Setelah pertemuan Woojin dengan sahabat2 Yerim, mereka pergi berdua menikmati waktu luang Woojin sebelum disibukan dengan konser Wanna One.
"Oppa kapan kau pergi?"
"Pergi? Kau mengusir oppa?"
"Luar negeri"
"Eoh.. Eemm beberapa minggu lagi. Kami harus konser di Seoul dulu. Wae?"
"Ani.."
"Yerim..", kata Woojin sambil memberikan tiket konser Wanna One
"Ajak eomma dan appa", imbuhnya
"Eemm.. Pasti"
"Selama aku tak di korea, kau tak boleh telat mengabariku! Ceritakan jika ada yg menganggu"
"Aku paham oppa.. Berhentilah se cerewet ini"
"Yaaaak.. Aku hanya mengkhawtirkanmu.."
"Itu tak akan terulang lagi", senyum Yerim
"Kau populer di sekolah, jd oppa hanya khawatir"
"Oppa?"
"Seonho yg menceritakannya"
"Aisshhh.. Jangan percaya dia oppa"
"Aku sudah tau itu.. Ternyata adiku ini terkenal pintar dan populer hahahaha"
"Jangan mengejeku oppa.. Jangan menambah masalah jg dengan mereka yg tahu aku ini adikmu"
"Kau tak suka?"
"Aku tak mau makin jadi bahan liatan oppa. Di sekolah saja rasanya aku sudah muak"
"Oppa paham.. Mian"
"Tak perlu minta maaf oppa"
"Ayo kita pulang, sudah mulai malam. Kau harus belajar untuk ujian universitas"
"Ah oppa.. Kau sudah ujian?"
"Ani.. Aku akan menunggu Daehwi"
"Ahhh.. Kalian akan se univ?"
"Emmm biar lebih mudah"
.
.
.
.
.Kamar Yerim
"Aku harus pilih univ mana? Seoul atau ikut pertukaran pelajar?", gumam Yerim
Sebenernya Yerim sudah diincar oleh beberapa universitas di Busan, Seoul dan dari luar negeri karena nilainya yang berprestasi. Tapi tidak ada yang mengetahui, kecuali wali kelasnya.
Yerim masih bimbang, dia juga masih belum lulus dan baru akan naik kelas 3. Dia juga tidak tahu apakah nilainya masih akan tetap sebagus ini..
.
.
.
.Seoul
"Eomma appa.. Cepaaaaat", teriak Yerim
"Sabar sayang.. Ini appa mu terlalu lama"
"Mian.. Kajja"
Yerim dan orangtuanya pergi ke konser Wanna One.. Ini hari pertama mereka konser.
Sesampainya disana ternyata sudah sangat ramai dan antriannya sangaaaaat panjang membuat orangtua Yerim terkejut.
"Waah sepopuler inikah anak kita?", kata eomma
"Appa bangga padamu.. Park Woojin"
"Appa tak bangga pada Yerim?"
"Bangga dong sayang.. Kau selalu mengangumkan dengan prestasi2 kamu", kata Appa sambil merangkul dan mencium kening Yerim
.
.
.Kurang lebih 3 jam konser berlangsung. Tak ada kursi yg kosong. Semua Wannable membawa Wannabong dan membawa spanduk masing2 biasnya. Tak sedikit yang membawa spanduk bertuliskan Park Woojin..
"Terkenal sekali kau Park Woojin", gumam Yerim
Setelah Wannable keluar stadion, keluarga Yerim ke backstage untuk menemui Woojin. Mereka juga bertemu orangtua Kim Jaehwan dan Park Jihoon..
"Annyeonghaseyo", sapa Yerim kepada orang tua Jaehwan dan Jihoon
"Eoh annyeong..", sapa mereka hangat
"Saya Park Yerim. Adik Park Woojin"
"Cantik sekali", kata eomma Jaehwan dan Jihoon berbarengan
"Terimakasih. Saya permisi dulu..", kata Yerim dengan sopan
"Oppa..", Woojin menoleh, lalu tersenyum melihat Yerim
Woojin langsung memeluk dan mencium adiknya
"Bau keringet oppa", kata Yerim kesal
"Ohh Yerim", Sungwoon datang lalu memeluknya
"Ah Sungwoon oppa", Yerim balas memeluk
"Yaa.. Sungwoon hyung juga berkeringat tp kenapa kau tak protes?", protes Woojin
"Karena hyung lebih wangi daripada kau Woojin. Yakan Yerim?", ledek Sungwoon
"Eemm benar oppa", kata Yerim sambil menahawan tawanya
"Annyeong Yerim", sapa Minhyun, Jihoon, Jaehwan, Daniel dan Baejin
"Annyeonghaseyo oppadel"
"Apa kabar sayang?", tanya Minhyun
"Baik oppa"
"Bagaimana ujianmu?"
"Baik.. Seperti biasa hehe"
"Jangan memaksakan diri.. Jaga kesehatan"
"Ne oppa.."
"Kau tidak diganggu lagi kan?", Daniel
"Ani oppa.. Terimakasih oppa waktu itu"
"Hhmm.. Jangan sungkan. Jaga diri ya sayang"
Aku hanya tersenyum senang melihat mereka yg sangat akrab. Mereka juga akrab dengan keluarga yg lain.. Tawa dan canda ini seketika mengingatkan bahwa mereka tak bisa bersama selamanya.. Tak bisa selamanya bersebelas..
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Ye Rim? Siapa Park Woo Jin?
Short Story"oppa.. bogoshipeo :(" gumam Ye Rim di kamarnya