenangan Cinta Sendiri..
Dan Aku pun tertawa sumbang.. Mengingat nasib cinta pertamaku yang sia-sia. Miris..








Tbc...

BISTIK  ( BISikan haTI Kecilku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang