Ketika waktu terus berputar...
Dalam hitungan hari..
Dalam milyaran detik..
Meski sudah berulang kali ku coba..
Aku tak bisa berhenti..
Memikirkan segala kenangan bersamamu..
% FELLA %
************************************
Hari dimana Aku akan mulai memasuki kehidupan yang baru, Hari pernikahanku. Viona selalu mendampingiku, ia selalu berada disisiku. Ia memegang erat jemari tanganku.
Aku makin gelisah membayangkan rumah tangga yang akan Aku jalani bukan berlandaskan cinta tapi hanya keterpaksaan saja.
Pernikahanku diadakan secara sederhana tanpa adanya pesta pernikahan. Bagiku nikah aja sudah cukup.Aku dan Viona masih berada didalam kamar pengantinku. Disaat detik-detik akan melepas masa lajangku, Viona berusaha terlihat tegar walau jelas terlihat dimatanya ada kesedihan, luka, dan kecewa.
Aku pun memeluk dirinya erat, Aku sangat berat 'meninggalkan' dirinya.Disaat terdengar suara perkataan SAH dari luar kamarku. Pecahlah tangisanku, bukan...bukan tangisan bahagia yang Aku rasakan saat itu. Tapi tangisan kesedihan karena sekarang Aku menyandang sebagai istri orang dari lelaki yang tidak Aku cintai. Diriku sekarang sudah terikat dalam tali pernikahan.
Ibuku masuk kedalam kamarku dan menyuruh keluar untuk bertemu dengan Aldo yang sekarang telah resmi menjadi suamiku.
Aku melihat ibu tersenyum bahagia,
Wajah yang sudah menunjukkan mulai menua tampak terlihat cerah.Viona menuntunku menuju suami beserta tamu undangan lainnya.
Setelah menanda tangai berkas-berkas pernikahan, Aldo menyematkan cincin pernikahan di jari manisku, begitu juga sebaliknya. Aku dengan terpaksa mencium tangan Aldo. Setelah itu kami berdua menyalami satu persatu tamu yang ada diruangan itu.
Viona masih dengan setia berada disampingku, menuntunku.
Setelah semuanya selesai, Riana menggiring kami, Aku dan Aldo ke kamar pengantin kami.
Sebenernya Aku tidak kuat melihat Viona melakukan itu semua.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir kekasihku itu tapi Aku tau hatinya hancur sama seperti hatiku. Kami sama-sama terpukul, sama-sama tersakiti.Setalah para tamu undangan pada pulang, Viona pun pamit akan pulang juga tapi Aku mencoba menahannya. Tapi Viona menolak dengan alasan kepalanya pusing. Mendengar itu Aku jadi panik dan cemas. Viona tetap keukeu ingin pulang, dengan terpaksa Aku mengizininya pulang.
Setelah kepergian Viona, Aku kembali masuk kedalam kamarku yang sekarang menjadi kamar pengantinku. Ketika Aku memasuki kamarku itu terasa gerah Aku tidak betah berlama-lama didalamnya. Apa lagi disitu sudah ada Aldo yang berbaring diranjang. Ia sudah mandi dan berganti pakaian. Sedangkan Aku masih memakai baju kebaya yang Aku pakai tadi.
Dengan cepat Aku mengambil pakaian dan juga handuk di dalam lemari serta Aku menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
Aku sengaja berlama-lama berada didalam kamar mandi.
Setelah selasai mandi dan berganti pakaian di dalam kamar mandi, Aku meraih sisir, Aku sisiran sejenak lalu Aku langsung menghambur keluar kamarku. Aku tidak menghiraukan ada Aldo di dalam kamarku.****
Tanpa terasa tibalah waktu malam pengantinku. Dimana malam itu bagi kebanyakan pasangan, malam yang ditunggu-tunggu, malam yang indah, malam dimana penyatuan tubuh dan jiwa bersatu. Tapi tidak bagiku, malam itu adalah malam yang menakutkan, malam yang ingin Aku hindari, Malam dimana batinku tersiksa.
Aldo mulai melancarkan aksinya, Aku hanya diam.. Aku tidak merespon atas aksinya itu. Fikiranku malah ke Viona.. Viona.. Dan Viona.Aldo mulai menciumku, melumat bibirku, menggerayangi tubuhku, tapi Aku tidak terangsang sama sekali apa yang dia lakukan kepadaku saat itu.
Sebenrnya Aku berusaha ingin fokus ke Aldo, Aku ingin melayaninya sebagai istri sebagaimana mestinya. Tapi jiwaku menolak dan tubuhku tidak merespon. Malah wajah Viona yang terbayang di pelupuk mataku.Aldo sedikit memaksaku dan dengan sangat terpaksa Aku melayani Aldo tanpa ada kenikmatan yang Aku rasakan. Aldo berhasil menerobos keperawananku. Sakit.. Ya hanya rasa sakit dan perih yang Aku rasakan.
Aldo merasa puas dan bahagia karena Aku sudah memberikan yang seharusnya ia dapatkan. Aldo melakukanya berkali-kali sampe Aku merasa tulang belulangku rontok, tapi tanpa ada kenikmatan yang Aku rasakan.Lain halnya waktu Aku dan Viona berhubungan intim. Kami sama-sma puas, sama-sama merasakan kenikmatan, kami saling memberi dan menerima, kami sama-sama bahagia, walau tanpa merusak keperawanan kami masing-masing.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BISTIK ( BISikan haTI Kecilku )
Short Storyterimpirasi dari curhatan seseorang selebihnya imajinasi.