-12- Same Direction, Different Way

17.5K 915 43
                                    

Same Direction, Different Way

Detik ketika bibir Alfon menyentuh bibir Elsa, pertanyaan itu muncul dalam kepalanya.

"Will you marry me?"

Alfon berniat mengabaikan itu. Sampai Elsa membalas ciumannya. Pertanyaan itu bergaung semakin keras di kepala Alfon. Maka, begitu ciuman mereka berakhir, Alfon tak segera menarik diri. Ia mengambil napas sebelum menempelkaan kening ke kening Elsa. Matanya menatap tepat di mata wanita itu.

"Will you marry me?" Alfon menyuarakan tanya yang selama ini hanya ada dalam kepalanya.

Reaksi Elsa adalah, bingung. Wanita itu jelas tampak bingung. "But we're married. Already."

Alfon mendengus pelan. Ya, mereka memang sudah menikah. Namun, kenapa pertanyaan itu terus-menerus muncul di kepala Alfon?

"May I kiss you again?" pinta Alfon, ingin memastikan satu hal.

Elsa masih tampak bingung, tapi ia mengangguk. Wanita itu perlahan memejamkan mata. Alfon mengagumi kecantikannya. Selalu. Kali ini, ketika Alfon mencium Elsa, pertanyaan gila itu tak ada lagi di kepala Alfon. Akhirnya, kata-kata itu berhenti mengganggu Alfon setelah Alfon menyampaikannya pada Elsa.

Alfon mengakhiri ciuman mereka dan akhirnya menarik diri. Elsa perlahan membuka mata.

"You're so beautiful," ucap Alfon sungguh-sungguh.

Elsa tampak terkejut, tapi kemudian tersenyum. Senyum bingung. Alfon tersenyum geli.

"Ehem!" Deheman itu membuat Alfon berbalik.

Alfon terkejut melihat kedatangan Ken, Arisa, Yura, Dio, bahkan Aira dan Rey. Mengingat pertemuan terakhir mereka minggu lalu, juga ... Alfon tak melihat mereka sejak tadi. Meski Alfon masih marah pada Aira, tapi ia bersyukur karena sahabat-sahabatnya itu datang.

"Sekarang kita impas," Ken berkata. "Kalian juga datang telat di pesta pernikahanku."

Alfon tersenyum geli. Ia menoleh pada Elsa dan melihat wanita itu tersenyum. Senyum tulus, bahagia.

"Makasih, kalian semua datang ke acaraku," ucap Elsa. Ia lalu melongok ke belakang, ke arah Aira berkata, "Thanks, Ai."

Alfon diam-diam menghela napas. Seandainya Elsa tahu apa yang telah dilakukan Aira pada mereka. Terutama, pada Elsa.

Ketika tiba Aira berdiri di hadapan Alfon, wanita itu tiba-tiba berkata, "Aku ke sini karena diundang Elsa."

Alfon mengabaikannya. Elsa menatap mereka heran. Namun, ketika Aira tiba di depannya dan memeluk Elsa, Elsa balas memeluk Aira. Elsa memeluk Aira paling lama. Ia bahkan belum pernah memeluk Alfon. Apa masalah Elsa sebenarnya?

Oke, bukan itu masalahnya. Terlepas dari kemarahannya pada Aira, Alfon tetap berutang terima kasih pada Aira karena telah menjaga Elsa dan menjadi satu-satunya teman Elsa di saat terberatnya. Masalah mereka cukup mereka saja yang tahu. Alfon tidak akan membiarkan Elsa tahu.

Begitu mereka pergi, Elsa menatap Alfon penasaran.

"Kamu berantem sama Aira?" tanya wanita itu.

Alfon tak membalas.

"Kenapa? Kamu kalah taruhan sama dia?"

Alfon sudah akan membalas jika itu bukan urusan Elsa ketika terdengar suara Ken memanggil namanya dengan microphone pengisi acara. Alfon dan Elsa menoleh ke arah stage tempat pengisi acara berada. Ken, Dio dan Rey sudah menggantikan posisi vokalis, gitaris dan drummer band pengisi acaranya. Ken lalu kembali berbicara di mic,

Just Marry Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang