PERTEMUAN

44 8 0
                                    

Bagai hujan di tengah kemarau panjang
Hadirimu telah membawa berjuta rasa yang tertawan

Rara_lestari


"Rayna stop jangan mudur lagi"

Suasana teras yang gaduh dengan segrombolan mahasiswa seketika tenang dan hening, semua mata kaum hawa seakan terhipnotis dengan seseorang yang melewati mereka.

"Ada apa sih mbak?" tanya Rayna pada Nia heran, ketika suasana sudah kembali seperti semula.

"mm... coba nengok ke kanan deh" sambil menunjuk pria yang berjalan dengan kemeja abu-abu bertubuh tinggi dan berbadan sedang, "oh gara-gara.... itu" ucap Rayna lirih kemudian mengajak sahabatnya Nia untuk kekelas mengingat 10 menit lagi perkuliahan akan di mulai.

Dari dalam kelas masih terdengar sayup-sayup suara mahasiswa lain yang membahas kejadian 5 menit yang lalu.

"Ya ampun ternyata beneran cakep" ucap kagum Anisa

"Memang kamu sebelumnya tahu beliau?"

"Gak juga sih, tapi dua hari yang lalu sempat dengar ada dosen baru di jurusan sebelah katanya cakep kayak opa-opa tapi versi lokal"

"Wah gak adil, harusnya yang model kayak gitu jadi dosen kita aja" protes Kurnia


Pagi begitu cerah angin bertiup sepoi-sepoi menemani langkah Rayna menuju ruang dosen untuk melakukan bimbingan tugas. Hari ini kampus terlihat sedikit lengang karena sedang ada acara di Dekanat.

"Ada pak Purnama di dalam?" tanya Rayna pada mahasiswa yang baru keluar dari ruang dosen.

"Ada, tapi tunggu bentar soalnya Indah baru masuk"

"oke"

Rayna menuju ke arah kursi tunggu yang ada di depan ruang dosen, tapi langkahnya terhenti ketika menemukan objek menarik di depannya yang sayang untuk di lewatkan begitu saja. Pandangan gadis itu seketika terfokus pada dosen yang baru saja turun dari tangga bersama dua orang mahasiswanya. Rasa penasaran dari kemarin masih menyelinap sedikit di pikiran gadis itu ketika teman-temannya memuji dan sangat tertarik dengan sosok di hadapannya saat ini, yang menurutnya biasa. Bagi gadis itu laki-laki tampan sudah banyak saat ini tapi stok laki-laki bijak dan paham agama sudah langka termakan arus globalisasi dan hendonisme jaman.
Diapun duduk di kursi yang ada tak jauh dari objek sasaran dan mengambil stopmap warna merah yang ada di tasnya, persiapan bimbingan sekaligus penyamaran diri agar tidak kelihatan terang-terangan saat melakukan pengintaian. Sambil sesekali mencuri pandang kearah pria yang membuat kaum hawa di kelasnya memuji dan ketika objek sasaran mulai menyadari, gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah setop map yang ada di tangannya sambil sesekali membolak balik isi di dalamnya. Meski penasaran jaim dan harga diri tetap nomor satu bagi gadis itu.

"Baik pak, untuk hari kamis apa saya bisa melakukan bimbingan lagi dengan bapak?, sepertinya saya masih butuh konsultasi terkait referensi tambahan yang masih kurang, dan masih sedikit bingung untuk mengimplementasikan teori dengan kajian yang saya buat" ucap salah satu mahasiswa yang mengenakan jilbab ungu.

"Iya, silahkan mbak"

"terimaksih ya pak, saya pamit duluan Assalamu'alaikum" yang hanya di jawab anggukan oleh Ersand dan menjawab salam lirih.

"Heleh modus tralala..." sahut Rayna lirih.

Raynapun membungkam mulut seketika saat laki-laki di depannya melihatnya dan berdiri beranjak menuju WC yang ada di samping ruangan dosennya. 

You are the OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang