Enam

40 6 0
                                    

Maaf typo berserakan dimana-mana.. ☺

************************************

Tidak terasa satu bulan lebih sudah berlalu semenjak hari pernikahan itu. Aku mulai menyibukkan diri untuk mempersiapkan UMPTN. Aku berusaha untuk fokus belajar walau terkadang kenangan dan rasa sakit masih bercokol didalam hati dan fikiranku pada saat itu.
( jujur saja sampai sekarang rasa itu masih ada di dalam hati ini, Masih tersimpan rapi ).

Hari-hari Aku pun lewati dalam kesendirianku.
Dengan usaha keras dan kegigihanku serta do'a ku, akhirnya Alhamdulillah Aku masuk di Universitas Negri di kotaku.
Aku mulai memasuki Lingkungan baru, lingkungan dimana sekarang statusku sebagai seorang mahasiswa seperti harapan kami, Aku dan Rudi semasa di SMU dulu. Kami memang berencana akan masuk di Universitas yang sama.
Tapi apa mau dikata, kami hanya manusia biasa yang hanya bisa berencana tapi Allah SWT menentukanya semua. Dia memilih menempuh jalan hidup yang lain, yaitu dengan menikah.

Hari-hariku sebagai mahasiswa baru cukup menyenangkan. Banyak kenalan baru, teman baru.
Walau Aku banyak kenalan baru baik cowok maupun cewek, Aku belum dapet temen deket yang bisa di bilang sebagai sahabat.

Ditahun pertama Aku di Universitas itu, ada beberapa cowok yang mencoba mendekatiku, tapi aku menganggap mereka hanya sebatas temen tidak lebih.

Aku masih menutup diri dengan lawan jenisku. Aku belum bisa membuka hatiku.
Aku.. Aku masih takut untuk menjalin hubungan persahabatan atau percintaaan dengan lawan jenisku kembali.Aku takut tersakiti lagi, Aku takut kecewa lagi.
Ya walau dalam kasusku ni sebenernya Rudi tidak salah sama sekali karena memang diantara kami tidak ada komitmen apa-apa selain hanya teman atau sahabat.
Te.. Tetapi luka yang diberikannya yang tanpa sengaja sangat sakit kurasa.
Aku sadar.. Itu semua kesalahanku sendiri, aku tidak bisa memaksa Rudi untuk mencintaiku. Dan Akupun tidak pernah secara blak-blakan ngomong sama Dia kalau Aku suka atau cinta kepadanya.

Ditahun kedua Aku kuliah, kakak perempuanku yang nomer satu menikah dan tinggal bersama suaminya diluar kota yang tidak begitu jauh, hanya dua jam perjalanan dari kotaku asalku.

Sedangkan Aku, Aku masih betah sendiri, menjalankan hari-hariku tanpa ada seseorang yang berada disisiku.

Ditahun ketiga Aku kuliah, Aku belajar untuk membuka hati, namun nama Rudi masih Aku tempatkan diruangan kosong didalam hatiku.

Nama cowok itu Fathan, seorang mahasiswa dari universitas lain. Ia juga mengajar anak-anak TPA dilingkungan rumahnya.
Aku dikenalkan oleh temanku Ayu yang kebetulan tetangga Dia,  yang pada saat itu Aku main kerumah Ayu, Dia juga lagi ada disana.

Awalnya Aku terkesan kepadanya, Dia terlihat ramah, sopan dan menurutku Dia juga tau agama setidaknya Dia ngajar di TPA, menurutku sedikit banyak Dia bisa ngaji, itu kesan pertamaku.
Mangkanya waktu temenku bilang ada salam dari Fathan Aku bilang salam kembali.

Semenjak perkenalan itu, kami semakin deket, Dia sering nelfon atau sesekali datang kerumahku.
Dia bisa mengembalikan senyumku yang sempet hilang beberapa tahun yang lalu. Dia mulai mengisi hari-hariku yang dulu Aku jalani sendiri.

Entah hubungan kami ini dekat sebagai teman atau pacar, memang Dia pernah menyatakan cintanya dan Aku menerimanya. Dia sangat gembira pada saat itu sedangkan Aku... Aku tidak merasakan Apa yang Dia rasakan.
Walau pada waktu itu Aku sudah berstatus pacar orang, Aku... Aku belum bisa menerima Dia dalam hatiku, Aku.. Aku belum bisa mencintainya walau hubungan kami sudah berjalan hampir dua bulan lamanya.

Aku sudah berusaha membangun rasa itu, berusaha belajar mencintainya walau sedikit demi sedikit.

Sampai suatu ketika...










Tbc..

BISTIK  ( BISikan haTI Kecilku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang